Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Minggu, 24 Juni 2018

a little flashback of a missed call

         Sisa hujan deras semalam menyisakan dingin, sungguh dingin hingga menusuk ke hati. Aku tergerak sedikit demi sedikit ingin menyentuh yang sudah begitu lama aku ceritakan. Iya, kembali menulis dan meluapkan kata yang ada diotakku. Kubaca sedikit publikasi-ku zaman dahulu. Kulihat popular post dan mulai memainkan tanganku. Bergerak sedikit demi sedikit mengarah ke tempat yang menarik perhatianku. "a missed call" benar-benar menghipnotisku untuk menekan ditempat itu. Iya. aku benar-benar melakukannya.
          Tangan yang dingin kutangkupkan pada wajahku, hangat, begitulah yang kurasa. Mataku mulai mengamati barisan-barisan kata pada layar laptopku. Satu persatu kulihat kemudian kubaca dengan saksama. Kemudian terukir seulas senyuman penuh kenangan pada wajahku di baris kedua. Ah, benar-benar... Aku menuliskan sesuatu yang sangat benar waktu itu pikirku.
           Aku kembali mengonsentrasikan pikiranku pada tulisan yang kubaca itu. Wah, aku semakin tersenyum kemudian sedikit menundukan kepala, menutupkan tanganku pada wajah beberapa detik kemudian melihat ke kiri dan tersenyum lebih lebar lagi. Aku...umm maksudku, aku harus berani membacanya hingga tuntas. Perlahan tapi pasti, kuayunkan tanganku ke sisi tangan layar cerita itu, menggerakan dengan jari-jariku sekedar untuk melihat lebih jelas dan lengkap cerita itu. Iya, aku sangat semakin tersenyum. Aku tak bisa menuliskan senyumku dalam kata yang benar kali ini, tapi aku sudah berusaha karena aku sudah berkomitmen untuk menulisnya, hihi. Otakku terasa begitu panas dan benar-benar butuh kedinginan, wkwk. Entahlah, aku tidak tau pertanda apa itu.
            Aku sampai pada perlabuhan terakhirku, eh, bukan. Aku sampai pada baris terkahir cerita itu.  Dua baris akhir kalimat itu benar-benar membuatku cukup lama termenung, memperkerjakan otakku sedikit lebih keras dan beberapa kata mengaung dikepalaku. Otakku benar-benar butuh kedinginan dan hatiku benar-benar kedinginan. Ini penyakit. Bagaimana mungkin hati dan pikiranku tidak selaras?
           Kamu tau obat segala penyakit? Al-Qur'an. Aku rasa, aku harus lebih banyak mengaji dan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Semangat ya akhi ya ukhti! Let's go to jannah together. Semoga kebaikan selalu menyertai kita, insya allah. Berikut firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qu'ran:

ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً

Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).

Kamu

Kamu bertindak tidak adil, hanya aku yang tidak diberikan kebenaran.

Sabtu, 16 Juni 2018

Bae

Aku harus membedakan antara jatuh cinta dan obsesi semata.
Jika benar obsesi, aku sudah lama pergi bukan?