Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Selasa, 15 Maret 2022

Lipstik

Lisptik: pewarna bibir, terbuat dari sejenis lilin, biasanya berbentuk batang, pejal, licin, warnanya macam-macam.
Gincu: pewarna bibir, lisptik

Sejak dulu [dari masa SMA-ku] Emak-ku menjadi orang yang selalu aware tentang peralatan kecantikanku. Maklum, aku orang yang cenderung cuek terhadap hal-hal yang seperti itu. Serasa memakan banyak waktu, dan yang pasti juga memakan banyak uangku. Hahaha. Sejujurnya, saat duduk di bangku kuliah-pun aku selalu diingatkan untuk membeli satu atau dua mungkin bedak atau lipstik, tapi tetap saja, kenyataannya aku tidak meluangkan waktu untuk melakukan hal yang seperti itu. Hahaha. Aku malu. Pun ada dibelikan Emak, hanya tersimpan rapi di lemariku. Itu duluu, waktu usiaku belum melebihi dua puluh.

Usiaku kini sudah lebih dari dua puluh dan aku masih belum pernah menggunakan lipstik sebagai kebutuhan utamaku ketika keluar rumah atau berpergian kemana pun. Bedak, ada-lah aku tanya adik iparku, itu pun aku kadang lupa memakainya diwajahku. Hahaha. Oh iya, aku lebih suka bibir kemerahan alami, lagi pula sudah sexy bibirku. Aku merasa tidak perlu menggunakan gincu. Hahaha. Btw, kenyataannya bagian tubuh yang paling kusuka adalah bibirku. Seharusnya aku beri perhatian lebih, kan? Tentu saja, biasanya aku mengoleskan madu di bibirku.

Sejak beberapa bulan ini, aku mulai berfikir untuk mulai belajar merawat diriku. Tidak ada yang terlambat, bukan? Walaupun di mulai pada usia lebih dari dua puluh. Huhuhu. Mulai baca hadist buat isteri mempercantik diri dihadapan suami, wkwk. Iya kan emang pada usia gini lagi booming-boomingnya masalah nikah ya kan? Nah nah, sering muncul ini:

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
خَيْرُ النِّسَاءِ مَنْ تَسُرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ، وَتُطِيْعُكَ إِذَا أَمَرْتَ، وَتَحْفَظُ غَيْبَتَكَ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِكَ 
 “Sebaik-baik isteri adalah yang menyenangkan jika engkau melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi.”[1]
[1] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, dari ‘Abdullah bin Salam. Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 3299

Referensi: https://almanhaj.or.id/1445-isteri-harus-berhias-dan-mempercantik-diri-untuk-suami.html

Mulai belajar  karena mau menyenangkan seseorang dan memuaskan diri sendiri, tidak salah kan? Tapi jangan salah kaprah ya, cantik itu harus di depan suami bukan di depan banyak orang. 
Semangat!
Pake lisptik di depan suami juga bagus, kan?



Minggu, 13 Maret 2022

Patahan Ranting

Entah apa yang membuat jari-jemari saya tiba-tiba ingin menulis ini, sebuah tulisan tentang seseorang di masa lalu; Dia yang dulu datang membawa cerita termanis, tetapi kini pergi meninggalkan luka terpahit.

Kepadamu; 
Kamu apa kabar?
Semoga senang selalu meliputi harimu, semoga tenang selalu memenuhi jiwamu.

Kamu tahu, di saat kamu melangkahkan kaki dan memutuskan segalanya berakhir, di saat itu pula lah saya merasa bahagia saya juga berakhir.

Malam-malam saya selalu dipenuhi rasa cemas akan kabarmu, padahal saya tahu kamu sedang baik-baik saja bersama seseorang yang kamu pilih setelah menyingkirkan saya.

Malam-malam saya selalu merindukanmu, padahal saya tahu, mengingat diri saya saja kamu sudah tidak.

Malam-malam saya selalu mendoakanmu, padahal saya tahu, doa saya dan doamu tidak bermuara lagi pada satu Amin yang sama; Saya ingin didekatkan denganmu, kamu ingin dijauhkan dari saya.

