Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Jumat, 26 April 2024

Kembalikan Aku Seperti Sebelum Mengenal Cinta.

Tentang mencintai, kau bukanlah seseorang yang mudah menjatuhkan hati, terlebih kepada yang baru sekejap singgah di hidupmu. Namun, dengannya, kau menyangkal segalanya. Hatimu jatuh, benar-benar jatuh.
Padahal, kau mengetahui, sangat-sangat mengetahui; Dia ialah seseorang yang masih memiliki luka lama, dia ialah seseorang yang masih memiliki sisa air mata di pipi, dia ialah seseorang yang masih menata kepingan hati. 

Tetapi, kau terlalu jumawa dan angkuh, kau mengira dengan kehadiranmu akan membuatnya sembuh. Pikirmu, seseorang yang pernah merasakan patah hati, pasti akan mengerti bagaimana caranya menghargai.

Telingamu tuli mendengar nasehat-nasehat, matamu buta melihat kesungguhan. Hingga akhirnya, sesuatu yang tak pernah terbayang olehmu terjadi, sesuatu yang tak pernah kau sangka tiba-tiba nyata.
Setelah lukanya mengering, setelah pipinya tak lagi basah, setelah hatinya kembali tertata, dia berlalu meninggalkanmu. Bersamamu, dia hanya ingin pulih lalu beralih.

Bagaimana rasanya karam di lautan yang kau tahu hebat badainya tetapi tetap kau arungi?
Bagaimana rasanya tersandung batu besar yang kau tumpuk di tengah jalanmu sendiri?
Bagaimana rasanya tergores pisau yang kau asah hingga tajam?
Bagaimana?

Kini, kau yang terluka bahkan berdarah banyak.
Kini, pipimu yang tak berhenti basah sepanjang malam.
Kini, hatimu yang hancur, berantakan, luluhlantak. 
Dan kini, kau hanya bisa terpaku. Karena, memohon meminta dia kembali pun tak akan pernah dia pedulikan. Dia sudah jauh, begitu jauh.

Memang, tidak ada seorangpun yang bisa memilih kepada siapa cintanya akan jatuh, tidak ada seorangpun yang bisa menahan kepada siapa perasaannya akan berlabuh. Karena, semua mengalir seperti air. 
Namun, seharusnya kau mengetahui apa dan di mana ujung dari sebuah muara. Seharusnya kau menyadari apa yang telah menanti di depan sana; 
Menggenggam seseorang yang masih erat memeluk masa lalunya, mengejar seseorang yang masih berlari ke arah masa lalunya, bermimpi membangun masa depan dengan seseorang yang masih terperangkap di dalam masa lalunya, adalah menyakiti diri paling sengaja.
Sungguh, kau tak akan mampu sepenuhnya memiliki seseorang yang setengah hatinya sudah hilang.

Untuk semua yang telah menempamu;
Ke mana kau akan lari?
Ke mana kau akan mengadu?
Ke mana?
Iya, hanya kepada-Nya; 
Dia yang tak pernah berlari ketika kau berlari. 
Dia yang tak pernah menjauh ketika kau hendak mengadu. 
Dan Dia yang selalu ada ketika kau membutuhkan-Nya.

Terkadang, kau marah ketika Dia seakan tidak memberikan apa yang kau inginkan.
Terkadang, kau marah ketika Dia menjauhkan dari apa yang kau harap untuk dekat.
Yang kau tidak tahu, Dia lebih tahu apa yang terbaik untukmu, Dia lebih tahu apa yang pantas untukmu.

Betapa Dia menyayangimu, tak sekalipun Dia menelantarkan, tak sekalipun Dia mengabaikan.

Setelah kau hancur oleh manusia, Dia genggam harapanmu, Dia bangun. 
Setelah kau tersesat karena mengejar cinta manusia, Dia buka jalanmu, Dia tuntun.
Hingga kau ikhlas, hingga kau dibersamakan dengan seseorang yang memang takdirmu, hidup seatap denganmu.

Luka yang pernah ada, dibuat-Nya mengering, bahkan kau lupa pernah se-berdarah itu.
Pipi yang pernah basah, di buat-Nya tak henti tersenyum, bahkan kau lupa pernah se-menangis itu.
Hati yang pernah patah, dibuat-Nya utuh, bahkan kau lupa pernah sehancur itu.

Jadi, harus dengan cara apa lagi agar kau tersadar, bahwa cinta yang tak melibatkan-Nya pasti akan berakhir kecewa. Dan cinta yang senantiasa ada Dia didalamnya pasti akan berakhir bahagia.





patahan.ranting.

Telah tersedia di Gramedia
Kembalikan Aku Seperti Sebelum Mengenal Cinta.

Minggu, 21 April 2024

saya, saya sedang tidak baik

malam ini hujan cukup deras, mataku dan alam menyatu. lalu, kemana akan ku bawa diriku melangkah? 
jalan benar yang mana yang bisa membawaku? 

haruskah aku menutup mata dan terus berusaha?
ataukah menepi dan berdamai dengan hati?

sayang, apakah ini nyata?

Sabtu, 13 April 2024

Saya Tidak Suka Libur

 libur/li·bur/ v bebas dari bekerja atau masuk sekolah;


Libur adalah kondisi dimana kita bisa menikmati hari yang bebas tanpa beban tugas, baik tugas sekolah atau pekerjaan. Libur biasanya bisa dengan santai menikmati waktu. Aku? Aku tidak mau libur, terlalu banyak waktu luang dan hal-hal yang membat libur menakutkan bagiku. Salah satunya: akan memikiran banyak hal lain selain tugas dan pekerjaan. 

Aku tidak suka libur.

Aku tidak suka libur.

Aku tidak suka libur.

Kebanyakan kegiatan akan juga ku lakukan pada saat libur, tapi libur yang panjang aku tidak suka. Aku ingin menentukan liburku. Aku tidak suka waktu libur yang sama denan orang lain, terlalu ramai. Aku tidak sukal libur yang ramai. Aku suka libur yang tenang.

Sayang, aku tidak suka libur karena saat libur perasaan tidak karuan: maksudku terlalu banyak perasaaan. Tidak libur membuatku sibuk, tidak sempat memikirkan kerinduan. Semuak kesibukan ini aku lakukan agar aku tidak ada waktu libur yang sama dengan orang-orang.

Sayang, terima kasih ya. Saya pikir saya akan libur [?] 

Kasih, bolehkah aku meminta maaf?

Kasih, bolehkah aku meminta maaf? 

Untuk seluruh keegoisan yang memintamu menetap. Ratapan yang ingin ditatap. Serta rengek-rengek menjijikkan yang selama ini memenuhi pernapasanmu hingga sesak dengan udara yang kedap. Maaf. Maaf untuk perasaan cinta yang memakanmu habis tak bersisa. 

Kasih, tembok tinggi dan kokoh ini ternyata sakit sekali ya, setiap ku rengkuh paksa. Aku mendengar tangisanmu, melihat lukamu, menyaksikan kesakitan mu, tapi entah kenapa kita terasa jauh. Yang kupeluk hanya dingin-gigil yang habis cara kucoba hangatkan.

Tak apa kasih. 
Tak apa jika kau tak mau memberiku pintu. Siapa juga orang bodoh yang mau membiarakan kebuasannya berulang-kembali datang? 

Maka itu, aku hamparkan di hadapanmu seluruh kuat yang kupunya. Berbah tegar yang kupolesi permukaannya. Semua waktu. Semesta himpunan cinta. Untukmu, seluruh hal baik yang kusembah kehadirannya. Makhluk indah yang membuatku kembali bisa mengecap rasa setelah berwaktu-waktu yang entah. 

Mungkin aku harus berterimakasih pada Tuhan lebih banyak setiap pagi, karena kau telah dibiarkan menggenggam tanganku yang terbiasa memeluk dirinya sendiri. Menjadi sandaran terbaik dari seluruh elegi bumi yang alirannya tak pernah terhenti. Manusia yang benar-benar punya telinga.

Yang kata-katanya sedamai gemericik air di kaki bukit dalam perjalanan menuju semedi. Selalu memberi pundak tanpa ditanya. Mengulur tangan tanpa diminta. Kau membuatku merasa akulah segalanya di bumi. Hingga apapun itu akan terlewati selama kau ada di sisi.

Aku selalu mengenangmu dengan cara itu. Hingga belakangan ini, tetesan air yang menghangat di pelupuk mata menyalahkan diri sendiri karena tak ahli menjaga. 

Kasih, aku tak lagi punya apapun untuk menggenggam dirimu terus di sini. Hatiku hilang dari rongganya. Tanganku lepas tercerabut paksa. Kakiku patah sebelah. Dan pandanganku gelap seluruhnya. 

Jika ditanya, pasti aku akan tetap egois memintamu tak kemana-mana. Tapi semuanya ada di tanganmu sayang. Tak perlu bertahan karena merasa tidak tega. 

Jika cinta sudah tak mampu membuatmu tinggal. Jika pedar sudah mengakar di lidah. Jika sembilu sudah menusuk ke ulu. 

Lakukanlah sayang!!

Aku akan tetap mencintaimu sama besar. Mengikhlaskanmu tak tau kapan. Dan membencimu dengan tak kan mungkin. Tapi menahanmu yang hampa seperti ini, seperti melihat aku membunuhmu setiap hari. Pedihnya lebih dari mengiris nadi sendiri. 

Jika itu yang kau mau, melangkahlah sayang. Biar kematianku kali ini, aku kubur sendiri.

-RiZe-

[bisakah aku?]

Maka biarlah, aku mati diantara rasa pedih—sebab tak mampu menggapai kasihmu. 

Kau—berbahagilah, dengan sebenar-benarnya bahagia yang tak bercelah luka diujungnya. Kerap kutitip doa, dibalik isakan tangis yang luruh; berharap apa yang terjadi padaku, seusai kehilanganmu—takkan kau rasakan sakitnya.

Semoga jatuh cintamu kali ini; bermakna selamanya. Sekalipun aku menata kata dengan air mata, tak kuingin kau menelan kecewa. 

Maaf sempat kuberi celah pada anganku, untuk mendapatkan tempat (lagi) dalam hidupmu. Demikian, dengan menyaksikan kau mulai menetapkan hati pada seseorang lagi, sadarku dibentuk secara paksa; bahwa, rasaku adalah himpunan dari kesia-siaan belaka.

- Catatan lalu, Nona Jingga


Aku, aku rasanya ingin seperti ini tapi takut, takut aku tak bisa bangkit lagi. Takut sakitku terlalu sakit. 

Jumat, 12 April 2024

all the way, waiting for you

Hi, I am full of love from another one, the one who looking for me because they used their time to me. But, I am waiting for others. That's a little bit hurt. 

too much waiting

I read an article that this relationship will make me waiting too much, is that right? 
And slowly, I feel it. 

I hope, I found you, soon. 
And we need each other and everyone happy for us. 
I miss you. 

Kamis, 11 April 2024

Sayang, sayang, sayang [2]

Aku terjebak dalam perjalanan kisah yang cukup menyesakkan. Meluruhkan keberanian dan dihadapkan kenyataan. Perlu banyak pertimbangan dan kerelaaan. Ah, sayang. Apa benar begitu? 
Beberapa waktu yang lalu saya kirim pesan "saya ternyata tidak cocok ya posisi ini."
Karena saya ingin diprioritaskan setiap waktu, saya ingin diratukan karena ingin sepenuh hati melayani. 

Saya tertawa juga meringis jikalau ingat saat merasakan klo saya tidak cukup penting. Sayang, benar kan? 

Saya: bersedih tapi yasudahlah. Saya harap saya bisa mengatasi ini semua, seperti dedaunan yang terlihat tenang tetapi selalu berstasbih kepada Tuhan. Sayang, bantu aku. 

Sayang, sayang, sayang



Untuk kamu yang sedang "Mencintai milik orang lain"

Nyesek ya? Kebanyakan dari mereka yang belum pernah merasakan apa yang kamu rasakan akan terus menerus menyalahkan posisimu. Beberapa mungkin lupa bahwa "perasaan" adalah milik Allah. DIA yang menganugerahkan rasa itu kepadamu

Tapi ingat, DIA selalu memberimu kebebasan untuk memilih ; membiarkan rasa itu tumbuh dan bersemi (tentu saja hal ini akan menyakiti banyak hati) atau menguburnya dalam-dalam (dan merelakan hanya hatimu yang tersakiti)

Mencintai adalah hakmu. Tapi bukankah seharusnya cinta tidak sejahat itu?

Mundurlah. Pergilah sejauh yang kamu bisa. Tak apa-apa jika pada akhirnya kamu harus terluka. Suatu hari nanti kamu akan sembuh. Suatu hari nanti waktu akan menyamarkan semua rasa sakitnya. Jangan merendahkan dirimu sendiri hanya agar bisa menggenggam milik orang lain

Kamu jauh lebih berharga daripada itu. Jangan biarkan hatimu lelah dengan melakukan hal yang sia-sia. Bebaskan jiwamu, supaya kelak dia bisa menyambut cinta yang akan mengantarkanmu sehidup sesurga

---Banyu Bening---

Senin, 08 April 2024

Sayang (?)

"Aku adalah sekumpulan bentuk dari rasa kecewa. Aku adalah amarah yang tak terucap. Aku adalah kesedihan yang sulit ditebak. Aku adalah hancur yang terlalu berantakan. Aku adalah patah yang mencoba menjadi jenaka.

Aku adalah gelap. Aku adalah abu-abu yang paling pekat. Aku adalah hitam yang tak lagi nampak. Aku adalah aku. Remahan ketiadaan yang keberadaannya takkan pernah terungkap

Banyu Bening"

Sayang, maukah membantu menjadi lebih berwarna lagi? Pelan-pelan ya. Jangan terlalu cepat ini itu, boleh disahkan dulu? Biar percaya, biar berani.

Sayang, rasanya rindu tidak pernah berhenti ya. Hmm. 

Minggu, 07 April 2024

saya ingin bersama

Sampai akhirnya saya benar-benar memahami, bahwasanya; setiap yang datang akan sekaligus menjanjikan kepergian—saya tak lagi memaksa seseorang untuk tinggal bersama saya lebih lama.

Saya membvnuh banyak harapan, sebelum ia tumbuh menjadi keinginan. Menyambut setiap langkah yang menghampiri, juga tak lagi punya nyali untuk menahannya agar tak pergi. Seingin apapun saya, memaksa seseorang untuk tetap memilih saya; hari ini dan nanti—saya tahu, saya hanya sedang menunda kehilangan itu. 

Sekarang, saya selalu menekankan pada diri, bahwa; saya tak layak larut dalam sedih dan sepi.

Saya tidak boleh memakai hati dalam menyikapi apa saja yang ingin datang dan pergi, saya tidak boleh; semudah dahulu menitipkan percaya pada guratan kata tanpa bukti—saya, saya bisa pulih sendiri.

- catatan, Nona Jingga

Kamis, 04 April 2024

kita ya [?]

Aku adalah entitas yang terperangkap dalam reruntuhan masa lalu. Kekecewaan ini membutakanku tentang konsep menerima yang sesungguhnya. 

Ketika luka tak sembuh pada cermin yang masih retak, harapan sirna pada rumah yang tak lagi utuh. Dan kau kembali berhasil menjahitkan rindu di antara kaca jendela. Meskipun rindu itu terbengkalai serasa tak berguna.

Aku yang tak terdengar oleh siapapun. Bisu yang begitu bising mengutuk kesendirian. Sorai yang begitu ramai merayakan gagal dan tawa. Mengendap tersedak memonologkan diri. Menghitung hari demi hari berlalu, mengantarkan potret segala tentangmu yang akan segera menjadi kenangan demi kenangan. Lalu dibawa penghujan menuju musim berikutnya.

Entah lebih cepat atau lambat penghujan tidak pernah gagal menjalankan tugasnya. Tapi kau tenang saja, suara dan wajahmu boleh tergerus masa. Namun namamu telah abadi dalam pusara puisi-puisiku. 

Aku dan seluruh keberadaanku telah remuk--melebur menjadi kata demi kata yang tak terdefinisikan. Beserta pepohonan dengan siluet kering nan rapuh selayaknya hujan yang menghardik matahari. 

Kita adalah warna yang hilang, degup yang padam, jantung yang terlumat, nadi yang tersentak putus, dan jejak-jejak sepatu yang kian memberi jarak.

-RiZe-

Memeluk Pilu

Dalam liku kehidupan ini, inginku jalani bersama seseorang yang kucintai dan mencintaiku setulus hati, sebagaimana cintanya bulan kepada malam, ataupun mentari kepada siang. Tercipta rasa, semua manusia bertekad untuk bahagia, dunia dan akhirat. Aku penduduk bumi yang menginginkannya, juga dalam cinta dan kasih sayang, berharap merengkuh ridho Illahi untuk damai yang hakiki sampai menjejak dan menjadi penghuni surga-Nya nanti.

Namun, semesta tak selalu mengizinkan, kisah cinta yang tergambar indah tapi berbalik dengan kenyataan. Beberapa harapan hanyalah harapan. Beberapa mimpi mungkin hanyalah sebatas halusinasi. Seseorang yang dulu berjanji tak pergi dengan apapun yang terjadi, pada akhirnya melangkahkan kaki. Seseorang yang pernah meyakinkan aku dengan ‘cinta’ akhirnya memperkenalkan aku dengan apa yang disebut luka dan kecewa.

Dan memang, yang berjuanglah yang terluka parah, yang setialah yang berujung pasrah. Pada keping hati terdalam dipaksa ikhlas melepas dan menerima takdir bahwa semua harus terpisah. Seperti mimpi, tapi inilah kenyataan yang harus kujalani dan hadapi. Kuat tak kuat, bisa tak bisa, semuanya harus kuterjang juga.

Pada titik-titik rendah dalam hidup yang larut akan kesedihan, kucoba mengemas hati dan memeluk pilu. Hingga waktu yang membuatku tersadar bahwa aku tetaplah aku.

Biarlah semuanya terjadi, bahkan banyak yang aku pelajari dari kisahku sendiri.
Biarlah luka kemarin akan aku jadikan kekuatan untuk terus melangkah ke depan. 

Kutipan dari buku Memeluk Pilu| Muhammad Nuka 
(Info pemesanan hubungi nomor yang sudah tertera)

Rabu, 03 April 2024

Kamu adalah Keajaiban

Aku memutuskan untuk berterus terang tentang apa yang kurasakan selama ini. Aku sudah mempersiapkan diri seperti apa reaksimu nanti-entah marah atau justru menyambutku dengan hangat

Aku tidak mahir dalam beberapa hal-termasuk mengejarmu. Aku lebih memilih untuk menunggumu menoleh ke arahku. Meskipun sebenarnya aku lelah jika harus terus menerus bersembunyi dalam hal memikirkanmu

Aku memang tidak pandai merangkai kata-kata sepertimu. Tapi aku tau cara terbaik untuk mendoakanmu. Aku tau beberapa dari mereka menyukaimu karena keramahanmu. Karena sikap hangat dan caramu membuat seseorang merasa nyaman


Namun aku lebih menyukai pandanganmu dalam melihat dunia dan menjadikan beberapa hal tampak lebih istimewa

Aku suka saat kita menghabiskan waktu bersama. Membicarakan hal-hal tidak penting sambil tertawa. Menyenandungkan beberapa lagu yang terkadang iramanya sumbang tanpa nada

Tenanglah, aku bukan perempuan pemarah saat kau lebih asyik menghabiskan waktumu yang entah dengan siapa. Aku juga bukan si pencemburu saat chatku hanya berakhir centang biru. Aku adalah aku, perempuan rumit yang hanya berani mengagumimu dalam kesederhanaan

Mungkin mereka berusaha mengejarmu mati-matian. Sedangkan aku hanya ingin berjalan di sebelahmu. Menggenggam tanganmu dan memelukmu dengan erat. Menemanimu melewati separuh putaran bumi hingga kau mampu mewujudkan semua mimpimu tanpa ada lagi keragu-raguan

Aku tidak akan menjanjikan apapun. Aku tidak berkata bahwa denganku hari-harimu akan selalu bahagia. Tapi percayalah, ketulusanku tidak akan pernah ada duanya. Sebab aku salah satu perempuan yang percaya bahwa mimpi harus kita wujudkan bersama-sama. Lalu, maukah kali ini kau bersanding denganku?!

Banyu Bening

Sayang, saya ingin bersama

Aku penasaran apa kamu akan merindukan aku saat aku tak ada lagi di hadapanmu Apa kamu akan mencariku seperti aku yang tidak pernah lelah menunggu kehadiranmu

Apakah malam-malammu akan kembali tenang hingga kamu bisa tertidur lelap. Karena sungguh setelah malam itu, aku tidak tau bagaimana harus melalui hari-hariku

Aku sempat meminta pada Tuhan untuk kembali memformat ingatanku dan menghapus jejakmu. Tapi seperti biasa, DIA justru membiarkan semua kenangan tentangmu melekat begitu erat dalam memori otakku

Bagiku kamu adalah rintik paling indah di tanahku yang gersang. Meneduhkan hamparan jiwaku yang telah lama usang. Dan kini saat kamu harus kembali menjadi partikel-partikel awan, maka tidak seharusnya aku bersedih bukan?!

"Berjanjilah padaku untuk terus menjadi manusia yang kuat"

Kamu harus terus melanjutkan hidup apapun yang terjadi. Aku percaya bahagiamu akan tumbuh seiring berjalannya waktu atas keikhlasan yang kamu tanam atas kepergianku

Terima kasih untuk semuanya. Untuk kesempatan menyayangi. Untuk segala perhatian. Dan untuk waktumu karena sudah mau menemani ragaku yang sekarat. Aku menyayangimu

Banyu Bening