Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Jumat, 29 Juli 2022

Tentang Memilih Kata Agar Tidak Menyakiti Orang Lain


Bicara adalah aktifitas mengeluarkan suara bermakna dengan tujuan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Berbicara atau mengeluarkan kata-kata adalah hal yang mudah bagi orang dewasa. Maksud saya, ada saja perkara yang bisa kita tanggapi tanpa berfikir panjang. Cakupan sempit dari berbicara salah satunya dalam berinteraksi antar sesama. Menyampaikan sesuatu dengan tidak memperhatikan pemilihan kosakata: sah-sah saja, setiap orang berhak atas dirinya, apalagi dalam hal menyampaikan suara. Tinggal lagi, kesadaran diri dan kekuatan hati untuk perlu mengingat firman Allah Ta'ala (yang artinya), "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf [50]: 18).

Memilih kata artinya menyeleksi penggunaan kata yang akan kita sampaikan. Saya yakin sekali, jika dipikirkan dengan baik, ada banyak pilihan kata yang muncul di kepala, ya kan? Kita bisa memilih kata yang tentu saja menurut saya patut memposisikan diri kita sebagai seorang pendengar yang akan mendengarkan kata yang akan kita sampaikan tersebut. Apabila dipikirkan sudah baik dan tidak akan menyakiti orang lain, bolehlah disampaikan maksud dan tujuannya, benar kan?

Tidak semua orang mampu, pun saya juga begitu. Tapi tetap saja, berusaha untuk terus memperbaiki diri adalah kuncinya. Ingat prinsip: bicara baik atau diam.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Jangan sampai kita menyesali ucapan-ucapan kita. Pikirkanlah dengan baik! Ada banyak manfaat dengan memilih kata agar orang lain tidak tersakiti oleh kata-kata kita. Secara pribadi menurut saya manfaatnya adalah membuat orang lain bahagia sehingga kita menjadi hamba yang paling dicintai Allah, tidak merugikan diri kita, dan membuat diri kita dan orang lain instrospeksi diri dengan baik tanpa terbawa emosi.

Semoga Allah menjaga kita semua. Yuk, sama-sama jaga lisan!

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوولًا

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)


Referensi: 1 2 3



Kamis, 28 Juli 2022

What does a woman want from a man?


In short, the foremost thing she wants is security. She does not want a husband who makes her live in fear, like the one who often threatens her with marrying someone besides her (i.e. with a second marriage). Or he makes her feel that his friends and his gatherings with them are more important than sitting with her. Or because of his constant, long, unrestrained staring at women he makes her feel that he may abandon her (anytime). 

She wants a husband who respects her... and who consults her... and who does not belittles her... and who praises her beauty... her talks... her cooking (food)... and he does not degrades her in front of others.

She wants her husband to give her tender loving care which she (badly) needs after long tiring work around the house, and with taking care of his kids. 

She wants true love... which makes her feel that out of all the women (in the world), her husband has only chosen her. Love which touches her feminity (i.e. makes her feel like she is a woman) . 

O husband! Do not be niggardly in spending over her (needs)... and fear Allaah regarding her rights... for she is one of the two weak ones... about whom the Prophet ﷺ advised us to take care of.

📚 [Shaikh Muhammad Ibn Umar Baazmool]
Trans: Fahad Barmem

Kamis, 21 Juli 2022

Menyayangi Diri dengan Merawat Diri



Bismillahirrahmanirrahim. Sebentar lagi memasuki usia seperemapt abad. Sudah tua katanya, maksudnya sudah tua untuk belum menikah. Sudah matang umurnya, kata orang. Tapi kembali lagi tentang kesiapan dan kemauan, bukan? Bukan ingin membahas tentang pernikahan yang sedang trend  pembahasannya di kalanganku, namun ingin sedikit menceritakan tentang menyayangi diri. Menyayangi diri dengan menjaga dan merawat yang sudah Allah titipkan pada kita. Cukup lama memang untukku mulai sadar, bahwa merawat diri itu penting. Maksudku, merawat dengan sepenuh hati. Bukan berarti setiap hari tidak merawat, hanya saja kurang maksimal.

Sejak SMA, aku selalu diingatkan, untuk mulai mengunakan bedak yang sudah tersedia di rumah, bedaknya, bedak bayi. Agar cukup enak dipandang, ibuku bilang. Seingatku, jarang sekali kuindahkan perintah itu. Maklum saja, aku benar orang yang acuh tentang penampilan. Terpikirkan olehku, tentang begitu cerdasnya orang-orang disekolah ku, di sisi lain, memang kebanyakan temanku tidak terlalu peduli juga soal penampilan. Ada  yang peduli, tapi beberapa saja. Teman akrabku malah sangat tidak memperhatikan penampilannya, jadi aku tak ambil pusing tentang penampilan. Seperti hadist rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam berikut ini:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,


الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ


Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545) Klik untuk baca lengkap!

Toh, Allhamdulillah, bahkan dengan tidak menggunakan apa pun, wajahku juga tetap tidak berjerawat, jadi untuk apa pikirku? Benar, kaan?

Akhir-akhir ini, ada yang cukup menganggu pikiranku, nyatanya, tak peduli terhadap penampilan mulai terkikis. Sejak membaca dan mendengarkan beberapa ceramah. Bahwa menyejukkan mata adalah sebuah perintah. Aku mulai bertanya, mulai mencari, persiapan saja, sebagai bekal nanti jika sudah ada yang disejukkan matanya. Hahaha, Begitulah akal pendek pada mulanya. Seiring waktu berjalan, malah semakin bersyukur bahwa diri sudah mulai mengerti, tentang merawat dan menajaga diri. 

Semoga para pembaca dan penulis dapat menjadi penyejuk mata yang dipunya ya, jika belum saat ini, semoga nanti di masa depan. Tetap sehat dan rawat diri, dengan tidak meninggalkan kewajiban kepada sang Pencipta dan kepada sesama. Bismillah. Semangat!