Pagi-pagi sekali (Sabtu, 28 Mei 2022) kami sudah bersiap untuk berangkat ke lokasi selanjutnya, yaitu desa tempat SAD Libok Telapak (Kubu Lebar Telapak) berada yang diketuai oleh Pak Syafe’i, Desa Sako Suban Kecamatan Batanghari Leko. Perjalanan kami pagi ini awalnya ditemani dengan hujan gerimis. Lamanya perjalanan kami menuju lokasi selama 4 jam. Lokasi yang ditempuh jauh ke dalam, kali ini kami melewati Kebun Sawit PT dan semakin mendekati ke lokasi maka kami temukan banyak sekali illegal drilling oleh warga. Awalnya kami bertemu dengan salah satu warga yang mengurus masjid sebelum ke lokasi SAD dan pukul 13.57 WIB kami sudah berada di lokasi dan berbincang dengan Ketua SAD disana, Pak Syafe’i. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, total penduduk yang tinggal disana sebanyak 20 jiwa dan sudah beridentitas. Artinya SAD Sako Suban sudah memiliki KTP dan KK. Pukul 15.00 kami sudah beranjak pulang ke penginapan. Sebelum ke penginapan kami bertemu dengan mantan Kepala Desa Sako Suban, disana ada kejadian yang tak terduga, ada kecelakaan kerja warga yang melakukan illegal drilling. Kami membantu membawanya ke rumah Pak Mantri Hasan, namun karena kurangnya oksigen, Pak Mantri Hasan menyarankan untuk membawanya ke Puskesmas Bintialo. Kecelakaan kerja yang dialami warga tersebut yaitu luka bakar di sekujur tubuhnya. Ngeriii…. Pukul 16.58 WIB akhirnya kami sampai di Puskesmas Bintialo, dan memutar arah kembali ke Bayung Lencir. Barulah pukul 20.47 WIB kami sampai ke penginapan. Alhamdulillah. Perjalanan akan dilanjutkan besok ke Desa Sukajaya, Kecamatan Bayung Lencir.
Pada tanggal 29 Mei 2022, kami melakukan survey desa ke tiga untuk kegiatan Vaksinasi Kelompok Rentan, dalam hal ini adalah Suku Anak Dalam (SAD). Desa tersebut adalah Desa Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir. Awalnya kami akan mengunjungi Desa Muara Bahar Kecamatan Bayung Lencir. Namun menurut Kepala Desa Muara Bahar, SAD disana sudah nomaden dan memerlukan beberapa waktu lagi untuk menjumpai mereka. Oleh karena itu, Bang Adios memutuskan untuk mengunjungi desa alternatif yaitu Desa Sukajaya. Kami bertemu langsung dengan kepala Desa Sukajaya yaitu Pak Sunarto di rumahnya. Kami menggali berbagai macam informasi darinya. Menurutnya SAD disana sudah memiliki identitas baik KTP dan Kartu Keluarga. Persentase warga yang sudah divaksin yaitu sebesar 50%. Nama lain SAD disini adalah SAD Wak Asan Panjang. Total penduduknya yaitu 30 jiwa dengan 14 Kepala Keluarga namun ada 3 orang yang baru menikah dan belum tercatat memiliki identitas seperti yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar