Aku mengintip keluar jendela tempatku hari ini bekerja. Sebenarnya tidak hanya menjajakan minuman nata de cocoku, ada pekerjaan lain yang harus aku selesaikan, aku membawa benda persegi panjang hitamku yang ku pakai untuk tempur skripsi dua tahun lalu. Rasanya aneh, baru kali ini aktif lagi bersamanya dan aku secepatnya harus menyesuaikan diri lagi. Ya, berada di tempat persegi panjang ukuran dua kali tiga meter dengan segala bahan dan alat jualanku dan benda hitam kesayanganku, sendirian, di tengah hujan deras membuatku tergelitik untuk membuka sedikit jendelanya. Ah, beberapa tahun lalu aku sendirian juga, bedanya waktu itu belum dewasa, tidak banyak tuntutan pekerjaan, hanya ingat pesan Abah "belajar untuk membentuk karakter diri." Sepertinya belum maksimal waktu itu, sampai saat ini, masih belajar tentang membentuk karakter diri itu, dan masih belum dewasa banyak. Sebelumnya sudah hujan, reda, lalu ada pelanggan yang datang berkata "Yuk (panggilan kakak perempuan) tadi tutup?". "Iya, tadi ayuk tutup karena klo dibuka basah semua, Dek." Jawabku sambil membuatkan pesanannya.
Hujan kembali lagi, aku mengambil ponsel dan memotret keadaan jalan. Tenang sekali suasananya. Apa kamu suka hujan juga? Sedang mengetik tulisan ini, telpon masuk. My Mom. "Sendirian? Tutup aja pintunya." "Kok tau klo pintu belum ditutup." jawabku sambil heran kenapa bisa tau aku belum tutup pintu. Tambahan lain adalah untuk mengunci pintu dan tidur saja. Aku bertanya "Kenapa tidur?" Jawabnya adalah "ya tidur saja." Aku menginyakannya walaupun Emak tau kalau aku tidak akan tidur. Hanya mengingatkan untuk mengunci pintu pasalnya dahulu aku suka lupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar