Kamis, 31 Oktober 2024

wanita dengan perasaan setara dan kecerdasan emosional tinggi

Aku paham betul, kesibukan benar-benar membuat lupa hal yang bukan prioritas. Aku sadar, aku sering melakukannya. Lalu, aku juga menuntut hal serupa pada orang lain yang ku anggap prioritas. Hehe. Aku melakukannya pada orang lain sementara aku terganggu klo orang melakukannya kepadaku.

Aku mengerti, saat sibuk tidak ada waktu meladeni sikap manja-manja ini, tetapi bolehkah checking only, atau ya semacam say hello saja tapi perempuan terlalu sering pakai perasaan klo sudah suka. Hahaha.

Kata orang "cari yang lebih sayang kamu, bukan kamu yang sayang." Tapi ku pikir bagaimana ya, saya harap saya memiliki kecerdasan emosi yang tinggi sehingga tiada apa-apa semua kesulitan di dunia ini karena akan mati juga. Katanya "setara" rasanya. Semoga kedepannya aku bisa jadi wanita tenang dan kita menjadi sosok yang sama-sama berusaha ya, mewujudkan semua ini.

Tiada perlu berharap pada manusia, karena manusia sudah pasti akan ada buat kecewa. Perspective beda-beda, harapannya nanti aku juga suka seperti sekarang dan terus suka, dan setiap hari makin suka. Terimakasih ya, sayang. Sampai bertemu lagi, segera. 

Selasa, 29 Oktober 2024

pesan singkat untuk yang tersayang

Lalu, saya menuliskan pesan singkat, apabila ada yang bisa dibantu, jangan ragu untuk mengatakannya. "Saya bisa menjadi tempat bercerita dan tempat apa saja apabila diperlukan." Ucapku di kepala yang barang tentu tidak bisa di dengar oleh siapa pun manusia, kecuali ketika sudah ku tulis disini.

Entah apa yang menjadi dasar pengirman pesan itu, setauku, aku hanya ingin ada saja. Tapi biasanya beliau begitu manly sampai-sampai saya tidak tau apa-apa tentang kehidupan yang pergi-pergi jauh itu. Setiap kali ditanya akan dijawab "Biasa saja, lumayan, bagus." Kadang ada masa cerita panjang lebar, tapi jarang sekali. Lalu, aku selalu ditanya dan menjadi sosok yang panjang lebar bercerita, tentang kesenanganku biasanya (apabila berjumpa). Pesan singkatku biasanya semua tentang ketidaktahuanku yang biasanya direspon cepat, tentang data-data penting atau keperluan lainnya yang bukan terlalu privat, singkatnya biasaya semua tentang kesulitanku. Hehe, kalu tentang ceritaku lainnya: tanggapannya beragam, dari sampai respon datar, excited sampai meledek. Haha. Ada pula masa aku mendapatkan nasihat serius nan mencekam. Ternyata aku suka ya situasi itu, aku selalu jadi bergantung dengannya. Wkwk. Kenyatataannya, akulah yang selalu dibantu ya. Ajaibnya, aku tidak pernah mendengar tentang complain terhadap sikapku itu. Kesulitan yang ku hadapi dimatanya bukan apa-apa, jadi merasa tenang saja apabila mendapatkan kalimat penyejuk dan bantuan nyata. Terimakasih ya.

Hari bertemu selalu ku tunggu, kadang aku sesekali merengek. Kadang juga aku diam menuggu diajak. Hahaha. Tapi lebih banyak diamnya mengingat energi feminine yang ingin kuciptakan: menjadi wanita tenang. Sayang, Kalau ada waktu tolong luangkan waktunya untuk ku tanpa diminta ya, kadang surprise seperti itu membuatku sangat senang. 

Sampai bertemu segera! 

I adore you, I miss you

Kali ini aku banyak tertawa dan tersenyum dihadapanmu, betapa bahagianya hadir tanpa diminta: sudah di lokasi saja lalu kami menghampirimu. Aku yang sedari tadi tak kuasa menunjukkan rasa ketidakpercayaaanku, jadi semakin bersemangat ingin berjumpa. Rupanya, benar adanya: sedang menatap layar pekerjaan dan terlihat gagah. Aku tersenyum dibalik penutupku, seraya ingin sekali rasanya memanggil nama, berjalan perlahan lalu yang keluar dari mulutku "Assalamualaikum..." dengan nada ceria dan bahagia sekali. 

Salamku dijawab, aku memilih tempat duduk bersebrangan, tidak ada landasan memilih itu, tetapi sesaat kemudian aku bersyukur, karena bisa memandang dengan jelas dan diam diam tersipu malu. Akhirnya percapakan berjalan, momen lain sangat menyenangkan karena kita tertawa, bersama. Membicarakan- Hal dan rencana kedepannya. 

Lalu, besok kita akan bertemu lagi, aku ingin menyapa lebih banyak, dalam diam dan mengamati sekali lagi, [apakah betul???] Perasaan selama ini bisa bertahan sejauh ini? 

Hahahaha. Tetap harus terkontrol yaa, Nov. 

Minggu, 27 Oktober 2024

Bagaimana seharusnya aku mengulas terjemah dari sepasang matamu yang telaga?



Kupertanyakan padamu, bagaimana seharusnya aku mengulas terjemah dari sepasang matamu yang telaga? Bagaimana caraku menguraikan satu demi satu simpul yang sengaja kau buat rumit dalam kepala? Barangkali tidak akan pernah cukup hanya dengan menerka. Sebab sebenar-benarnya hati manusia, adalah kedalaman samudera, yang berbahaya jika tebak-menebak semata.

Selagi tidak bersamaku, dimanakah kau bermukim...apa dalam peluk lain? Bara yang gagal berubah biru bergemuruh di dadaku. Kata Ibu itu rasa yang dinamai dengan kata cemburu. Namun manalah kau akan paham. Bukankah bagimu aku hanyalah pengisi luang? Manalah berani aku memintamu cukup denganku sedang banyak yang lebih di luaran.

Aku bukan pilihan, kau tahu itu, bukan? Sebab sebaik-baik harga diri, adalah Ia yang hafal mati dengan seberapa berharganya diri sendiri. Lepaskan aku jika kau masih berhasrat untuk mencari. Karena jika bukan kau, mungkin ada yang lebih tepat untuk memiliki. 

 ~Lentera Shenja. 

 #RuangRelung

Sabtu, 19 Oktober 2024

Kita Hanya Sebentar

Kita hanya sebentar, sedalam apapun rasa pada akhirnya kita mustahil untuk bersama. Seandainya dulu aku tidak melibatkan hati mungkin sekarang aku baik-baik saja.

Bagaimana aku percaya kau juga mencintaiku, sedangkan hadirmu saja tidak menandakan bahwa kau betah. Mungkin tugasku hanya bisa menatapmu dari jauh, tidak dengan memelukmu secara utuh.

Padahal, sebelum kau semangat pergi kau pernah terluka, kemudian aku mati-matian mengobatimu, mengajarimu tersenyum dan tertawa, setelah kau lancar melakukannya, kau kini tertawa bukan denganku.

Dan bukankah dulu hatimu sempat lumpuh, lalu dengan tulus aku obati, dan setelah pulih kenapa orang lain yang kau ajak lari, padahal seharusnya aku yang diajak melangkah pergi.

Terimakasih telah menyadarkan aku, bahwa ketika aku setia menemanimu pada akhirnya itu menjadi luka yang harus aku obati sendiri.
_____________________________________________
🄺🄰🅃🄰 🄻🄾🄶🄸🄺🄰

𝐖𝐀𝐇𝐀𝐈 𝐈𝐒𝐓𝐑𝐈, 𝐁𝐄𝐑𝐋𝐄𝐌𝐀𝐇 𝐋𝐄𝐌𝐁𝐔𝐓𝐋𝐀𝐇 𝐏𝐀𝐃𝐀 𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈



𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐧𝐭𝐮𝐧 𝐝𝐢 𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢. 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐧𝐭𝐮𝐭, 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐲𝐮𝐤𝐮𝐫. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐀𝐥 𝐐𝐮𝐫'𝐚𝐧,

اخْفِضْ احَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

“ 𝐃𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠-𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧 .” (𝐐𝐒. 𝐀𝐥 𝐇𝐢𝐣𝐫: 88). 𝐈𝐧𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚, 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐢 𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢.

𝐓𝐮𝐭𝐮𝐫 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐝𝐢𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐝𝐞𝐤𝐚𝐡.

𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐀𝐛𝐮 𝐇𝐮𝐫𝐚𝐢𝐫𝐚𝐡, 𝐍𝐚𝐛𝐢 𝐬𝐡𝐚𝐥𝐥𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮 '𝐚𝐥𝐚𝐢𝐡𝐢 𝐰𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐥𝐚𝐦 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐛𝐝𝐚,

الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ

𝐓𝐮𝐭𝐮𝐫 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐞𝐤𝐚𝐡 . (𝐇𝐑. 𝐀𝐡𝐦𝐚𝐝 2: 316 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐬𝐞𝐛𝐮𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐀𝐥 𝐁𝐮𝐤𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐢𝐭𝐚𝐛 𝐬𝐡𝐚𝐡𝐢𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐮'𝐚𝐥𝐥𝐚𝐪 - 𝐬𝐚𝐧𝐚𝐝. 𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐒𝐲𝐮'𝐚𝐢𝐛 𝐀𝐥 𝐀𝐫𝐧𝐚𝐮𝐭𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐬𝐚𝐧𝐚𝐝 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐭𝐬 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐡𝐚𝐡𝐢𝐡 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐢 𝐬𝐲𝐚𝐫𝐚𝐭 𝐁𝐮𝐤𝐡𝐚𝐫𝐢-𝐌𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦)

𝐃𝐚𝐫𝐢 '𝐀𝐝𝐢 𝐛𝐢𝐧 𝐇𝐚𝐭𝐢𝐦, 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐡𝐚𝐥𝐥𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮 '𝐚𝐥𝐚𝐢𝐡𝐢 𝐰𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐥𝐚𝐦 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐛𝐝𝐚,

اتَّقُوا النَّارَ لَوْ لَمْ ا لِمَةٍ

“ 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐢𝐤𝐬𝐚 𝐧𝐞𝐫𝐚𝐤𝐚, 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩𝐢 𝐤𝐮𝐫𝐦𝐚. 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐮𝐭𝐮𝐫 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐢𝐤 .” (𝐇𝐑. 𝐁𝐮𝐤𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐧𝐨. 6023 𝐝𝐚𝐧 𝐌𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦 𝐧𝐨. 1016)

𝐩𝐮𝐥𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐦𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐧𝐭𝐮𝐭, 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐲𝐮𝐤𝐮𝐫. 𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐨𝐝𝐞𝐥 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐜𝐚𝐦 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐛 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐧𝐞𝐫𝐚𝐤𝐚.

𝐁𝐚𝐜𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐧𝐲𝐚: 
------◇◇◇-------

Rabu, 09 Oktober 2024

Sepi yang Tak Bertepi


Puisi oleh Bayu Irsandy 

Di tepi malam yang tak berujung,
aku meraba jejak langkah yang hilang,
terhempas dalam gelap,
tersesat di antara bayang-bayang sepi,
entah di mana suaraku terkubur,
di mana anganku terhenti.

Setiap bintang enggan bersinar,
bulan pun malu mengintip dari balik awan,
seakan mereka paham betapa sunyi ini,
terlalu dalam untuk dijangkau cahaya.

Dalam hening, hanya desir angin yang bernyanyi,
merayap di celah pintu yang tak pernah terkunci,
mengantarkan rindu pada kekosongan,
yang tak kunjung terisi.

Sepi ini merajut dirinya,
melingkari batin, mengikat hati,
membuat segala harapan terasa rapuh,
seperti embun di pagi buta,
menggantung, menunggu jatuh.

Aku berjalan dalam bayangku sendiri,
tanpa arah, tanpa tujuan,
setiap detak jantung seperti nyanyian kesedihan,
menggema di ruang kosong,
yang tak pernah berbicara kecuali dengan diam.

Sepi ini bukan lagi teman,
tapi musuh yang memeluk erat,
tak mau lepas meski aku berteriak,
meronta dalam keheningan,
namun tak ada jawaban, tak ada akhir.

Waktu seolah berhenti berputar,
terjebak dalam penjara tak kasat mata,
dimana setiap dindingnya terbuat dari ingatan,
tentang hari-hari yang pernah hangat,
dan kini hanya tinggal bayangan.

Sepi ini bukan sekadar kekosongan,
tapi jurang yang tak bertepi,
menghisap perlahan setiap tetes cahaya,
hingga tak ada yang tersisa,
kecuali kehampaan yang menggigil di sudut jiwa.

Di manakah akhir dari perjalanan ini?
Saat sepi merajalela dan tak kunjung reda,
aku hanya berharap,
di ujung malam yang panjang,
ada tangan yang meraih,
ada suara yang memanggil,
dan aku bisa pulang,
ke hangatnya pelukan,
yang dulu pernah kumiliki.

aku masih dengan perasaan yang sama


Hari ini, aku masih dengan perasaan yang sama, mencintaimu tanpa kecuali. Dan selalu ada pesan cintaku yang masuk lewat ponsel mu, meski berbalas centang biru karena kau terlalu sibuk dengan duniamu.

Tak apa, sebab yang masih menginginkan hubungan ini cuma aku, sedangkan kamu tidak. Bahkan banyak cara kau melukai ku yang menembus hatiku dari berbagai arah.

Aku masih mencintai manusia egois sepertimu, bukan karena tidak ada pilihan lain, haya saja aku lelah membuka hati lagi, dan memulai semuanya dari awal bersama orang lain itu lebih melelahkan dibanding bertahan mencintaimu.

Kalau kita sama-sama egois, mungkin aku lebih dulu menghilang sebelum kau berniat melakukannya. Namun, disinilah letak semua perbedaan diantara kita. Aku cinta kau tidak. Aku tulus kau tidak. Aku sayang kau tidak. Dan aku setia kau malah menyia-nyiakan.

Entah cerita apa yang tertulis di halaman berikutnya. Apakah aku masih setia disini, atau telah menghilang sebagai penutup kisah yang hancur dan tersalin dalam catatan kecil.
_____________________________________________
🄺🄰🅃🄰 🄻🄾🄶🄸🄺🄰

Senin, 07 Oktober 2024

tiba-tiba waktu: aku jatuh cinta


Aku tidak pernah merencanakan untuk jatuh cinta kepadamu. Tiba-tiba waktu, entah dengan alasan apa kau dan aku merasa memiliki banyak kesamaan. Kita punya banyak kisah yang akhirnya kita mirip-miripkan. Dan kau percaya bahwa semua (barangkali) sudah menjadi rencana semesta. Kau percaya akulah orang yang kau cintai dengan semestinya. Sungguh, waktu itu kuserahkan segala kesungguhanku untuk mencintaimu. Aku tahu rasanya ditinggalkan, kau paham rasanya dikhianati, lalu kita sepakat untuk saling menjaga hati. Semua bermula dengan sederhana yang manis. Aku pelan-pelan semakin yakin kaulah jawaban atas doa-doa yang pernah kupanjatkan dalam tangis.

Kita mengorbankan banyak hal demi rencana-rencana yang telah kita tetapkan. Kau meyakinkan aku perihal jarak dan waktu bukanlah penghalang rindu. Aku memahamimu dengan segala kesibukanmu. Kita bertaruh demi mewujudkan kedekatan dan membunuh jarak yang menjauhkan. Kau tak pernah mengeluh, meski mungkin saja pernah didera lelah. Aku tidak pernah merasa jenuh meski banyak hal yang harus kutenangkan karena pikiran yang gaduh. Kau dan aku bersepakat untuk tetap menjaga semangat. Kita bertahan demi hari yang lebih indah di masa depan. Kau paham, bahwa tak ada yang mudah. Katamu, semua butuh diperjuangkan. Ketakutan adalah satu hal yang harus mampu kita kalahkan.

Saat keberanian itu muncul menggebu-gebu. Entah dari mana asalnya; yang aku tahu aku tak takut apa pun, selain kehilanganmu. Aku menghabiskan waktuku lebih banyak untuk bekerja, menghabiskan tenaga untuk menekuni hal-hal yang aku suka. Aku mempertaruhkan segalanya demi kau. Sebab, aku tak ingin kita menjadi sejarah yang dikenang sebagai masa lalu. Aku meninggalkan segala rasa nyamanku waktu itu; dan memilih menghabiskan masa mudaku bekerja demi memenuhi kesungguhan memilikimu. Kau pun juga terlihat begitu. Kau lebih rajin bekerja dari biasanya. Sering kali kau ingatkan aku akan target yang harus kita capai. Waktu kita semakin dekat, untuk bisa menumpas jarak yang membuat rindu tercekat.

Namun, pada hari yang tak pernah kuduga. Jam-jam yang kuanggap semua akan baik-baik saja. Kau hempaskankan segalanya. Kau hancurkan semua yang telah kubangun dengan sepenuh jiwa. Kau katakan kepadaku; kita tak punya waktu, kau ingin menjalani hidup dengan orang yang ternyata diam-diam telah memintamu menjadi bagian hidupnya. Ah, aku sempat berlari menjauh dari kotaku. Menghabiskan hari-hari sedih di kota lain untuk membunuh waktu yang terasa pedih. Aku bahkan tak percaya; bagaimana mungkin orang yang kusebut cinta ternyata menusukkan luka. Kau bahkan terlihat tak peduli remuk perasaanku. Kau biarkan aku tenggelam pedih, seolah semua yang kuperjuangkan bukan hal yang kau butuhkan. Hingga waktu berlalu; pelan-pelan aku paham satu hal tentang kau. Kau bukan orang yang layak diperjuangkan sepenuh hatiku.

--Boy Candra, dalam buku 'Sebuah Usaha Melupakan'.