Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Sabtu, 31 Agustus 2019

Waiting

        Malam terasa panjang sekali. Layar telepon genggamku menyala beberapakali menandakan ada pesan masuk. Entah dari siapa, aku tidak bisa melihatnya secara langsung. Tertulis sebelas pesan. Aku menerka sembilan diantaranya adalah pesan grup, siapakah dua pesan lainnya? Jeng jeng jeng... Aku tidak bergegas membuka pesan tersebut, takut sekali yang muncul tidak sesuai harapanku. 
          Aku masih duduk dikamarku, bermain bersama otakku dengan segala kemumgkinan yang akan aku hadapi beberapa menit lagi, sesekali terfikir tentang masa lalu pun masa yang akan datang. Asal bersamamu, aku kan senang. Hehe. Lupakan kalimat akhirnya, hanya ocehan yang dibuat agar sedikit tersenyum. Terimakasih sudah sampai pada bagian ini. Aku akan melanjutkan menuliskan beberapa hal yang benar mengganggu-ku akhir-akhir ini. Hmm. Iya, begitulah. Sebelum melanjutkannya, ayo kita berdo'a semoga Allah membantu kita (khususnya aku) untuk terus belajar tentang ilmu Allah. Aamiin.
          Layarnya terus menyala, jiwaku berbisik 'sampai kapan hanya melihat saja?', pun aku masih diam dan melanjutkan aksi otakku untuk terus sibuk berfikir ria. Aku terus melihat ke arah telepon genggamku selama beberapa menit, lalu memutuskan untuk mengangkatnya dan mulai menggerakkan jariku untuk membuka jarinya. Ah, tidak sabar sekali melihat pesan yang datang. Akan sangat senang jika pesan yang datang adalah dari ... (silahkan isi sendiri dengan nama yang kamu inginkan pesannya datang menyapamu)
              Aku sudah sampai pada ruang pesan, aku mulai melihat deretan pesan masuk dan memilah pesan mana yang akan aku baca terlebih dahulu. Sesekali jika dirasa perlu, aku langsung memberikan jawaban atas pesan yang masuk. Sudah beberapa pesan terlewati pun aku belum menemukan yang aku cari. Dengan hati-hati kali ini ku baca sepenuh hati. Mungkin pesan itu aku lewati. Aku melihat sampai akhir deretan pesan untuk memastikan benar bahwa tidak ada pesan yang aku tunggu itu. Sekali lagi, aku menarik kembali ke atas deretan pesan dengan terburu-buru. Pun tidak ku jumpai satu pun.
        Aku  melihat namanya, tertulis dengan rapi dan jelas lengkapnya tapi tidak dengan pesan masuknya. Iya, akhir akhir ini aku menghentikannya, kebiasanku datang menyapa dengan senyum sumringah tak nyata di depan matanya. Aku ingin merubahnya, menjadi nyata dan karena Allah semata. Aku coba kuatkan diri dan hatiku bahwa jalan yang terbaik adalah karena Allah. pun jika bukan dia, aku yakin dan percaya, Allah punya rencana. Semangat dan bersabarlah. Semoga tidak lelah. Mintalah pada Allah dan berdoa'alah, agar kita pada visi misi yang sama. Masyaa allah