Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Rabu, 07 Desember 2022

Avocado, Mangga dan Bakso Bakar



Pagi tidak biasaku dimulai, ruangan dingin yang selalu kudambakan terasa begitu menyesakkan. Menggigil dengan tubuh meringkuk di dalam selimut, sungguh menyakitkan. Aku bangkit dengan tertatih mencari alat untuk menambah suhu ruang itu, agar kehangatan kurasa, pikirku. Aku berbaring kembali dengan menahan rasa aneh di tubuhku. Aku tidak tau, baru kali ini rasanya seperti itu. Mengilu di tulang punggung belakang dan pundak kanan-ku. Setiap kali ingin berbaring atau duduk, terasa sekali sakit nan hebat. Bibirku pun kering dengan nafsu makan berkurang. Entahlah. Rasanya ingin sekali makan mangga dan avocado. Hanya dua itu yang aku pikirkan, tapi karena bukan di rumah, tidak tau harus meminta pada siapa. Hehe. Ada orang lain di sini yang bisa ku minta bantuan, tapi, ku urangkan, tak kuasa meminta karena bukan 'aku banget' kalau padanya. Ada pula, seseorang yang bisa ku minta pertolongan tapi tetap kuurungkan juga, sebab belum ada balasan darinya. Ya, pulang saja. "Hanya pulang saja untuk menggusur kesakitan ini."bantinku
Aku mencoba memejamkan mataku kembali, berharap kondisi bisa pulih. Aku pun terlelap, ku hitung hampir selama satu jam sejak aku mengirimkan pesan. Perutku terasa lapar namun tidak berselera menyuap makanan. Sarapan yang ku pesan menganggur di atas meja. Air mineral pun terasa hampa. Ada pula capucinno hangat yang ku pesan, tapi entah mengapa, ku biarkan dingin, tak ku sapa. Semua yang tidak aku inginkan ada disana.
Pukul 10.58 WIB, aku memnatau jam di layar ponselku, ada waktu satu jam sebelum check out. Aku berniat membasahi tubuhku dengan air, yang aku butuhkan adalah tenaga untuk bangkit dan melakukannya. Susah payah kuusahakan, akhirnya sampai pada tempat dengan air hangat itu. Sebuah ruangan dengan dress hitam panjang yang ku pakai kemarin masih tergantung manja. Seusai mandi langsung saja ku bereskan dan bersiap-siap. Rasanya ingin beres-beres sambil rebahan, pundakku ngilu sekali. 
Ada beberapa pesan yang pada akhirnya aku bisa pulang. Sampai di rumah tidak ada orang. Oh jadi begitu rasanya sepi. Mataku memerah, beberapa barang bawaan berat sekali dan aku harus membawanya dengan kesakitan itu. Aku paksakan saja, padahal aku sudah berpesan, aku akan pulang dan aku sakit. Ternyata travelnya sampai lebih cepat. Tidak ada berhenti dan langsung tancap gas, tiga jam sampai. Beberapa saat setelah aku masuk kamar dan istirahat, suara ibuku datang dan meminta maaf. Lalu Abahku datang dan menanyakan kondisiku "Dok Abah sakit ape?" Lalu menginsyaratkan untuk istirhat dan meminta ibuku untuk menemaniku. Aku langsung mengatakan apa yang aku inginkan. Beberapa menit kemudian, semua yang aku minta di depan mata.
Allhamdulillah! Allhamdulillah! Abahku adalah orang yang begitu denganku. Terima kasih Abah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar