Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Selasa, 27 April 2021

H16

Pernahkah kita rasakan sembelit? atau mudah banget laper? 
Jangan-jangan kita kekurangan serat untuk tubuh kita.

Nah, taukah kamu salah satu makanan sumber serat adalah nata de coco.
Yuk cukupi kebutuhan serat kita dengan konsumsi rutin nata de coco.

Mau chat kami kapan? 
Sekarang atau nanti siang?

Buruan chat jangan buat kami menunggu terlalu lama, nanti kehabisan  dan waktu pengirimannya kesorean.

Sekarang aja dengan kepastian, pesan Nata de Coco-nya. Persiapann untuk memenuhi kebutuhan serat saat sahur dan berbuka puasa untuk orang terkasih di rumah.

Chat ya, ditunggu loh.

Hi

Sedih sih, iya banget. Cuma gpp deh. 

Ini salahku karena terlalu terbutu-buru terjatuh. Harusnya pertahananku lebih kuat. Ku kira tidak sama, nyatanya sama saja. Yasudah kalau sudah begini mau diapakan lagi. Lain lagi lebih hati-hati. 
Maksudku, jarang yang akan datang menemui, lalu dengan sepenuh hati mencari informasi pada rekan kerja yang dianggap penting, lalu mulai memasuki hidupku, siapa yang tidak jatuh hati?
Iya sudah tidak apa-apa, jangan lagi ya. Cukup aku untuk yang terakhir kali. Pedih sekali sampai jatuh air mata. Jadilah baik-baik yang sebenarnya baik. Seharusnya aku bisa tanpa terjatuh tapi rupanya aku tak kuasa juga padahal sudah diingatkan sering memberikan harapan saja.
Baik, menikahlah Novi biar yang seperti ini tidak terjadi lagi. Jangan menyesalinya, bersyukurlah. Sudah ditegur oleh Allah.

Ya, tidak apa. Terima kasih ya.

Sabtu, 24 April 2021

Are you busy?

Pernah ga sih rasanya mau ketemu banget sama seseorang?
Pengen ngobrol lama. Pengen duduk bareng.
Entahlah.
Sedih deh, harusnya hal-hal yang seperti ini bisa diatasi. Harusnya aku tidur lebih lama. 


Hari ini aku bangun lebih awal, setelah mengumpulkan nyawaku, aku cek hape dan langsung kepikiran "mau kirim pesan." Sejak beberapa hari yang lalu sih pengen kirim pesannya tapi ditahan-tahan biar bukan  aku yang kirim pesan duluan. Akhirnya hari ini benar-benar mengirim pesan dan benar bilang "lagi pengen kirim pesan." 
Sudah lama rasanya tidak jumpa. Datanglah datanglah!
Aku mau ketemu.
Hehe. Aneh, awalnya biasanya aja kenapa jadi aku yang ingin ketemu terus? Hiks. Tolong Nov, kondisikan jiwa dan raga. 

Jumat, 16 April 2021

Ramadan Day-4

Rencana sedemikian rupa tak bisa dilaksanakan ketika mata, otak dan jiwa sudah tidak seirama. 

Mata berair, mata merah sampai keluar air bukan air mata, kepala berat, otak ga bisa keluar dari perangkap di dalamnya *tau kan rasanya cuma pengen memejamkan mata? Tapi pas udah baring tetap kepikiran. Hahaha 
Guling sana sini dan ga produktif banget. 
Akhirnya memutuskan untuk menulis cerita Ramadab hari ke-4 dengan kepala berat. Ngantuk banget, tapi ga bisa memejamkan mata. Perlu kasih sayang nih. Wkwkkw. Hiks 

Ada yang mau berbagi cerita?

Kamis, 15 April 2021

Ramadan Day-3



Tertutup
Memikirkan tentang tertutup tidak semerta membuatku besar kepala. Maksudku aku ingin lebih tertutup dari dunia luar. Bukan berarti tidak suka bergaul dengan orang lain atau menarik diri dari orang-orang sekitar. Namun lebih terjaga dan lebih menikmati diri bersama keluarga.
Inginku, menetap di rumah saja. Melakukan aktivitas sebagai seorang wanita seutuhnya tanpa iming-iming dunia. Sungguh, aku ingin hidup dalam ketenangan menggapai surga-Nya.
Semoga Allah mudahkan untuk kita semua ya. Aamiin

Rabu, 14 April 2021

Ramadan Day-2

 Saya baru tau mengenai tekanan ketika bekerja adalah saat mulai bekerja. Baik, rasanya mirip seperti skripsi. Tjuan akhir adalah menyelesaikannya, di kepala banyak sekali pikiran-pikiran yang mengganggu. Waaah. Allhamdulillah.

Selasa, 13 April 2021

Ramadan Day-1

Aku masih beium mampu menentukan, apa aku harus membuatmu menetap atau meninggalkan: yang kulakukan adalah aku sudah berusaha menjagamu.

Aku sudah berusaha mencari dan menghubungi, jika pada akhirnya aku tak menemukanmu datang, aku tidak akan menyesalinya. Karena aku sudah melakukan yang terbaik. Pastinya aku hanya bisa berfikir positif, mungkin Yang Maha Kuasa punya rencana lain yang lebih baik.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, sekarang lebih lega dan lebih leluasa. Maksudku aku tidak memaksa terlalu keras. Bukan, bukan, bukan memaksa inginku, tapi lebih ke memperjuangkan mauku. Bukan memaksa jika sama-sama suka, kaan? Tapi pada akhrinya yang berjuang lebih keras terlihat memaksa dan lelah. Berhenti lalu menghilang dalam arah yang panjang. Lalu, terdiam dalam hening menantimu. 
Yasudahlah. Aku juga belum berani. Apa aku siap? 

Minggu, 11 April 2021

Pagi

Kala pagi datang namun matahari masih tampak malu untuk menunjukkan diri, aku duduk di depan benda hitam yang sudah beberapa hari kurencanakan akan ku selesaikan. Pikiranku banyak cabangnya, kemarin sedikit pusing entah kenapa, berat, aku berikan toleransi untukku. "Baik, boleh kau kerjakan besok pagi dengan semangat."pikirku seperti itu. Benar, aku sangat menyayangi diriku. Jangan sampai keinginanku terlalu besar membuatku melampaui batas dalam memaksa tubuhku dan pikiranku. Maksudku jangan sampai aku jatuh sakit. Melampaui batas dalam positif adalah boleh. Misalnya kau yang mampu melampaui batas impian besarmu, lebih besar dan lebih besar lagi.
Pagi yang dingin karena hujan, aku menyukainya, sejak semalam aku telah berencana, pagi-pagi sekali akan kuusahakan untuk memberikan starter pada bibit [natadecoco-ku] agar impian lainnya yang ku tanamkan dapat tetap hidup dalam pekarangan jiwaku. Mengingat beberapa hal yang kuusahakan aku langsung bergegas turun dari kasurku. "Ah, segar sekali keluar rumah selepas hujan turun." Menyelesaikan tugasku membuatku ingin menulis "Banyak yang berubah ternyata, namun tetap saja aku bersemangat seperti biasanya. Aku butuh teman." 
Terngiang-ngiang di kepalaku kata-kata itu. Tapi tak cukup berani untuk membuatku melangkah, atau menawarkan diriku. Sebentar
 lagi, sebentar lagi. 

Aku


Jiwaku bergejolak melihat ini. Sungguh aku ingin mengakhiri semua tentang keduniaan ini 🥺
Aku ingin berjuang lebih, untuk diriku, untuk matiku, terhadap Tuhan-ku.
Suara lantunan Al-Qur'an yang sedang ibuku baca dan postingan ini benar-benar menyadarkanku. Akan banyak hal yang kulewatkan terhadap ilmu Agamaku. Betapa aku sangat sibuk terhadap hingar bingar dunia yang sementara. Aku ingin ketaatan. Aku ingin kembali. 

Sebentar lagi Ramadan, H-2. Semoga Allah mudahkan Ramadan kali ini untuk meningkatkan kembali keimanan.

Sabtu, 10 April 2021

Aku Tidak Baik-baik Saja

Aku sedang tidak baik-baik saja. Ada yang sakit, di bagian tubuhku. Aku sedang tidak nyaman. Sedikit-sedikit mengaduh lelah di bagian kepala. Entahlah, seingatku aku tidak pernah rasakan sakit yang seperti ini. Rasanya lelah dalam jiwa padahal fisikku kuat nan gagah. Rapuh pada bagian dalam, perlu energi tambahan sepertinya. Bukan seperlunya, tapi sebanyak-banyaknya.

Apa aku terlalu keras pada diriku? Nyatanya biasa saja, hanya bertambah sedikit saja pikiranku karena anak yang tertua. Selama ini tak masalah. Kurasa bukan itu penyebabnya. Aku terus bertanya, ada apakah denganku? 

Peperanganku

Bahkan aku baru tau jika ada perasaan semacam ingin mengakhiri namun tiada kuasa, tidak bisa didefinisikan. Tak kuasa mengatakan bahwa diri di ambang batas kemampuan karena yang ku tau aku adalah mampu, untuk setiap kesempatan yang ku dapat dan ku kerjakan, jikalau pun harus mendorong diriku lebih kuat dan lebih banyak dari pada biasanya. Yang tidak bisa aku terima mengatakan aku tidak bisa padahal sisa energi yang ku punya masih melimpah. Seingatku, bahkan aku belum menggunakannya sejauh itu, maksudku seperti usaha yang dilakukan kedua orangtuaku.

Semangatlah wahai jiwa dan hatiku. Tenanglah. Aku yakin kamu bisa mengatasi ini. Adukan saja pada Penciptamu. Dia mampu membantu dan menolongmu. Ceritakan dengan intens. Katakan apa pun yang kamu mau. Jangan malu. Karena Dia-lah tempat segalanya, bahkan disaat kamu tak mampu lagi mengatakannya pada orang lain. Memintalah, bersimpulah dan berdoalah. Tak akan dirasakan lelah dan pegal otakmu lagi. Jangan mengeluhkannya pada orang lain. Semangatlah, aku bersamamu dalam keheningan yang kau dambakan ini!

Mari tersenyum sejenak. Aku yakin bisa memenangkan peperangan antara jiwa dan raga ini. Lihatlah!

Berpura-Pura

 

Hari ini aku memutuskan untuk mengatakan tidak pada hal yang baru beberapa bulan ini aku katakan iya. Tidak banyak yang ku minta pada diriku, cukup bersabar akan segala yang terjadi ke depannya. Bukan tidak percaya pada diri sendiri, namun aku hanya ingin sedikit merasa lebih bebas dari iming-iming nikmat dunia. Lelah.

Terlalu Banyak Berharap Padamu

 Terlalu banyak berharap padamu. Aku berulang kali katakan pada dirimu bahwa aku tak apa. Aku tak apa dengan semua harapan-harapan semu. Karena yang aku tau adalah kepastian yang tidak pasti. Jadi, tak apa, jangan merasa bersalah dengan harapan yang kamu berikan padaku. Jangan mengingkarinya, jangan katakan bahwa kamu tidak memberikan harapan itu. Karena harapan tercipta bukan dari kata-kata. Ia adalah perbuatan yang dipupuk pada sebuah tanaman yang pada akhirnya akan membuahkan hasil yang lebih dari pada biasanya; yaitu harapan.

Bukannya aku tidak pernah menerima jenis harapan lainnya, tetapi kebanyakan adalah sama. Pada akhirnya adalah aku yang menentukan. Siklus ujungnya adalah tertinggal dari harapan tersebut. Pupus seperti pupuk tersapu hujan deras mengalir ke sungai lalu menghilang bersamaan dengan rumput ilalang lainnya atau menguap karena panas lalu langit terlalu luas untuk memupuk semua bagainnya maka menghilang adalah pilihannya. Tanpa hasil dan terbuang sia-sia.

Walaupun berkali merasakan harapan itu tapi tetap saja aku melakukannya, tetap terlalu  banyak berharap padamu. Begitu, untuk kesekian kalinya. Percaya dan menaruh harapan padamu. Tidak apa, aku bersyukur untuk sikapku ini. 

Sejatinya berharap yang benar adalah berharap kepada-Nya, Pencipta seluruh alam dan isinya. Tak pernah kecewa, karena pada akhirnya akan ada hikmah dari setiap pengharapan kepada-Nya. Jangan lelah dan jangan menyerah. 

Jumat, 09 April 2021

Hujan di Bulan April

Hari gelap, mungkin marah akan kedurhakaan manusia terhadap alam. Pikirku, Allhamdulillah akan segera turun berkah dari yang Maha Kuasa.
Pagi dengan kabar gembira tentu saja dinantikan setiap insan. Secercah harapan dalam senyuman terukir jelas diwajahku. Allhamdulillah. Sampai detik ini menghembuskan nafas, semoga setiap tarikan nafas memberikan kehidupan dan kebermanfaatan.

Sejak tadi pagi-pagi sekali sedikit bernostalgia dengan meluncur di blog ini. Sedikit-sedikit ingin membaca kembali kisahku, ingin membangkitkan semangat dalam jiwa. Itulah salah satu alasan kenapa aku suka menulis.
Sekarang sedang hujan, aku duduk di depan ibuku dan adikku sambil menulis. Pesan yang disampaikannya "Nanti jikalau sudah menikah ataupun sedang berada di rumah orang lain, bangunlah pagi walau tiada yang dikerjakan, atau bertanyalah jika diperlukan." Yah, pesan itu menambah kesan mendalam dalam diriku. Pikiranku jauh menerawang ke ujung pernikahan sembari berkata "Tenang, Mak. Anakmu pinter."tertawa dengan responku sendiri dan melanjutkan proses menulisku. Sering sekali duduk bersama sekedar berbicara obrolan abstrak. Allhamdulillah.

Hujan deras sekali, aku suka dengan suasana hujan nan dingin. Kamu juga, kan? Pernah bercita ingin tinggal di tempat yang dingin penuh bahagia. Kurasa semua orang pernah berfikir seperti itu. Jadi, apa impianmu?

H-3 Ramadan

Sebentar lagi. Seharusnya rencana yang digaungkan tahun lalu dijalankan tahun ini. Qoddarullah. Baik. 
Manusia hanya bisa berencana, dan Allah sebaik-baiknya perencana. Mungkin akan ada hikmah di balik semua ini. 


Sebelum sebuah pekerjaan yang seharusnya menjadi berkah malah menjadi hal yang tidak terdefinisikan. Ketika hati mengiyakan tapi jiwa dan raga tetap berkutat pada dunia. Sungguh malang sekali. 
Sebelum itu terjaga adalah hal yang diusahakannya sekali, di rumah, pun hari itu keluar tetap membuatnya sekuat tenaga menjaga jiwa dan raga.
Dimana pun, dia berusaha, beberapa sedikit menyesuaikan karena tuntutan. 
Tapi, yasudahlah. 
Baik.
Lain kali lebih hati-hati.

Terima kasih.
Semoga Allah menjagamu dan diberikan seseorang yang benar terjaga. Aamiin

Selasa, 06 April 2021

Istiqamah

"Setiap kali aku telah bertaubat dan istiqamah, kenapa aku kembali lagi dan berbalik ke belakang? Bagaimana jalan keluar dari kondisi yang terus berulang ini?"

Dr. Ahmad bin Abdurrahman Al-Qadhi
[Kiat-kiat untuk Tetap Istiqamah]

Senin, 05 April 2021

Apa Kabar?

Hi apa kabar?
Sedang baik-baik saja, bukaan?
Apakah sedang lelah? 
Jangan lupa istirahat.

Semangat dalam melakukan kebaikan-kebaikan menuju masa depan. Jangan lupa tunaikan kewajiban kepada Allah dan makhluk hidup lainnya.

Sabtu, 03 April 2021

Jatuh

Menjadi lebih selektif dalam jatuh cinta. Saya belum mengerti banyak. Seseorang pernah berkata kepadaku "ingin selalu berbicara dengannya, ingin selalu melihatnya, begitulah orang yang jatuh cinta."
Baik. Tidak bisa didefinisikan.

-- morenoviya


Kata orang, jatuh cinta ialah anomali. Titik kritis yang kemudian membuat semuanya berubah. Luka jadi semacam candu nan aditif untuk ingin diulang lagi dan lagi. Hari- hari dengan perasaan campur aduk jadi sejenis batang pohon yang di dalamnya mengalir air-air kehidupan. Tepatnya perasaan itu membuatmu lebih hidup. Semua indah. Termasuk rindu yang makin hari makin tumbuh, bak dedaunan yang melekat erat pada ranting-ranting. Menyibakmu, membuatmu melayang, tumbuh, kadang berguguran. Rindu selabil itu, ya?

-- Ikrom Mustofa 
#SkenarioRuangWaktu

Jumat, 02 April 2021

Kering

Hujan yang dinantikan belum kunjung Allah turunkan.
Hujan yang didambakan tak pernah didatangi, hanya diharapkan tanpa doa dan usaha.
Air yang diharapkan jatuh tidak mengenai hati, kering dan gersang melanda jiwa.
Lelah: berharap pada dunia.

Sikap dan tutur kata gusar.
Inginnya dimengerti namun enggan bicara, bisanya diam dengan hembusan nafas kasar.
Tak kuasa, tak mampu mencegah perginya kekasih jiwa.
Hanya pertolongan Allah yang mampu mengembalikannya.

Ku harap, secepatnyaaa...

Sudah tak ingin rasakan jiwa yang kering, serat air mata akan dosa-dosa.
Inginku jiwa haus akan ilmu dan berkeinginan kuat belajar ilmu Agama.
Semangat.

Kamis, 01 April 2021

TENTANG MENANGIS DAN KESETIAAN


Banyak faktor yang membuat seseorang menangis. 

Entah itu karena lembutnya hati dan besarnya rasa sayang, atau karena takut dan sedih, atau karena cinta dan rindu, atau karena suka dan bahagia, atau lemah dan kecutnya hati, atau karena munafik dan sandiwara, atau karena dibayar dan disewa, menjual rintihan nya untuk kesedihan selain dirinya, atau karena simpati dan setia. 

Tangis yang mengundang isak dan suara disebut البُكاء mengikuti timbangan suara Arab, sedang yang tanpa suara disebut البُكَى. 

Ada tangisan yang dibuat-buat, jika karena hanya mendapat simpati orang atau pujian maka itu tercela. 

Ada yang disebabkan oleh simpati dan rasa iba, maka dia pun menjadi berpahala. 

Apalagi jika anda niatkan untuk berbagi rasa dengan saudara se agama, yang di sebut oleh Rasulullah ‎ﷺ‎  :

عن النعمان بن بشير يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  " تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا،  تداعى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى "
Dari Nukman bin Basyier beliau berkata, Rasulullah ‎ﷺ‎  bersabda: " engkau dapat melihat orang-orang yang beriman dalam saling kasih, saling cinta, dan saling sayang diantara mereka bagaikan satu tubuh. Jika ada satu organ yang mengeluhkan sakit, maka seluruh anggota tubuh ikut merasakan dengan tak bisa tidur dan demam" 
HR Bukhari dan Muslim. 

Suatu hari Umar رضي الله عنه berkata kepada Rasulullah ‎ﷺ‎  ketika beliau melihat Rasulullah ‎ﷺ‎  dan Abu Bakr رضي الله عنه menangis karena sebab tawanan perang Badar, "kabarkan padaku apa yang membuatmu menangis wahai Rasulullah, jika aku dapat menangis maka aku akan menangis, dan jika tidak, maka aku akan berusaha menangis karena tangisan kalian" dan Rasulullah ‎ﷺ‎  tidak mengingkari perbuatan Umar رضي الله عنه. 
HR Muslim 1763.

Jika anda tidak dapat membuatnya bahagia, minimal bahagialah karena bahagianya, dan menangislah karena tangisnya. 

Wallahu a'lam.

Sabar

Bukan tidak bisa lupa, tetapi kadang ingatan itu kembali tanpa permisi. Memporak-porandakan tata hati yang sedemikian rupa diusahakan. Membuat merangkak menyusun lagi perlahan yang awalnya dirasa siap. Lalu memulai ulang dari awal seakan baru menetas di perbatasan yang genting. Kehati-hatian sangat diperlukan. Hancur tiada berkeping bukan harapan. 
Yuk, tolong bersabar*

Keputusan



Pilihan hidup semakin hari semakin riweh. Setiap langkah yang diambil pun sangat menentukan kemana akhir dari hidup. Tersulit kadang terbentur pada dua sisi yang tidak mampu untuk dilepaskan, tapi harus ada satu pilihan yang tetap diambil. Memaksakan untuk tetap pada dua pilihan yang sama dengan bersabar atau rela melepaskan salah satu dengan berat. Keputusan tetap ada pada diri kita. Selagi berfikir mari legakan rasa dengan Sky Coco 🙈