Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Sabtu, 17 Desember 2022

[Kondisi Tidak Adil yang Bisu]

Tidak menanyakan, bukan berarti lupa. Bukan pula tidak peduli. Kadang sengaja dilakukan untuk melihat seberapa jauh kesadaran. Hihihi.

Ada banyak kondisi dimana keadilan bukan berarti memberikan perlakuan yang sama. Namun, memberikan sesuai kadar yang dibutuhkan, benar kan?
Ada keadaan dimana hal-hal yang seharusnya diberikan, lalu diam, dan entahlah, mungkin lupa atau bagaimana.
Tapi tetap saja, diam adalah suatu bahasa halus untuk melihat sebuah kejujuran.

Tunggu saja,
Kapan waktunya tiba, kalaupun tidak, cukup tau. "oh begitu, ternyata."
Terima kasih.

Jumat, 16 Desember 2022

How Old Are You? How Does It Feels To Be At Your Ages?



Pagi ini, scrolling akun media sosial dengan branding berbasis gambar yang memberikan layanan berbagi foto atau video secara daring, anak muda jaman sekarang saya pastikan familiar dengan aplikasi ini. Kegiatan menghabiskan waktu berhargaku di sela-sela memikirkan beberapa hal yang harus ku kerjakan, lalu bertemu dengan salah satu akun yang menayangkan video berisi salah satu pertanyaan kepada berbagai macam orang. Tayangan video ini bisa mendapatkan perspektif yang berbeda, tentunya. Pertanyaannya mengenai jumlah umur dan perasaan pada umur tersebut. Saya jadi memikirkan beberapa hal apabila saya ditanyakan hal yang sama.
Ada banyak hal yang ingin saya ungkapkan, tapi saya memilih beberapa kalimat yang akan saya tuliskan di bawah ini. Mungkin, di masa depan beberapa hal akan berubah, tapi setidaknya saat ini, inilah yang ada dibenak saya. Tentu saja beberapa hal akan berubah, saya percaya itu, yang sama adalah perasaan yang tertinggal dan kenangan-kenangannya.
Saya tidak akan menuliskan jumlah umur saya, beberapa mungkin sudah tau. Perasaan saya pada umur saya saat ini dan hingga hari ini, sungguh luar biasa. Beberapa impian saya, satu persatu mulai saya wujudkan. Tentu saja karena Tuhan dan berbagai dukungan dan bantuan. Ada banyak mimpi lain yang tentu saja ingin saya wujudkan juga, saya sedang mengambil waktu. Yang pasti, beberapa impian benar-benar ada di kepala saya, sedang mencari solusinya.
Hal yang paling berkesan untuk sampai pada usia ini adalah pengalaman, memang belum terlalu banyak, dan ingin lebih menambah lagi pengalaman. Beberapa hal menjadi lebih mudah diatasi saat sudah berpengalaman dalam menyelesaikannya, misalnya tentang menangis. Hahaha. Hal-hal kecil sering datang dan membuat air mata jatuh, sekarang tetap sama, tapi cara menyikapinya sudah berbeda. Tentu, lebih bijaksana.
Hal lain pada usia ini, mencari hal baru yang setidaknya tidak membuat bosan, seperti permainan kartu yang pernah menjadi candu bagiku, semacam hal yang setiap hari bisa berubah-ubah namun tujuannya tetap sama, semua orang punya jalan dan cara masing-masing hingga mencapai tujuannya. "Berlomba-lomba dalam kebaikan" ada di pikiran saya.
Pada hari dimana saya berubah menjadi di usia saya yang sekarang: saya berfikir bagaimana dengan ibadahnya saya? Setidaknya saya ingin sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya, mengingat semakin dekat saja dengan kematian. Walaupun tetap saja, mati bisa kapan saja dan dimana saja. Terlepas dari itu semua, usia yang sekarang "Allhamdulillah."
Tiada kejadian yang disesalkan, semua akan ada hikmahnya. Pun kalau bukan sekarang, saya yakin di masa depan. Terima kasih saya ucapkan, Novi. 
Semoga lebih banyak kebaikan lagi untuk banyak orang di masa depan dapat diwujudkan.
Semangat!

Kipas Angin Penyejuk Jiwa


Sabtu pagi cerah penuh gembira, dua orang gadis masih berbaring tak berdaya di kasur yang sama. Pukul 06.30 WIB, sudah terdengar aktifitas di jalan sana. Bunyi bising kendaraan lalu-lalang terdengar di telinga, namun dua orang gadis tersebut tetap kekeuh pada selimut putih tebalnya. Sepertinya tidur hampir pukul 00.00 semalam salah satu penyebabnya. Dua orang gadis ini, harus bangun dan bekerja. Hahaha. Dengan berbagai upaya, akhirnya sampailah mereka di tempat berkumpul bersama.
Beberapa orang lalu-lalang di sepanjang jalan *digambar ini, ada saja kesibukan masing-masing yang dikerjakan. Ada yang benar serius membuat beberapa hal, ada pula yang datang menemani atau sekedar meramaikan suasana, menurutku semua punya peran, kehadiran adalah hal yang berharga. Bersama dalam keadaan tersebut dapat saling menguatkan pun bisa saling melengkapi. Judul di atas dibuat atas dasar kebaikan seseorang [*orangnya tidak terlihat]. Kami, beberapa orang sibuk sedang membuat properti untuk kegiatan tugas akhir kami, kebetulan aku duduk membelakangi kipas angin ini. Kipas angin tersebut tidak terarah kepada kami, aku percaya, awalnya ada yang duduk di arah kipas tersebut, kemudian pergi. Kami tetap asyik dengan pekerjaan kami. Lalu, ada seseorang yang mengarahkan kipas tersebut ke arah kami. Maasyaaa Allah. Sejuk sekali. 
Seingatku, setelah beberapa saat merasakan kesejukan tersebut aku melihat ke arah belakangku, tapi aku tidak melihat siapapun.
Terima kasih atas kebaikannya. Untuk memperhatikan sekeliling-sekeliling. Semoga kebaikan-kebaikan selalu bersama kita semua. Sehat selalu dan sampai jumpa. Sekali lagi terimakasih, semoga selalu menjadi orang baik dimana pun berada.

Rabu, 07 Desember 2022

Tarikan Nafas Penuh Pemikiran


Aku tidak tahu kenapa menjadi seperti kesal saja sepanjang waktu. Ditambah lagi, beberapa kata yang menyakiti. Sungguh membuatku malas untuk sekedar membalas sebuah pesan elektronik. Kumpulan-kumpulan kekesalan yang dipendam, menguap, melelehkan semua kebaikan-kebaikan. Tetap saja, aku tidak suka perlakuan seperti itu. Sekali aku bertanya, kenapa hal tersebut dilakukan dan dijawab kembali dengan "Maksudnya?" 
Aku mengehela nafas, berfikir sejenak, lalu mengabaikan. Lebih baik begitu, dari pada keluar kata-kata tak masuk akal..

Avocado, Mangga dan Bakso Bakar



Pagi tidak biasaku dimulai, ruangan dingin yang selalu kudambakan terasa begitu menyesakkan. Menggigil dengan tubuh meringkuk di dalam selimut, sungguh menyakitkan. Aku bangkit dengan tertatih mencari alat untuk menambah suhu ruang itu, agar kehangatan kurasa, pikirku. Aku berbaring kembali dengan menahan rasa aneh di tubuhku. Aku tidak tau, baru kali ini rasanya seperti itu. Mengilu di tulang punggung belakang dan pundak kanan-ku. Setiap kali ingin berbaring atau duduk, terasa sekali sakit nan hebat. Bibirku pun kering dengan nafsu makan berkurang. Entahlah. Rasanya ingin sekali makan mangga dan avocado. Hanya dua itu yang aku pikirkan, tapi karena bukan di rumah, tidak tau harus meminta pada siapa. Hehe. Ada orang lain di sini yang bisa ku minta bantuan, tapi, ku urangkan, tak kuasa meminta karena bukan 'aku banget' kalau padanya. Ada pula, seseorang yang bisa ku minta pertolongan tapi tetap kuurungkan juga, sebab belum ada balasan darinya. Ya, pulang saja. "Hanya pulang saja untuk menggusur kesakitan ini."bantinku
Aku mencoba memejamkan mataku kembali, berharap kondisi bisa pulih. Aku pun terlelap, ku hitung hampir selama satu jam sejak aku mengirimkan pesan. Perutku terasa lapar namun tidak berselera menyuap makanan. Sarapan yang ku pesan menganggur di atas meja. Air mineral pun terasa hampa. Ada pula capucinno hangat yang ku pesan, tapi entah mengapa, ku biarkan dingin, tak ku sapa. Semua yang tidak aku inginkan ada disana.
Pukul 10.58 WIB, aku memnatau jam di layar ponselku, ada waktu satu jam sebelum check out. Aku berniat membasahi tubuhku dengan air, yang aku butuhkan adalah tenaga untuk bangkit dan melakukannya. Susah payah kuusahakan, akhirnya sampai pada tempat dengan air hangat itu. Sebuah ruangan dengan dress hitam panjang yang ku pakai kemarin masih tergantung manja. Seusai mandi langsung saja ku bereskan dan bersiap-siap. Rasanya ingin beres-beres sambil rebahan, pundakku ngilu sekali. 
Ada beberapa pesan yang pada akhirnya aku bisa pulang. Sampai di rumah tidak ada orang. Oh jadi begitu rasanya sepi. Mataku memerah, beberapa barang bawaan berat sekali dan aku harus membawanya dengan kesakitan itu. Aku paksakan saja, padahal aku sudah berpesan, aku akan pulang dan aku sakit. Ternyata travelnya sampai lebih cepat. Tidak ada berhenti dan langsung tancap gas, tiga jam sampai. Beberapa saat setelah aku masuk kamar dan istirahat, suara ibuku datang dan meminta maaf. Lalu Abahku datang dan menanyakan kondisiku "Dok Abah sakit ape?" Lalu menginsyaratkan untuk istirhat dan meminta ibuku untuk menemaniku. Aku langsung mengatakan apa yang aku inginkan. Beberapa menit kemudian, semua yang aku minta di depan mata.
Allhamdulillah! Allhamdulillah! Abahku adalah orang yang begitu denganku. Terima kasih Abah.

Berpergian yang Mengesankan


Sehari sejak kepulangan dari perjalanan yang mengesankan hati itu, siapa sangka aku akan kelelahan. Berada pada kesibukan yang padat sudah biasa bagiku tapi kali ini cukup membuat aku kewalahan ternyata. Terakhir kali tidak bisa bangkit seingetku saat 'Kak Ia' datang menjengukku dengan membawakan vitamin kesehatan yang produksinya jauh dari Indonesia, sebelum beliau menikah, sekarang bahkan sudah hamil dan insyaallah sebentar lagi melahirkan. Ada mungkin satu tahun-an, ada lagi seingetku hari itu, seseorang datang dan menanyakan kesehatanku, saat ku posting vitamin itu. Jadilah aku semakin akrab dengannya sampai sekarang. 
Malam itu, setelah sampai Palembang, aku beraktivitas seperti biasa, aku berniat berisitirahat sebentar setelah menyelesaikan makan malam pertama-ku lalu akan mengerjakan laporan bulananku yang sejak sebelum kepulangan sudah ditagih. Hahaha. Hari itu terkahir kali makan pada pagi hari, sarapan nasi goreng bersama Eka dan Kakak-ku yang datang jauh dari rumahnya ke tempatku menginap, aku hitung waktu yang ditempuhnya satu jam lebih. Duduk sebentar lalu berpamitan kerja. Kakak tingkatku waktu mengenyam pendidikan di Universitas Sriwijaya. Ada hari itu aku mengajak Eka makan siang namun karena beberapa alasan, lalu aku batalkan saja. Yasudahlah. Pokoknya begitu. Tetiba saja malam itu, aku tanpa sadar tertidur. Untung saja aku sudah beres-beres wajah dan baju.
Aku membuka mata berat, ada yang aneh dengan tubuhku. Sakit perut dan pusing. Badan panas. Bolak-balik kamar mandi. Beberapa jam aku menahan diri agar tidak mengadu, berharap agar bisa aku atasi sendiri. Wkwk. Biasanya begitu, aku kalau sakit tidak lama, pun jarang sekali minum obat, nanti sembuh setelah istirahat. Nyatanya aku buat tubuhku berbaring dan kembali terlelap, bangunnya tetap merasakan hal yang sama. Mungkin akumulasi dari berbagai kelelahan selama ini. Hampir tiga jam bertahan lalu mengetik pada ponsel pintar "Ka, aku pusing dan sakit, mual dan muntah." Ku kirim pesan itu lalu mendapatkan jawaban apakah aku harus dibawa ke rumah sakit? Wkwk. Dalam keadaan sakit aku tersenyum kekeh, dalam hatiku "Tolonglah, aku sangat tidak suka rumah sakit, aku tidak suka bau obat, dan aku tidak pernah dirawat dirumah sakit, dan aku tidak mau." Terima kasih atas kekhawatirannya. Aku anggap saja bentuk kepedulian terhadap rekan kerja ya. Terima kasih.
Aku tentu saja tidak mengiyakan saran itu, aku tidak mau. Ada lagi pilihan lain untuk memperpanjang penginapan. Bisa saja, tapi aku lebih baik di rumah, sakit di penginapan tetap tidak ada yang mengurusku, lebih enak di rumah dengan semua kemanjaan yang bisa aku minta. Hahaha.  "Pulang saja, disini tidak ada yang mengurusku."
Pagi itu ada beli sarapan, namun aku tidak selera, aku paksa makan satu suap saja untuk memasukkan obat yang ku pesan secara online juga. Untung ada sendok dari kegiatan yang lalu yang tersisa, tidak ku keluarkan dari tas yang biasa ku bawa kemana-mana. Allhamdulillah.
Ada juga hari itu, aku kirimkan pesan kepada seseorang yang menanyakan keadaanku waktu itu, aku mengirimkan pesan "Bismillahirrahmanirrahim", berharap ada balasan apa saja darinya lalu mengadu kalau sedang kesakitan tapi mungkin lagi sibuk jadi tidak sempat membalas, padahal niat awalnya mengadu padanya kalau lagi sakit. Yasudah, aku urungkan niatku. Pulang sebagai rencana awal akan diterapkan. Sibuk sekali pikirku. Sengaja tidak 'to the point' karena takut menganggu. 
Sepanjang perjalanan, rasanya melelahkan sekali, entah kenapa lesu dan lemas. Mungkin karena belum ada asupan yang lain. Lain kali, aku akan bawa jajan sendiri saja ya, seperti biasa. Hehe. Siap, laksanakan.
Semoga segera sehat ya, tadi sudah berhasil memasukkan nasi putih, sehat-sehat semuanya. Makan itu penting! Ok.
Semoga bisa dengan cepat menyelesaikan segala tugas. Semoga besok bisa beraktivitas seperti bisa. Sekarang sudah lumayan, tinggal duduk saja yang masih terasa pusing dan rasanya sakit di pundak. Ok. Baik-baik semuanya. Jaga kesehatan ya! See you. Aku berfikir untuk ke tempat refleksi, ada dipijat ternyata enak, padahal dulu tidak suka. Hehe. Mari-mari kita agendakan ya.

Minggu, 04 Desember 2022

In Front of Me is My Favourite Woman

Perjalanan di PUKL Muba membawaku untuk bertemu dengan perempuan hebat. Sejak pertama kali melihatnya di suatu lembaran elektronik dan menyaksikannya menjelaskan berbagai hal dengan nada suara dan cara bicara khas, membuatku terkagum-kagum, ciptaaan Allah yang luar biasa maasyaa allah: aku langsung jatuh cinta dengan pesonanya, Kak Gita namanya, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Energi positif yang dipancarkannya selama berbicara, membuatku selalu bergumam di dalam kepala "Aku mau jumpa, aku mau jumpa Kak Gita, aku mau jumpa Kak Gita." Selama ini berjumpa secara online pun ku lakoni. Hehe. Sebenarnya di dalam hati ingin sekali berjumpa secara langsung. Aku pikir "Semoga di masa depan, aku bisa berjumpa." Begitu keyakinan ku waktu itu. Bersabar saja.

Dua tahun berlalu, hari ini 4 Desember 2022, akhirnya bisa berjumpa dengan Kak Gita. Beberapa kali merengek dengan Eka "Ka, Kak Gita adanya jam berapa dan di acara yang mana ya? Mau ketemu Kak Gita." 
Ngomong-ngomong kenapa aku tidak bertanya kepada Kak Gita langsung ya kemarin-kemarin? Hahaha. Baru sadar. Tidak apa apa, allhamdulillah sudah bertemu Kak Gita. Begini ceritanya:

Pada siang cerah hari itu, pukul 13.00 kami berangkat menuju acara Setapak Lestari "Dialog Senja" dari lembaran elektronik yang ku terima, Kak Gita yang akan menjadi moderatornya, sungguh deg-deg an rasanya ingin jumpa Kak Gita. Aku menunggu beberapa saat sampai mendekati waktu 14.30 WIB lalu berbaris cukup rapi untuk masuk ke ruangan, Kak Gita di depan mata 😍. Kakiku secara tidak sadar sedikit berlari kecil, tidak sabar ingin memeluk "Kak Gitaaaaa." dengan pelukan eratku. Akhirnya bertemu Kak Gita secara langsung, berkali-kali dipeluk, serasa tidak ingin lepas, Wkwk. Kenyataannya memang begitu. Maasyaaa Allah. Maasyaaa Allah. Ciptaan Allah yang luar biasa, maasyaa allah. Aku pun mempunyai kesempatan berbicara langsung dengan Kak Gita dalam acara tersebut. Sesenang itu. Senang sekali. Yeay! 

Ada Kak Tikaa jugaaaa disanaa. Pertama kali jumpa Kak Tika pada malamnya, ada dinner sebelum acara tersebut, lalu sorenya barulah berjumpa dengan Kak Gita. Aku banyak bertemu tim LKTL yang awalnya ku dengar namanya saja, allhamdulillah. Aku mencuri kesempatan berfoto bersama dengan Kak Gita dan Kak Tikaaa.

Semoga Kak Gita sehat selalu dan dalam lindungan Allah. Terima kasih Kak Gita, aku ingin bertemu lagi. Kak Tika jugaa 🤗🤗🤗

Sabtu, 03 Desember 2022

Hotel Des Indes - Menteng

Pertama kali mendengar nama hotel ini, wah, sepertinya klasik ya. Aku mencoba membuka mesin pencari dan 

Jumat, 02 Desember 2022

First Flight of PUKL Muba for LTKL


Waktu berlalu begitu cepat, lima tahun sudah terkahir kali naik benda yang bisa terbang ini, yang terkenal dengan teori keilmuan Indonesia, Pak B.J Habibie. Seingetku, terakhir kali berada di langit pada saat mengikuti seleknas olahraga paling aku cintai. Ada pernah ikut hal serupa tiga tahun lalu, namun kami menggunakan menggunakan bus. Hari ini, perjalanan pertama kali bukan untuk berlomba atau mengikuti kompetisi, namun menghadiri sebuah acara.

Dahulu sekali, memang pernah terbesit pikiran, ingin berpergian atas nama suatu lembaga atau dalam hal mengerjakan suatu kepentingan. Lama ku nanti, akhirnya tiba saat ini. Ingin melihat berbagai produk lestari yang semoga saja nata de coco 'sky coco' akan segera mengikuti.

Ada banyak pro dan kontra tentang keberangkatan, ayah ibuku mengizinkan, namun perjalanan ini tanpa mahram. Semoga segera ya. Bismillah.