Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Minggu, 31 Januari 2021

Tidak sedang Baik

Adalah suatu dusta ketika aku bilang aku baik-baik saja. Nyatanya aku kehilangan tidur nyamanku.

Sabtu, 30 Januari 2021

Mulai

Tentukan apa yang akan dimulai, pastikan itu kebaikan. Karena ketika sudah dimulai, akan sulit untuk dihentikan. Apalagi sudah menjadi kesenangan. 

Jika dirasa di masa depan (akhirat dan atau dunia) akan membawa azab dan kesengsaraan, hentikan sekarang juga sebelum nanti akan terasa sangat berat meninggalkan. Itu pun jikalau hidayah masih menyapa sebelum ajal tiba. Takutnya, nyawa sudah tidak ada, tobat pun tak kuasa.

Jangan memulai sesuatu yang pada akhirnya akan dihentikan. Pikirkan matang-matang goals akhir yang akan dicapai, terus maju hingga mampu menggapainya! Semangat.

Batasan

Pada dasarnya, tidak ada yang bisa membatasi diri kita selain diri kita sendiri, iya kan? Tidak peduli seberapa sering kita diatur oleh orang lain, sejatinya yang menentukan adalah diri kita sendiri, yang memutuskan adalah diri kita sendiri. Jadi, kurasa tidak perlu kita meminta izin untuk suatu perbuatan yang tidak memerlukan approve dari orang lain. Simpan tenaga kita untuk yang lebih berharga.

Lakukan saja, yang tidak peduli tetap tidak akan peduli bahkan melirikkan matanya pun tak akan dilakukan, yang peduli akan tetap peduli walaupun tanpa izin, iya kan?  Jangan terkalu takut kehilangan. Jangan rakus akan perhatian. Jujur saja, pada akhirnya yang peduli terhadap diri kita adalah diri kita sendiri. Bergatung kepada orang lain sah-sah saja tapi tegar dan kuatlah!

Jumat, 29 Januari 2021

Takut?

Ku kira aku sudah berdamai dengan masa lalu, nyatanya aku masih menemukan ketakutan dalam jiwaku. Sesekali tenang, sesekali gelisah. Aku belum menemukan kenyamanan yang aku inginkan itu. Lalu apa yang kurang? Iman dan takwa kepada sang Pecipta.
Yakinlah Allah akan mengampuni dosa-dosa, rahmat Allah Maha Luas, jangan berputus asa. Lalukan kebaikan mulai dari sekarang. Temukan diri yang hilang yang terkubur dalam itu. Bangkitkan! Semangat. Jangan ada rasa takut lagi, buang jauh keraguan. Jangan lengah. Berproseslah dengan yakin. Petiklah hasil kerja keras itu! Aku menantikannya. :)

Selasa, 26 Januari 2021

Perdamaian dengan Masa Lalu

 


        Jangan menyerah! Bukankah kita memiliki impian tentang diri kita akan seperti apa di masa depan? Menjadi seseorang yang kita impikan adalah suatu tujuan yang harus kita gapai. Bagaimanapun caranya kita harus menemukan jalan tersebut. Menjauh dari berbagai hal yang menjatuhkan dan melalaikan adalah sebuah langkah pilihan yang harus diambil. Langkah menjadi seseorang yang kita akan bangga pada diri kita kelak. Menataplah ke depan, seberapa suram masa lalu kita harus bersemangat memberikan motivasi pada diri kita bahwa segala sesuatu dengan pertologngan Allah dalah mampu. Begitu pula, jiwa yang rapuh seharusnya semakin kuat. Jiwa yang lemah seharusnya semakin tegar karena banyaknya pengalaman hidup yang mulai dicicip pada usia yang semakin bertambah tua di dunia. Sekiranya kita belum mampu berbuat banyak, setidaknya berjalan pelan. Pun jika belum mampu, dengan merangkak pun tak apa. Bergegaslah. Jangan terlalu jauh tertinggal!

            Tidakkah mata diberikan Allah untuk kita gunakan melihat kebaikan-kebaikan yang ada di sekitar kita? Bahkan kebaikan yang jauh pun mampu kita lihat dengan adanya internet pada jaman sekarang. Tidakkah kamu melihat ada banyak sekali orang bertakwa di luar sana? Mereka sibuk mencari ilmu dan berbagi kebaikan. Lalu, tidakkah kita merasa kita perlu melalukan hal yang sama? Bukankah kita adalah sama, sama manusia yang diciptakan oleh Allah. Jika pernah terbesit dalam hati kita bahawa kita beda karena alasan-alasan dunia. Misalnya, lingkungan kita dan lingkungannya berbeda, daerah kita dan daerahnya berbeda, tidakkah hal tersebut dapat kita ubah? Bukankah hal tersebut bukanlah menjadi suatu masalah? Jadi, mampukah kita menemukan permasalahan yang sebenarnya kita hadapi?. Apakah kita tahu? Permasalahannya adalah dalam diri kita. Apakah kita MAU atau TIDAK mencari diri kita yang mungkin masih tersembunyi tersebut. Itu yang aku pikirkan selama ini. Kebayakan kita akan langsung menilai dan menghakimi tanpa tau proses apa yang sudah dilalui oleh orang tersebut untuk menemukan hidayah. Bersemangatlah! Aku yakin di dalam setiap diri kita ada sepotong kebaikan yang ingin ditemukan.

            Jangan mengeluh, jiwa yang lemah kebanyakan seperti itu. Maksudku mengeluh kepada manusia. Kadang menjadi suatu hal yang wajib dilakukan, apalagi seorang perempuan. Begitulah, kebanyakan  yang kutemui, semoga kita bukan termasuk salah satunya. Maka, hal apa yang perlu dilakukan? Meminta pertolongan Allah. Masa lalu dan masa depan yang kita harapkan berada ditangan Allah. Itu kunci dari segaala peristiwa yang kita alami. Maka, bagaimana pun masa lalu kita, yang buruk, semoga Allah mengmapuninya dan bagaimanapun masa depan yang kita inginkan, yang baik, semoga allah berikan jalan. Semangat ya!

Senin, 25 Januari 2021

JANGAN BERSUMPAH DENGAN SEBUTAN "DEMI RASULULLAH"


Kebanyakan kasus yg terjadi adalah menggabungkan ucapan "Demi Allah, Demi Rasulullah", atau sumpah ucapan makhluk lainnya seperti "Demi Allah, Demi Langit dan Bumi", hal ini dilarang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras bersumpah dengan menyebut selain Allah. Dari Sa’ad bin Ubadah, beliau menceritakan,⁣
”Suatu ketika Ibnu Umar mendengar seorang yang bersumpah dengan mengatakan ‘Tidak, demi Ka’bah’ maka Ibnu Umar berkata kepada orang tersebut, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,⁣
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ⁣
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah maka dia telah melakukan kesyirikan” (HR. Abu Daud no 3251, dishahihkan al-Albani).⁣
Dalil lainnya, dari Ibnu Umar, bahwa beliau pernah menjumpai Umar bin Khattab bersama suatu rombongan. Saat itu Umar bersumpah dengan menyebut nama bapaknya. Nabipun lantas memanggil rombongan tersebut lalu bersabda,⁣
أَلاَ إِنَّ اللَّهَ يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ ، فَمَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ ، وَإِلاَّ فَلْيَصْمُتْ⁣
“Ingatlah sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan menyebut nama bapak-bapak kalian. Siapa yang hendak bersumpah maka hendaknya bersumpah dengan Allah atau jika tidak diam saja” (HR Bukhari no 5757).⁣
Read more here

Semoga bermanfaat.
Baarakallahu fiikum

===========================

Share faedah ini, semoga pahala mengalir juga ke antum
Ikuti juga media sosial kami di link bawah ini : 👇
📱 Facebook : facebook.com/taklimsunnah
💻 Instagram : instagram.com/taklim_sunnah
🔎 Line : http://line.me/ti/p/~@taklim_sunnah
💡 Telegram : http://t.me/taklim_sunnah

Jumat, 22 Januari 2021

Buku Amal

Para Malaikat yang mulia ini benar-benar sangat amanah dan teliti dalam mencatat. Mereka mencatat semua ucapan dan perbuatan manusia, secara detail dan terperinci, baik yang zhohir maupun batin. Allah Ta’ala berfirman:

وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوْهُ فِي الزُّبُرِ (52) وَكُلُّ صَغِيْرٍ وَكَبِيْرٍ مُسْتَطَرٌ (53)

“Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan (yang ada di tangan Malaikat). Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.” (QS. Qomar: 52-53)

Lalu, apakah hikmah dicatatnya amal perbuatan manusia, padahal Allah Maha Mengetahui segala sesuatu? Salah satu hikmahnya, Wallohu Ta’ala a’lam, pencatat ini dilakukan untuk menampakkan keadilan Allah ‘Azza wa Jalla. Karena di hari Kiamat kelak, manusia akan disuruh membaca catatan amalnya dan menghisab dirinya, sehingga tidak ada alasan lagi bagi orang yang bermaksiat untuk mengingkari dosa-dosanya, karena semua telah tertulis.

Allah Ta’ala berfirman:

وَتَرَى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ (28)

“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jaatsiyaat: 28).

Selasa, 12 Januari 2021

Baik Buruk

     Menurutku pilihan hidup itu ada dua yaitu baik dan buruk. Pilihan di antara keduanya adalah dalam kebingungan dan kebimbangan. Fitrah manusia yang dalam kelahirannya adalah suci seharusnya menjadikan seseorang memilih kebaikan namun tidak semua manusia Allah izinkan menemukannya. Memilih kebaikan atau bukan tidak menjamin berada dalam kebaikan sepanjang hayat. Pun berada dalam keburukan tidak menjadi doktrin bahwa selamanya dalam keburukan.
Lalu, apa pilihanmu? Memilih hidup dalam kebaikan atau keburukan? 

     Perjalanan selama menggapai sebuah keinginan akan melahirkan berbagai macam pengalaman. Kadang muncul keinginan untuk melakukan hal yang sama. Tentu saja, kebaikan yang ku maksud. Aku percaya, energi positif membawa dampak positif pula terhadap seseorang. Maka, hal itu membawaku menyarankan agar memilih jalan kebaikan untuk kita yang berada dalam pencarian. Meninggalkan sesuatu yang kita sukai tidaklah mudah. Apalagi, hal tersebut sudah menjadi kebiasaan. Namun bukan tidak bisa, bukan? Pikirkan lagi akhir hidup yang kita inginkan? Apakah cukup sampai disini saja? Cukup terbatas pada dunia saja? Pikirkanlah baik-baik. Aku akan berikan waktu.








Jangan terlalu cepat. Bisa dipikirkan nanti waktu akan tidur. 








Baik, bagaimana? Energi positif dari dalam diri dan orang-orang sekitar yang terpilih akan sangat menentukan. Berjuanglah! Temukan jalan kebaikan!

Minggu, 10 Januari 2021

Tahsin


     Hari ini hari pertama pergi tahsin. Dahulu sejak pulang ke rumah aku tidak tau jika di Sekayu ada tahsin bersama ustadzah. Bahkan dahulu aku kira Sekayu belum ada yang bermanhaj salaf. Namun kemudian, perkiraanku terpatahkan dengan adanya abahku yang berteman dengan Ustadz-ustadz sunnah karena mungkin sering bertanya. Ceritanya gitu, karena sering setiap abis sholat Abah akan menyampaikan kepada kami ilmu baru yang di dapatnya. Sebenarnya aku tau ada tahsin tahun lalu, namun karena banyak sekali alasan-alasan hingga baru terealisasikan hari ini datangnya. Bagaimana tidak, terlalu sibuk urusan dunia membuat lalai beberapa hal tentang mempelajari agama. Astaghfirullah al adzim. Semoga kedepannya Allah mudahkan untuk selalu datang yaaa...
     Berada ditengah-tengah wanita-wanita sholehah membuatku bersemangat kembali menata diri. Termotivasi dengan kesholehan-kesholehan mereka. Maasyaa Allah. Allhamdulillah, aku cepat mengatasi urusan dunia kali ini dan hadir bersama mereka. Allah sebaik-baiknya penolong.
     Sepanjang kegiatan berlangsung, aku berfikir sepertinya aku sudah terlalu sibuk dengan duniaku. Aku harus bergegas lagi memperbaikinya. Semangatttt. 

Sabtu, 09 Januari 2021

Usaha


     Aku mengintip keluar jendela tempatku hari ini bekerja. Sebenarnya tidak hanya menjajakan minuman nata de cocoku, ada pekerjaan lain yang harus aku selesaikan, aku membawa benda persegi panjang hitamku yang ku pakai untuk tempur skripsi dua tahun lalu. Rasanya aneh, baru kali ini aktif lagi bersamanya dan aku secepatnya harus menyesuaikan diri lagi. Ya, berada di tempat persegi panjang ukuran dua kali tiga meter dengan segala bahan dan alat jualanku dan benda hitam kesayanganku, sendirian, di tengah hujan deras membuatku tergelitik untuk membuka sedikit jendelanya. Ah, beberapa tahun lalu aku sendirian juga, bedanya waktu itu belum dewasa, tidak banyak tuntutan pekerjaan, hanya ingat pesan Abah "belajar untuk membentuk karakter diri." Sepertinya belum maksimal waktu itu, sampai saat ini, masih belajar tentang membentuk karakter diri itu, dan masih belum dewasa banyak. Sebelumnya sudah hujan,  reda, lalu ada pelanggan yang datang berkata "Yuk (panggilan kakak perempuan) tadi tutup?". "Iya, tadi ayuk tutup karena klo dibuka basah semua, Dek." Jawabku sambil membuatkan pesanannya. 
      Hujan kembali lagi, aku mengambil ponsel dan memotret keadaan jalan. Tenang sekali suasananya. Apa kamu suka hujan juga? Sedang mengetik tulisan ini, telpon masuk. My Mom. "Sendirian? Tutup aja pintunya." "Kok tau klo pintu belum ditutup." jawabku sambil heran kenapa bisa tau aku belum tutup pintu. Tambahan lain adalah untuk mengunci pintu dan tidur saja. Aku bertanya "Kenapa tidur?" Jawabnya adalah "ya tidur saja." Aku menginyakannya walaupun Emak tau kalau aku tidak akan tidur. Hanya mengingatkan untuk mengunci pintu pasalnya dahulu aku suka lupa.

Selasa, 05 Januari 2021

Belajar Sholat

Abahku dahulu setiap kali aku pulang dari merantau di kota sebelah atau ketika sedang mengunjungiku disana pesannya begini "Yuk {panggilan kakak perempuan}, jangan lupa belajar sholat." 

Waktu itu aku heran di usia yang sudah 17tahunan (tamat SMA), kenapa aku masih di suruh belajar sholat sedangkan sholat materi selalu ada SD, SMP, SMA bahkan di praktikkan setiap hari. Pun sekarang masih diingatkan untuk belajar sholat. Ternyata ada banyak loh yang ga sesuai sunnah (ga ada hadist dan tuntunanya). Ada pula yang ditambah-tambah pun ada pula yang dikurangi oleh manusia (Bid'ah). Inget prinsip ibadah "Kalau tidak ada perintahnya, maka jangan kerjakan."

Awalnya acuh sih tapi lama-lama buat pertanyaan sama diri sendiri, kenapa ya? kok bisa? Coba aja cek biar percaya.