Minggu, 12 Juni 2022

Perjalanan Survey Awal “Vaksinasi Kelompok Rentan (Suku Anak Dalam [SAD] dan Penyandang Disabilitas) Kabupaten Musi Banyuasin

Survey awal kegiatan Vaksinasi SAD dimulai pada hari Jumat, 27 Mei 2022. Perjalanan dimulai pukul 08.00 WIB dari Sekretariat PMI Musi Banyuasin. Tim dari Palembang berangkat pukul 07.00 WIB. Lalu pertemuan kami berada di B80 (Jl. Raya Palembang - Jambi, Telang, Kec. Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan) pada pukul 13.00 WIB. Selanjutnya kami melakukan perjalanan menuju Desa Sungai Badak untuk survei langsung keadaan SAD disana yang berlokasi di PT. Bumi Persada Permai (PT. BPP). Perjalanan dari B80 ke kantor PT. BPP memakan waktu sekitar 45 menit dengan jalan belum beraspal dan berdebu serta pemandangan hutan kayu monokultur, kendaraan truk angkut besar lalu lalang melintas di jalan tersebut. Jadi diperlukan kehati-hatian dalam berkendara. Setelah sampai ke kantor PT. BPP kami disambut hangat oleh tim PT. BPP salah satunya bagian CSR, Pak Hendri. Kami langsung melanjutkan perjalan untuk menuju lokasi SAD ditemani langsung oleh Tim PT. BPP. Perjalanan kami dari kantor PT. BPP ke lokasi SAD memakan waktu 1 jam. Pukul 15.02 WIB kami sudah sampai di lokasi SAD Desa Sungai Badak yang sudah bermukim. Beberapa penduduk sudah ada yang dirumahkan oleh PT. BPP namun kebanyakan dari mereka belum memiliki identitas (seperti KTP dan Kartu Keluarga). Beberapa penduduk lainnya, ada pula yang hidup nomaden di kebun dikarenakan rumah yang disediakan sudah tidak layak huni. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Erna terdapat 12 Kepala Keluarga dengan jumlah keseluruhan warga sebanyak 60 orang. Informasi yang kami dapatkan, jumlah penduduk yang sudah divaksin sebanyak 2 orang saja. Hal itu dilakukan karena keperluan untuk mengambil upah di tempat bekerja. Perbincangan dengan berakhir pukul 15.48 WIB, selanjutnya kami kembali ke kantor PT. BPP dan kembali ke arah Bayung Lencir untuk mencari penginapan. Pukul 18.24 WIB kami sudah berada di rumah makan untuk makan malam terlebih dahulu. Pukul 19.28 WIB kami sudah berada di penginapan dan akan melanjutkan perjalan besok ke Desa Sako Suban Kecamatan Batanghari Leko.

Pagi-pagi sekali (Sabtu, 28 Mei 2022) kami sudah bersiap untuk berangkat ke lokasi selanjutnya, yaitu desa tempat SAD Libok Telapak (Kubu Lebar Telapak) berada yang diketuai oleh Pak Syafe’i, Desa Sako Suban Kecamatan Batanghari Leko. Perjalanan kami pagi ini awalnya ditemani dengan hujan gerimis. Lamanya perjalanan kami menuju lokasi selama 4 jam. Lokasi yang ditempuh jauh ke dalam, kali ini kami melewati Kebun Sawit PT dan semakin mendekati ke lokasi maka kami temukan banyak sekali illegal drilling oleh warga. Awalnya kami bertemu dengan salah satu warga yang mengurus masjid sebelum ke lokasi SAD dan pukul 13.57 WIB kami sudah berada di lokasi dan berbincang dengan Ketua SAD disana, Pak Syafe’i. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, total penduduk yang tinggal disana sebanyak 20 jiwa dan sudah beridentitas. Artinya SAD Sako Suban sudah memiliki KTP dan KK. Pukul 15.00 kami sudah beranjak pulang ke penginapan. Sebelum ke penginapan kami bertemu dengan mantan Kepala Desa Sako Suban, disana ada kejadian yang tak terduga, ada kecelakaan kerja warga yang melakukan illegal drilling. Kami membantu membawanya ke rumah Pak Mantri Hasan, namun karena kurangnya oksigen, Pak Mantri Hasan menyarankan untuk membawanya ke Puskesmas Bintialo. Kecelakaan kerja yang dialami warga tersebut yaitu luka bakar di sekujur tubuhnya. Ngeriii…. Pukul 16.58 WIB akhirnya kami sampai di Puskesmas Bintialo, dan memutar arah kembali ke Bayung Lencir. Barulah pukul 20.47 WIB kami sampai ke penginapan. Alhamdulillah. Perjalanan akan dilanjutkan besok ke Desa Sukajaya, Kecamatan Bayung Lencir. 

Pada tanggal 29 Mei 2022, kami melakukan survey desa ke tiga untuk kegiatan Vaksinasi Kelompok Rentan, dalam hal ini adalah Suku Anak Dalam (SAD). Desa tersebut adalah Desa Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir. Awalnya kami akan mengunjungi Desa Muara Bahar Kecamatan Bayung Lencir. Namun menurut Kepala Desa Muara Bahar, SAD disana sudah nomaden dan memerlukan beberapa waktu lagi untuk menjumpai mereka. Oleh karena itu, Bang Adios memutuskan untuk mengunjungi desa alternatif yaitu Desa Sukajaya. Kami bertemu langsung dengan kepala Desa Sukajaya yaitu Pak Sunarto di rumahnya. Kami menggali berbagai macam informasi darinya. Menurutnya SAD disana sudah memiliki identitas baik KTP dan Kartu Keluarga. Persentase warga yang sudah divaksin yaitu sebesar 50%. Nama lain SAD disini adalah SAD Wak Asan Panjang. Total penduduknya yaitu 30 jiwa dengan 14 Kepala Keluarga namun ada 3 orang yang baru menikah dan belum tercatat memiliki identitas seperti yang lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar