Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Jumat, 07 Agustus 2015

Dia?

         Kali ini, untuk kali ini saja, aku meminta padamu untuk tidak menampakkan wajahmu. Kumohon sekali, tetaplah bersembunyi disana. Setidaknya disaat saat seperti ini kumohon sekali lagi tetaplah disana. Nanti, nanti aku akan memintamu keluar ketika tak ada orang yang akan melihatmu. Ketika semua orang sedang terlelap atau mereka sedang pergi, maka disaat itu jika kau ingin muncul, aku akan menerimamu. Keluarlah, karena dengan senang hati aku akan menyambutmu. Tapi bukan sekarang, bukan aku tidak mau menerimamu atau apa pun yang mengarahkan kau adalah sebuah kejahatan. Tapi, aku... Aku merasa malu. Aku merasa malu jika kau keluar sekarang karena sekarang aku bukan anak kecil lagi, jika dahulu kau keluar sesuka hatimu, yah, seperti kukatakan tadi, sekarang kau tidak bisa melakukannya lagi. Bekerjasamalah denganku, berjanjilah denganku bahwa kau akan keluar jika nanti aku memintamu. 
           Yah, sekarang kau sudah cukup baik melakukan tugasmu. Kau mampu bertahan disaat seperti ini. Yah, sesaat tadi sebelum ayahku yang mengantarkanku ke tempatku mencari ilmu akan pulang, hiks~ aku kagum kau masih bisa bersembunyi saat dia akan pergi menggunakan sepeda motornya kembali. Walaupun kau sudah tak benar-benar tertutup dari persembunyianmu, walaupun kau sudah terlihat sedikit, aku kagum, benar-benar kagum kau tidak benar-benar keluar. Walaupun saat melihatnya sudah bergerak menjauh dengan sepeda motornya itu, kau keluar tanpa kuminta dan sulit sekali untuk berhenti. Tak apa, yang terpenting 'mungkin' ayahku tak melihatmu. Tak apa, aku tau kau tidak sekuat itu untuk bersembunyi. Tak apa, tak apa. Yah, hanya tak apa saja. Biarlah, sekarang, aku memintamu untuk keluar. Walaupun harus menahan malu dengan sepupuku, tapi untunglah dia bisa memahamiku. Aku dipeluknya, dan dia berusaha membuatku tenang. 
      Yah hanya saja aku menyayangkan disaat ayahku dan aku menyiapkan barangnya untuk kepulangannya kenapa kau muncul. Kenapa?  Aku bahkan harus berpura-pura pergi ke toilet karena ingin menyembunyikannmu dan kenapa kau sulit kuhentikan? Kenapa kau muncul disaat itu? Dalam beberapa hal kenapa kau begitu egois? Aku yakin ayahku melihatmu dari mataku, karena mataku saat itu terlihat merah walaupun kusamarkan dengan air didalam toilet itu. Padahal aku berpikir untuk tampil kuat dihadapannya. Yah, sekali lagi tak apa tapi kumohon pikirkanlah aku! Aku bukan anak kecil lagi. Nanti, nanti ada saatnya aku memintamu untuk muncul.
           Entah kenapa, sebenarnya aku ingin mengungkapkan rasa anehku kepadamu. Kurang lebih tiga bulan yang lalu, tepatnya 21 Mei 2015, aku mengalami hal yang sama seperti hari ini, aku saat itu akan pergi traning centre selama satu bulan dan disaat kepergiannku, kenapa kau tidak muncul? Padahal itu sama, sama seperti hari ini, hanya saja kali ini akan lebih lama. Duh~ anehnya kau ini. Okelah tak apa untuk kali ini, mungkin nanti aku sudah bisa mengendalikanmu dan harus bisa. Tak apa mungkin aku masih belajar. Sudah, sudah tak apalah. Tak apa ya? Tak apa.
          Yah, jadi kumohon tetaplah bertahan. Kuatlah disini! Kita akan sama-sama menjalani ini. Mungkin kau akan sering bersamaku, tapi kumohon hanya saat saat aku memintamu. Jangan biarkan orang menganggapku terlalu lemah. Yah, nanti aku akan memintamu keluar. Nanti. Terimakasih. Alhamdulillah. *tears

Tidak ada komentar:

Posting Komentar