Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Kamis, 16 Juni 2022

Tentang Tanggung Jawab Sesama Manusia dalam Bekerja



Musyawarah memang perlu, apalagi berdiskusi. Beberapa kesempatan memang mengharuskan dua hal tersebut. Namun beberapa kondisi tidak harus, bukan? Bekerja sama dengan orang lain tentu saja adalah salah satu tempat dimana musyarawah dan diskusi adalah hal yang biasa dilakukan. Bahkan untuk setiap kesempatan, hampir semua anggota akan mengatakan iya. Berbeda halnya dengan atasan, namun tetap dengan saja mempertimbangkan pendapat anggotanya, bukan? Maksudku, beberapa orang bahkan meminta pendapat anggotanya dengan berbagai  alasan yang bisa diterima lalu barulah memutuskan hal atau keputusan apa yang akan diambilnya, misalnya salah satu bidang yang tidak dikuasainya. Bisa saja begitu, kan? 

Tentang memberikan pilihan dan harus dipatuhi, kurasa begitulah konsekuensi dari bekerja bersama orang lain. Bisa saja kita tidak mematuhi, namun ada konsekuensi lain dari hal tersebut. Pilihan terburuknya adalah seharusnya meninggalkan. Bukankah komitmen dan surat tertulis menjadi dasar atas kewajiban yang harus dilakukan? Lalu, sebagai sesama kenapa jadi seperti ini? Semua orang bisa saja mementingkan diri sendiri tapi setahu saya, kepentingan orang banyak adalah hal yang harus didahulukan. Jadi, bagaimana? Mungkinkah ada yang lebih penting?

Berada pada dua tanggung jawab yang seharusnya dapat diatur dengan baik, tentu saja adalah hal yang diharapkan semua orang. Namun, kalau saja dua tanggung jawab tidak mampu membuatmu menjalankan hak sesama manusia dan hak kepada Allah, kenapa memaksakan hal tersebut? Kenapa tidak disudahi saja pikirku? 

Memang untuk berfikir positif itu bisa saja dilakukan oleh setiap orang, namun beberapa kali sudah berfikir positif membuatku cukup kapok, tentu saja ada hal negatif dalam diri yang sebenarnya menjerit ingin didengarkan. Saya sedang mengontrol diri, pikriku. Jangan sampai membuat orang lain tersakiti. Jangan sampai dzalim! 

Pilihan dan musyawarah, kerja sama dan patuh adalah hal yang tidak terlepas dari kehidupan kita. Jangan sampai, jangan sampai hal ini membebankan kepada orang lain. Tetaplah profesional dan bersahaja. Kapan datang waktu berkomitmen, berkomitmenlah dengan benar karena tanggung jawab sungguh akan dipertanyakan di akhirat. Maksudku, semoga kita termasuk orang-orang yang tentu saja menunaikan kewajiban sebagai manusia kepada manusia dan yang paling utama kepada Allah. Aamiin.


Minggu, 12 Juni 2022

Perjalanan Survey Awal “Vaksinasi Kelompok Rentan (Suku Anak Dalam [SAD] dan Penyandang Disabilitas) Kabupaten Musi Banyuasin

Survey awal kegiatan Vaksinasi SAD dimulai pada hari Jumat, 27 Mei 2022. Perjalanan dimulai pukul 08.00 WIB dari Sekretariat PMI Musi Banyuasin. Tim dari Palembang berangkat pukul 07.00 WIB. Lalu pertemuan kami berada di B80 (Jl. Raya Palembang - Jambi, Telang, Kec. Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan) pada pukul 13.00 WIB. Selanjutnya kami melakukan perjalanan menuju Desa Sungai Badak untuk survei langsung keadaan SAD disana yang berlokasi di PT. Bumi Persada Permai (PT. BPP). Perjalanan dari B80 ke kantor PT. BPP memakan waktu sekitar 45 menit dengan jalan belum beraspal dan berdebu serta pemandangan hutan kayu monokultur, kendaraan truk angkut besar lalu lalang melintas di jalan tersebut. Jadi diperlukan kehati-hatian dalam berkendara. Setelah sampai ke kantor PT. BPP kami disambut hangat oleh tim PT. BPP salah satunya bagian CSR, Pak Hendri. Kami langsung melanjutkan perjalan untuk menuju lokasi SAD ditemani langsung oleh Tim PT. BPP. Perjalanan kami dari kantor PT. BPP ke lokasi SAD memakan waktu 1 jam. Pukul 15.02 WIB kami sudah sampai di lokasi SAD Desa Sungai Badak yang sudah bermukim. Beberapa penduduk sudah ada yang dirumahkan oleh PT. BPP namun kebanyakan dari mereka belum memiliki identitas (seperti KTP dan Kartu Keluarga). Beberapa penduduk lainnya, ada pula yang hidup nomaden di kebun dikarenakan rumah yang disediakan sudah tidak layak huni. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Erna terdapat 12 Kepala Keluarga dengan jumlah keseluruhan warga sebanyak 60 orang. Informasi yang kami dapatkan, jumlah penduduk yang sudah divaksin sebanyak 2 orang saja. Hal itu dilakukan karena keperluan untuk mengambil upah di tempat bekerja. Perbincangan dengan berakhir pukul 15.48 WIB, selanjutnya kami kembali ke kantor PT. BPP dan kembali ke arah Bayung Lencir untuk mencari penginapan. Pukul 18.24 WIB kami sudah berada di rumah makan untuk makan malam terlebih dahulu. Pukul 19.28 WIB kami sudah berada di penginapan dan akan melanjutkan perjalan besok ke Desa Sako Suban Kecamatan Batanghari Leko.

Pagi-pagi sekali (Sabtu, 28 Mei 2022) kami sudah bersiap untuk berangkat ke lokasi selanjutnya, yaitu desa tempat SAD Libok Telapak (Kubu Lebar Telapak) berada yang diketuai oleh Pak Syafe’i, Desa Sako Suban Kecamatan Batanghari Leko. Perjalanan kami pagi ini awalnya ditemani dengan hujan gerimis. Lamanya perjalanan kami menuju lokasi selama 4 jam. Lokasi yang ditempuh jauh ke dalam, kali ini kami melewati Kebun Sawit PT dan semakin mendekati ke lokasi maka kami temukan banyak sekali illegal drilling oleh warga. Awalnya kami bertemu dengan salah satu warga yang mengurus masjid sebelum ke lokasi SAD dan pukul 13.57 WIB kami sudah berada di lokasi dan berbincang dengan Ketua SAD disana, Pak Syafe’i. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, total penduduk yang tinggal disana sebanyak 20 jiwa dan sudah beridentitas. Artinya SAD Sako Suban sudah memiliki KTP dan KK. Pukul 15.00 kami sudah beranjak pulang ke penginapan. Sebelum ke penginapan kami bertemu dengan mantan Kepala Desa Sako Suban, disana ada kejadian yang tak terduga, ada kecelakaan kerja warga yang melakukan illegal drilling. Kami membantu membawanya ke rumah Pak Mantri Hasan, namun karena kurangnya oksigen, Pak Mantri Hasan menyarankan untuk membawanya ke Puskesmas Bintialo. Kecelakaan kerja yang dialami warga tersebut yaitu luka bakar di sekujur tubuhnya. Ngeriii…. Pukul 16.58 WIB akhirnya kami sampai di Puskesmas Bintialo, dan memutar arah kembali ke Bayung Lencir. Barulah pukul 20.47 WIB kami sampai ke penginapan. Alhamdulillah. Perjalanan akan dilanjutkan besok ke Desa Sukajaya, Kecamatan Bayung Lencir. 

Pada tanggal 29 Mei 2022, kami melakukan survey desa ke tiga untuk kegiatan Vaksinasi Kelompok Rentan, dalam hal ini adalah Suku Anak Dalam (SAD). Desa tersebut adalah Desa Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir. Awalnya kami akan mengunjungi Desa Muara Bahar Kecamatan Bayung Lencir. Namun menurut Kepala Desa Muara Bahar, SAD disana sudah nomaden dan memerlukan beberapa waktu lagi untuk menjumpai mereka. Oleh karena itu, Bang Adios memutuskan untuk mengunjungi desa alternatif yaitu Desa Sukajaya. Kami bertemu langsung dengan kepala Desa Sukajaya yaitu Pak Sunarto di rumahnya. Kami menggali berbagai macam informasi darinya. Menurutnya SAD disana sudah memiliki identitas baik KTP dan Kartu Keluarga. Persentase warga yang sudah divaksin yaitu sebesar 50%. Nama lain SAD disini adalah SAD Wak Asan Panjang. Total penduduknya yaitu 30 jiwa dengan 14 Kepala Keluarga namun ada 3 orang yang baru menikah dan belum tercatat memiliki identitas seperti yang lainnya.


Jumat, 10 Juni 2022

Rindu yang Malu-malu Nampak Diakui

Sudah bosan rindu?
Sudah lelah rindu?
Sudahi rindu, dan akui. Walaupun malu, walaupun kaku. Tapi rindu itu wajar dan boleh diaku. 

Rabu, 08 Juni 2022

Rindu yang Tak Pernah Bosan

Sudah berkali-kali berbicara tentang rindu. Rasanya tidak pernah habis, datang lagi datang lagi setiap waktu. Aku juga tidak tau, kenapa rindu menjadi candu? Kataku, kenapa rindu tidak pernah bosan menyapaku? Terus saja begitu, tanyaku lagi dengan jawaban tidak mau mengaku.
Kurasa sudah banyak orang membaca kisah rindu, tapi bagiku, menuliskannya cukup melepaskan sedikit perasaan itu. Semacam pengungkapan diri dalam diam namun jujur aku tak mau mengeluarkan bunyi rindu. Cukup tulisan yang menggambarkan bahwa memang benar rindu itu selalu ada untukmu. 
Tidak boleh ya, tidak boleh berandai kalau kamu didekatku ya? Hmm. Padahal jika boleh, aku ingin memelukmu, sebentar saja. Ingin merasakan detak jantung-mu dan yaah hanya memeluk saja, mungkin sedikit canda-tawa bolehlah pikirku. Sayangnya, jauh ya.  Begitulah cara waktu memupuk rindu, kesibukan diri dan jarak jauh tumbuh subur, mengalahkan akar temu yang belum mampu mekar.

Selasa, 07 Juni 2022

Kemana Harus Ku Sampaikan?

Ah, begitu rupanya rasa rindu. 
Menelisik ke dalam kalbu, membuat apa pun menjadi layu, tergerus oleh rindu yang menggebu. Sulit dedefinisikan tentang waktu, yang mana rindu menjadi pemeran utama di dalamnya. Kala waktu rindu menyapa, kalang kabut dibuatnya ingin berjumpa.

Ah, entah sampai kapan rindu terus berdatangan. Ingin sekali segera ku akhiri, tapi boleh juga pikirku, untuk menjadikan rindu sebagai tantangan. Yah, kapan lagi jarak menjadi hal yang begitu dinantikan untuk segera tersampaikan? Sekarang saja, bukan?

Nanti, nanti jikalau sudah waktunya akan tiba masa tak ada jarak, kan? Apa rindu masih ingin segera tersampaikan? Aku harap, tetap begitu. Kamu juga, kan?
Sekarang, bersabar saja. Ada Tuhan tempat menyampaikan, kapan saja rindu itu datang, katakan, katakan pada Tuhan. Semoga rindu itu tepat pada sasaran.