Betapa saya sadar bahwa saya adalah manusia bodoh; Menjadi lilin penerang tidur untuk seseorang yang lebih menyukai terlelap di dalam gelap. Saya relakan diri saya terbakar, meleleh, bahkan hancur. Namun, kamu padamkan saya, lalu memilih memejamkan mata.

Betapa saya sadar bahwa saya adalah manusia menyedihkan; Menjadi payung untuk seseorang yang lebih menyukai tetesan hujan. Saya rentangkan diri saya, saya lindungi tubuhmu. Namun, kamu lemparkan saya jauh ke tepi, lalu memilih basah oleh air yang tanpa kamu ketahui dapat membuatmu sakit.

Betapa saya sadar bahwa saya adalah manusia tidak tahu diri; Menjadi awan untuk seseorang yang lebih menyukai mentari. Saya tebalkan diri saya, saya naungi dirimu. Namun, kamu menghindari saya, lalu memilih berpindah ke tempat terik yang tanpa kamu ketahui hangatnya dapat menggores lembutnya kulitmu.

Tapi, saya abaikan tentang itu. Begitulah kerasnya hati saya menyayangimu.

Kepadamu; 
Izinkanlah saya tetap menantimu pada sebuah rumah meski saya tahu kamu tidak pernah sudi pulang, dan tinggal di dalamnya.

Izinkanlah saya tetap menulis puisi-puisi untukmu meski saya tahu kamu tidak akan pernah sudi membacanya.

Izinkanlah saya tetap menyanyikan lagu-lagu kesukaanmu meski saya tahu kamu tidak akan pernah sudi mendengarnya.

Izinkanlah saya tetap menyambut sebuah pagi, menghidangkan dua cangkir teh, serta membayangkan menikmatinya bersamamu meski saya tahu itu tidak akan pernah menjadi nyata.

Izinkanlah saya tetap duduk menghadap luasnya laut, memandangi jingganya senja, dan menganggap bahwa kamu berada di samping saya meski saya tahu itu hanyalah fatamorgana.

Izinkanlah, izinkanlah, izinkanlah saya.

Hanya dengan cara itu saya bisa memilikimu. Hanya dengan cara itu saya bisa merawatmu. Hanya dengan cara itu saya tidak akan lagi kehilanganmu.

Dan kamu tahu; Siapapun yang bertanya perihal sudah seikhlas apa saya, saya katakan "Saya ikhlas". Saya bohongi mereka, saya bohongi diri saya sendiri. Sungguh, jika Ikhlas itu dapat terlihat nyata oleh sepasang mata, maka tidak ada yang mampu menemukannya di dalam hati saya. Karena, kata " Ikhlas" itu memang tak pernah ada.

Maafkan saya, maafkan saya, maafkan saya.

Ribuan kata yang saya rangkai menjadi kalimat-kalimat.
ratusan kalimat yang saya rangkai menjadi puisi-puisi,
puluhan puisi yang saya rangkai menjadi buku-buku. 
Semua hanya angan saya untuk sampai di titik itu. Pada kenyataannya, saya tidak mampu.

 
--patahan.ranting

Sabtu, 12 Maret 2022

Tidak Pada Waktunya

Ada yang sama-sama suka tapi tidak bisa saling memiliki. Yang bisa hanyalah bercanda tentang waktu, yang seakan berjarak seperti lautan dan langit biru. Tak patut ditiru, tapi kenyataannya seperti itu. Dua orang insan yang sama-sama menaruh hati, tidak bisa saling memiliki, karena menjaga bagian-bagian lain pada hidup yang sudab berjalan. Yang bisa hanyalah, tersenyum dan bahagia ketika bersama.

Ada yang sama-sama tertarik satu sama lain, tapi hanya bisa dalam diam dan tidak berani menunjukkan perhatian. Yang bisa hanyalah, memandang dari kejauhan. Ada yang sama-sama terkesima tentang perjalanan hidupnya, namun harus tetap saling menjaga bagian-bagian lain sehingga hidup tetap berjalan sebagaimana mestinya. Dua orang dalam diam, bertahan untuk tujuan hidup yang sama-sama sudah dijalani dan berprinsip.

Tidak ada yang salah dengan waktu, tentu saja Allah, Sang Maha Perencana, sudah menyiapkan segala sesuatu. Pun termasuk pertemuan antara dua insan yang saling memiliki ketertarikan. Tiada yang salah, tinggal bagaimana mengelola persasaan yang ada. Jangan sampai menghancurkan dua buah kaca. Tetaplah pada jalan masing-masing, cukup memuji di dalam dada dan lambat laun perasaan itu terkikis oleh waktu. 

Di waktu yang salah, perasaan kita dapat menjadi bumerang untuk diri sendiri. Tetaplah kuat dan elegan menanti. Terima kasih atas pelajaran yang sangat berarti, hai makhluk Allah yang maasyaa allah sangat baik hati.

Jumat, 11 Maret 2022

IBU RUMAH TANGGA PENUH PERCAYA DIRI

Menjadi sosok ibu rumah tangga adalah predikat mulia yang disandang seorang wanita ketika telah menikah dan memiliki anak. Banyak wanita yang menginginkan menjadi figur istri sholihah yang selalu bia membahagiakan suami dan anak – anak , mampu mengelola rumah tangga dengan baik sanggup membina hubungan yang harmonis dengan tetangga, memiliki kiprah di masyarakat yang selaras dengan fitrahnya dan segudang obsesi ideal lainnya.

Begitu banyaknya aktivitas positif yang bisa dilakukan seorang wanita meskipun orang memandangnya sebelah mata, “ah“ hanya ibu rumah tangga apa istimewanya?

Jangan apriori dan berpikir negative percayalah anda seorang ibu rumah tangga justru bisa mendulang pahala berlimpah ketika profesi agung ini mampu diembannya dengan baik. Dia bisa memberi manfaat ganda kepada orang lain ketika ia mampu menempatkan dirinya dengan bijak mulai dari menyelesaikan domistik rumah tangga, pelayanan pada suami, mendidik anak, menjadi penggiat dakwah, memiliki skill yang berkaitan dengan kewanitaan, dan lain – lain yang selaras dengan jiwa kewanitaan.

Dengan tugas dan kewajiban yang banyak itu wanita perlu energi baru atau gizi baru agar aktivitas yang dilakukan lebih bersemangat. Semakin tinggi intensitas kegiatan yang dilakukannya semakin banyak pula cadangan energi positif Islami yang harus dimilikinya agar tetap percaya diri :

Bekal Ilmu

Ini modal utama agar sisi keimanan tetap kokoh, lebih – lebih ilmu syar’i / agama.

طَلَبُ الْعلِْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسلْمٍِ

“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim” (Shohih diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunannya No : 224).

Dengan ilmu yang memadahi ia akan tampil percaya diri dalam menjalankan aktifitasnya. Begitu pula ilmu penunjang seperti sebagaimana mengelola manajeman rumah tanga, tumbuh kembang anak , gizi dan makanan, kejiwaan anak dan lain – lain yang relevan.

Bergaul Dengan Orang – Orang Shalih

Ini sangat penting agar kesetabilan iman dan frekvensi batinnya stabil. Banyak faedah yang diperoleh ketika bersahabat dengan orang –orang yang berilmu, berakhlak mulia dan memiliki kepedulian pada Islam. Mereka bisa dijadikan tempat sharing ketika suatu ketika kita butuh penguatan komitmen keimanan atau perlu nasehat

Me Time.

Waktu pribadi ( me time) sangat dibutuhkan agar ia tak jenuh atau future dalam melaksanakan semua aktivitas hariannya yang seolah – olah tak henti. Me time bisa berujud membaca buku bermanfaat, menghafal Al-Qur’an, kunjungan ke saudara, refreshing dan lain – lainnya yang disesuaikan dengan minat atau hobinya. Perlu pula ia memiliki ibadah special / unggulan yang bias memperberat timbangan disisi Allah seperti puasa, sholat, dzikir, dan lain – lain.

Berolah Raga

Pisik yang perlu fresh, diantaranya dengan olah raga seperti berjalan kaki, bersepeda, senam ringan. Dengan badan sehat dan kuat Insya Allah aktivitas sebagai ibu rumah tangga akan lancar. Bukankah Rasulullah juga pernah mengadakan lomba lari dengan Aisyah ?. Selain itu olah raga bisa merekatkan hubungan dengan suami – anak.

Menghasilkan Karya

Subhanallah betapa bahagianya seorang suami ketika istrinya mampu mengemban amanah rumah tangga dengan baik seperti : mampu mencetak anaknya hafal Al-Qur’an. Ini karya besar buah dari mendidik anak ala Nabi. Mampu menjadikan buah hatinya berakhlak santun , lembut dan suka membantu orang tua.

Bentuk karya lain adalah berupa masakan / produk makanan, kerajinan, pandai menjahit dan lain –lain yang bermanfaat untuk diri dan orang lain.

Demikianlah secara singkat tips dan kiat agar menjadi ibu rumah tangga yang penuh percaya diri. Hadapi segala masalah dengan simple dan mudahkan urusan.

“Mudahkanlah setiap urusan dan janganlah kalian mempersulitnya, buatlah mereka tenang dan jangan membuat mereka lari”.

“Fokus pada kelebihan diri sendiri , niscaya anda akan penuh percaya diri”.

***

Referensi : 

Majalah Usroti, edisi 04 vol II 2017

Oue Heart, Zainal Abidin bin Syamsudin, Pustaka Imam Bonjol , Jakarta 2014

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

sumber: https://muslimah.or.id/9706-ibu-rumah-tangga-penuh-percaya-diri.html

Via HijrahApp

Anak SMA

Tidak semua orang bisa melihatku, sekarang. Beberapa saja teman perempuanku yang datang, bercengkrama dan ada waktu istirahat yang memerlukan waktu. Ada juga adik-adik ku, teman belajar di rumah setiap Jum'at dan Sabtu. Mereka bisa melihatku.
Suatu hari, mungkin karena cukup penasaran, akhrinya terlontar pertanyaan itu kepadaku "Miss, miss masih SMA ya?"

Sontak saja aku tertawa. Kenapa mereka bisa berpikiran seperti itu? Apa karena aku tidak terlihat dewasa baik dari tampilan atau pun perlakuan. Hahaha. Ataukah mungkin wajahku mencerminkan anak SMA, antara sedih dan bahagia. Tapi tidak hanya kali ini saja, sudah beberapa kali ku alami hal yang sama.
Lain hal adik-adik teman belajar di rumah, jikalau di jalan ditanya "Sekolah dimana, Adek?" atau paling sering "Adek, mondok dimana?"

Beda respon antara adik-adik dan orang di jalan, aku sedikit elegan dengan senyuman walaupun hampir dari semua yang menanyakan tidak mampu melihat wajahku. Aku tersenyum rapi padahal. Dalam hati, "Wah, ga tau mereka ya, aku sudah tidak mudah lagi."

Hahaha. Adik-adikku yang manis, aku katakan "Miss sudah 7 tahun yang lalu lulus SMA." Malu-malu lalu tertawa terbahak-bahak. Hahaha. Tidak habis ku pikir, semuda itu aku di hadapan mereka. Tak apa, baguslah, bisa berteman dan bergaul dengan mereka lebih mudah. Semoga mereka nanti, di masa SMA mereka sudah bisa memberikan yang terbaik untuk agama, bangsa dan negara ya. Aamiin. Semangat terus adik-adikku yang manis.

Minggu, 06 Maret 2022

Ingin Bicara

Sudah kebiasaanku, selalu ingin mendengarmu berbicara. Kamu sudah tau, kaan? Sejak dahulu, aku paling sering ingin di telepon. Benar kaan? Kamu juga tau, aku bilang sebentar saja, dan waktu yang kita lewati selalu tidak sebentar. Bukan karena apa, tapi memang rasanya sangat sebentar walaupun kenyataannya sudah berjam-jam berbicara.
Satu bulan ini, baru beberapa hari yang lalu aku bisa mendengarkan mu berbicara, terimakasih. Senang sekali aku. Sampai tidak bisa berkata, hanya senyum yang terus terukir di wajah. Benar-benar membahagiakan rasanya. 
Ingin sekali rasanya aku bicara, pun ingin sekali aku mendengarkanmu bercerita. Atau mungkin, memang aku saja yang terus bicara karena terlalu rindu. Hahaha. 
Aku baru tau, ternyata memang benar rasa rindu itu seperti itu ya. Yagitulah. Kamu sering bilang padaku. Akhirnya aku juga yang rasakan itu.
Aku ingin bicara, ingin mendengarkan cerita.

Jumat, 04 Maret 2022

Ciptaan Allah

Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

[Qur'an Surah Al-A'raf: 179)


Bismillahirrahmanirrahim. 
Semoga Allah menjaga pembaca serta penulis untuk senantiasa menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk agama dan negera. Semoga kita senantiasa untuk segera bertaubat.
Semangat!

Kamis, 03 Maret 2022

Kenapa Bertanya?

Tiga hari lalu, atau dua hari yang lalu. Aku menyampaikan pesan untuk menanyakan kapan kepulanganmu?
Tidak tau mengapa, ingin sekali tau kapan rencana pulangmu. Seakan sudah bertumpuk rasa ingin bertemu. Hahaha. Aku tau, pemicu utamanya adalah kakak terdekat-ku mengatakan akan menikah dalam waktu dekat, pada bulan ini ucapnya padaku. Pikiranku setelah mendengar itu, langsung tertuju padamu. Aku ingin kamu segera datang padaku.

Tidak muluk-muluk pintaku, sebenarnya ingin berbicara sebentar saja padamu. Jujur, aku rindu. Huhuhu. Aku tau ini tidak semudah itu, tapi mengirimkan pesan untuk bertanya sudah cukup melegakanku. Aku masih sanggup untuk menunggu. 

Semangatlah, sayangku.
I miss you. Yes, I miss you.

Seminggu yang lalu, ingin ku kirim pesan untuk menjawab pernyataanmu: I love you, too.
Tapi tak sempat ku kirim, kamu sudah tidak di tempatmu.
Thank you~~~
Once more, I love you, too.

Selasa, 01 Maret 2022

SUDAH SAATNYA AKU HIJRAH



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah akan pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sungguh benar ucapan Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, “Manusia jauh lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman

Karena makanan dan minuman dibutuhkan dalam sehari sekali atau dua kali

Adapun ilmu diperlukan sebanyak hembusan nafas.” Tidak kita pungkiri bahwa manusia butuh makan dan minum. Namun yang memprihatinkan adalah ketika kebutuhan makan dan minum jauh lebih diutamakan di atas kebutuhan ilmu dan iman

Orang yang kehilangan ilmu dan iman akan lalai dari mengingat Allah dan sekaligus akan lalai dari kemaslahatan dirinya sendiri. Orang yang lalai mengingat Allah adalah orang yang mati hatinya walaupun jasadnya berjalan di muka bumi.

https://muslim.or.id/58272-hijrah-menuju-allah-dan-rasul-nya.html

Satu Hari

Banyak sekali hal yang terjadi dalam satu hari. Terasa begitu lama waktu berputar, sampai- yang terasa hanya ingin berjumpa saja. Hahaha.
Tidak paham juga, tapi begitulah. Lama sekali jika ada saja waktu kosong tanpa kesibukan.
Harus pinter-pinter cari jalan untuk menenangkan jiwa, ya kan?

Heran. Dalam hari berkata "Oh ternyata seperti ini perasaan ingin bertemu seseorang." Kalimat itu seperti penguat hati. Mengingatkan bahwa aku juga seorang manusia. Allhamdulillah.

Tak perlu cemas lagi risau, karena semua orang akan merasakan hal yang sama, manusiawi. Baik. Pikirku aku masih normal jika merasakannya. Cukup menenangkan untukku dalam satu hari yang terasa panjang hari ini.

Semoga bahagia, senyum dan tawa Allah hadirkan juga ya. Semoga waktu yang terlewati lebih banyak manfaatnya. Aamiin.

Seharusnya Lebih Sabar

Tak habis ku pikirkan, mungkin bisa diungkapkan dengan judul pada tulisan ini. Sedikit ingin kutulis lebih panjang "Seharusnya aku bisa lebih sabar."
Kata itu terus muncul diotakku. Pertanyaan-pertanyaan dengan barbagai macam jawaban muncul bergantian, bagaimana ini? Apa ini salahku? Apa seharusnya aku lebih sabar? Apa karena pesanku? Bagaimana?

Macam-macam pertanyaan benar memenuhi kepalaku. Kadang pikiran- negatif juga datang menyapaku. Tapi tidak, pada akhirnya, aku memahami. Berprasangka baik, dengan alasan, yang baik akan terjadi baik.

Baik. Aku menguatkan diriku. Baik. Baik. Baik. Kamu akan baik-baik saja, Novi. Tunggu saja ya. Sebentar lagi. Sabar. Sabar dan sabar ya. 

Tidak apa-apa. Semangat, sayang.
Semoga sabar selalu ya!
Terima kasih kuucapkan untuk diriku.
Sayang banget, semoga tetap selalu berfikiran positif.

Oh iya, semoga nata de coco "SKYCOCO" meberikan menfaat untuk banyak orang. Aamiin.
Allhamdulillah~

Bahagia dalam Diam

Mengirimkan pesan pada nomor yang tidak aktif rupanya menjadi canduku. Tidak dipungkiri ingin datang balasan, namun hanya suatu kebahagian jika sudah mengirimkan pesan. Isinya sama, hampir setiap hari mengirimkan pesan untuk memanggilnya dengan panggilan sayang. 
Memanggilnya dengan panttulan itu yang ada diingatanku, yaitu bahagia. Ku katakan pada kakakku "bahagia sesederhana itu ya ternyata."
Begitulah diucapnya, hidup apa saja dan bagaimana, jikalau dengan orang yang kita sayang tetap akan bahagia. 

Baik, aku hanya menganggukkan kepalaku, isyarat paham. Padahal di dalam dada "oh gitu, maulah maulah maulah."

Hahaha. Bahagia tentu saja ingin dirasa setiap manusia, iya kan? Bisa juga didapatkan dengan beribadah.
Yuk, semoga Allah mudahkan kita untuk beribadah dan tetap istiqomah.
Semangat!

Diam tidak bercerita sungguh menyita banyak waktu untuk tidak membagikannya. Semoga selalu dikuatkan, dan bisa dibagikan pada orang yang tepat ya.
See ya~

Ingin Ku Sampaikan

Cerita hari ini masih sangat membekas diotakku. Seseorang bercerita tentang kunjungan kekasihnya. Aku bahagia. Tersenyum juga tertawa. Lucu juga. Ikut bagaia jikalau dalam waktu dekat semoga akan ada akad.  Spontanutas aku bilang "Aku juga mau dong ngadu." Hahaha.

Yaya, dalam pikirku "Tak sabar menunggu besok, ingin cerita banyak hal, ingin bilang banyak hal." 

Aku membaca pesan, sepertinya aku harus lebih bersabar. 
Mari kita ganti skenarionya, plan B. "Mari ngadu sama Allah saja."

Semangat, Yeay!
Semangat.
Pen ngomong sebentar (sebentarnya aku, tau kaan?)


Ku Kira Aku Kuat

Ku kira aku sekuat itu dalam perasaan, nyatanya setiap hari merasakan kerinduan.
Mengirimkan pesan, dengan harapan mendapatkan balasan ~keaktifan~
Ingin hanya satu kalimat sebagai penyegaran, jiwa-jiwa haus akan kasih sayang.

Ku kira aku kuat dalam perasaan, nyatanya bahkan setiap melihat nama ada bahagia di wajah. Entahlah, kadang hanya ingin disapa. Terimakasih sudah meluangkan waktu untukku ya~

Semoga sehat selalu dan terus bersemangat dalam menuntut ilmu.
Semoga Allah mudahkan setiap langkah menuju kebaikan. 
Sayang, aku ingin jumpa. 
Pulanglah, segera.