Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Sabtu, 28 Januari 2023

Lemah Lembut Kepada Sesama

Ada yang suka kekerasan?
Rasulullah memerintahkan dan menganjurkan kita agar senantiasa berlaku lemah lembut. Beliau bersabda.

يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا

“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734 dari Anas bin Malik. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1732 dari Abu Musa dengan lafaz.

بَشِّرُوا وَلاَ تُُنَفِّرُواوَيَسِّرُوا وَلاَتُعَسِّرُوا

“Berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari. Mudahkanlah dan janganlah kalian persulit”.
 

Sumber: 1

Jumat, 27 Januari 2023

Bahkan Bayangan-mu Akan Meninggalkanmu dalam Kegelapan

Apakah kamu percaya, manusia hidup karena harapan? 
Harapan untuk mendapatkan kebaikan pada akhirnya.
Benar, kan? Surga misalnya. Harapan tersebut tentu saja harapan kepada Allah. Iya kan?
Siapa yang tidak ingin hal baik terjadi dalam hidupnya? Bahkan kadang, hal-hal baik dalam diri ingin ditemukan, baik oleh diri sendiri atau melalui perantara orang lain. Iya kan? Pernah berfikir namun perlu dukungan, begitu maksudku. Berharap sebuah keajaiban, dan tentu itu karena Allah.

Pernah tidak merasa ingin ditolong? Maksudku keluar dari situasi yang tidak "ideal". Ideal dalam artian, kita ingin seseorang datang mengulurkan tangan, atau mendengarkan beberapa kata, atau sekedar datang untuk menemani saja: melihat keadaan kita. Pernah, kan? Iya, peka dengan keadaan. Tanpa harus diminta. Pengertian dengan suasana, tanpa harus memaksa. 

Tapi, hal-hal di atas jangan terlalu diharapkan dari seseorang, karena berharap kepada seseorang akan membuahkan kepahitan. Allah berfirman:
إِن يَنصُرۡكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمۡ‌ۖ وَإِن يَخۡذُلۡكُمۡ فَمَن ذَا ٱلَّذِى يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعۡدِهِۦ‌ۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ

“Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.”
(QS. Ali Imran : 160) 1

Begitulah, mari kita hanya berharap kepada Allah saja. Yuk sama-sama kita berbuat kebaikan. Kalau saja belum menemukan orang yang seperti di atas, sama-sama yuk berusaha menjadi yang seperti yang kita minta. Ya, kita belajar ya. Semangat!
Allah ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134) 2


Sumber: 1 2

Kamis, 26 Januari 2023

[Hai, Apa Kabar, Adik?]

Seorang wanita paruh baya tersenyum kepadaku, giginya rapi terpancar tulus. Aku yang sedari jauh berjalan sambil mengamati menyunggingkan sebuah senyuman dari dalam kain berwarna hitam, berlalu dengan pelan, menundukkan badan tanda menghormati beliau. Otakku berfikir dan mengingat sosok wajah itu, seingatku tampilan wajah itu sangat familiar sekali delapan tahun lalu. Mungkin, mungkin, ibu seseorang yang memanggilku "Mba". Sangat berkesan karena kutemui ketika sosialisasi tentang tempatku mengenyam pendidikan ke sekolah-sekolah di daerahku. Mirip sekali. Aku melihat ke arah seberang jalan, anak muda, putih, tinggi, dengan masker berwarna hitam sedang sibuk, melakukan hal yang sama seperti, mungkin ibunya. Maasyaa allah. 

Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

“wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan). 1

Hari ini, aku melalukan hal yang sama. Aku berjalan lagi pada jalan yang sama. Sengaja, karena penasaran saja. Hari ini aku juga melihat ibu yang sama, bedanya tanpa senyuman, karena jarak kami yang cukup jauh dan tidak saling menatap mata. Aku juga menatap ke seberang jalan dan melihat sosok yang sama, masih dengan masker hitamnya, yang entah ganti atau tidak. Hahaa. Kalau aku sih ganti, allhamdulillah. Wkwk. 

Dua kali, eh mungkin tiga kali dengan satu kali aku tidak sadar dan lewat di depannya begitu dekat, apakah akan ku sapa? Menurutmu bagaimana? Apakah ku sapa atau tidak ya? Sebetulnya, aku ingin sekali menyapanya tapi tidak enak hati, kalau-kalau dia merasa tidak enak hati juga kalau tau itu aku. Kira-kira apakah dia akan menyapaku apabila terlihat parasku? Hahaha. Tapi itu hal yang sangat tidak mungkin terjadi. Ataukah dia sudah lupa denganku. Menurutku, alasan yang tepat adalah, dia tidak mengenaliku. Ada waktu itu dia ingin nata de coco, tapi kami tidak bertemu ketika aku ingin mengantarkan padanya karena salah tempat dan kesibukannya yang padat. Jadilah, sepertinya dia tidak pernah bertemu denganku sejak delapan tahun lalu itu. Tapi aku masih ingat betul dengan orangnya. Hehe.
 
Oh, aku bisa menghubungi beliau lewat twitter, sepertinya cukup aktif, ku lihat beberapa kali dia datang menyukai cuitanku, eh, sepertinya WhatsAppnya pun ada. Apakah harus kutanyai? Hmm, Bagaimana pendapatmu? 

Rencananya besok aku juga akan jalan di tempat yang sama. Aku tidak akan menghubunginya. Hanya ingin melihat sampai kapan akan sadar. Syukur-syukur kalau saja dia membaca tulisan ini dan merasa, jadi bisa disapa duluan. Maksudku sebagai tanda kalau dia merasa baik-baik saja kalaupun tau itu aku. Sehat-sehat terus ya semuanya. Aamiin

Sumber: 1

Rabu, 25 Januari 2023

Satu Jam Tanpa Handphone

"Kenapa tidak manfaatkan saja waktu jalanku untuk sekalian istirahat dari handphone?" Setalah beberapa melangkahkan kaki dari rumah, aku pun dengan sengaja mengambil gambar di atas lalu memutar langkah kaki untuk mengembalikan handphone ke rumah. Pencapaian yang luar biasa bukan apabila aku mampu satu jam saja tanpa melihat fisik dan isi dari handphone-ku, mengingat semua kesibukanku berada di handphone. Aku ingin mencobanya, apakah aku bisa?

"Dik, tolong hp-ku ya. Di luar."bergegas aku meninggalkannya, takut nanti-nanti aku tidak rela dan mengambil lagi handphone itu. Harus begitu, harus dipaksa, pikirku. Ingin saja tanpa dihantui handphone.

Awalnya agak gelisah ya, tiada yang dipegang, tiada yang dilihat, hanya pikiran dan hati yang saling saut dalam diam. Ramai sekali isinya, abstrak dan tidak terbatas. Semuanya diimajinasikan di dalam kepala. Ada pula, ingat pesan Abahku untuk selalu berzikir ketika melangkah. Begitulah, tidak terasa bahkan lebih dari satu jam. Aku memastikan meletakkan handphone pukul 05.48 WIB dan kembali melihatnya sekitar pukul 07.00 WIB.  Maukah kamu mencoba, satu jam saja tanpa handphone? Tidak dipegang dan tidak telihat. Hehe.

Senin, 23 Januari 2023

Ketidaksabaran dan Kemalasan Pada Manusia

Selamat pagi, semoga dalam keadaan sehat. Semoga hari ini bisa menjadi orang yang sabar dan tidak malas. Aamiin.

Sabar pada umumnya adalah suatu kondisi yang identik dengan permasalahan kesulitan atau emosi, terasa berat, malas dan lelah. Sabar adalah kemampuan seseorang yang bisa mengendalikan situasi yang akan berakibat pada kecerobohan tindakan dan perilaku. Menahan diri yaitu sabar dalam pengertian bahasa. Tahukah kamu, secara syar'i, ada tiga perkara yang harus kita sabar: (1) ketaatan kepada Allah, (2) hal-hal yang di haramkan, (3) takdir yang dirasa pahit (musibah). Sabar, sabar dan sabar adalah kata yang mudah diucapkan, semoga dalam aplikasinya kita semua mampu ya: menjadi orang yang sabar. Memang ada saja tetiba datang waktu tidak ingin mengerjakan apa-apa, kan? 

Oh iya, kalimat di atas, karena aku kepikiran kutipan dari animasi Jepang yang aku tonton kemarin. Begini bunyinya "Ketidaksabaran dan kemalasan adalah dua dosa utama manusia yang menjadi sumber semua dosa lainnya." Aku jadi penasaran saja, apakah memang ada di dalam Islam dalil-dalil yang menyatakan hal tersebut adalah dosa. Jadi, aku meluncur ke mesin pencari dan menemukan beberapa hal. 




Alun-alun Kota Sekayu Yang Kucinta

Aku sudah menyiapkan gambar ini sejak tadi pagi. Tapi aku tidak suka posisi nya yang agak miring di gambar pertama. Aku mencari beberapa cara agar bisa lurus, seingetku Instagram punya tools agar bisa rapi, tapi aku harus posting dulu. Hmm.  Aku mencari cara lain dan belum bisa sampai aku melakukan aktifitas lain lalu terlupakan. Ku pikir sebaiknya aku posting saja dan aku bisa perbaiki pada gambar selanjutnya. Maka jadilah postingan ini. Aku tidak mau merusak rangakaian hari menulisku. Beberapa hari lalu aku hampir sampai pada icon kota ku ini. Sengaja aku menahan diri agar hari ini saja aku sampai disana. Aku ingin merencanakannya dulu. Oh iya,  selama puluhan tahun tinggal disini,  frekuensiku berkunjung ke tempat ini bisa dihitung. Hahaha. Baru-baru ini saja, sejak kelulusaku, dua kali aku hitung pernah duduk bersama teman-temanku, yang pertama bersama teman SMA-KU berbicara tentang masa depan dan bernostalgia masa lalu, yang kedua bisa dikatakan bersama rekan kerjaku, berdiskusi tentang rencana kegiatan.
Alun-alun Kota Sekayu, begitu yang kubaca dan ku potret di Instagram storyku [pada gambar di atas]. Aku baru saja tau kalau ada tulisan itu. Tempat ini biasanya ramai si, tapi hari ini cukup sepi, mungkin aku terlalu pagi atau semuanya lagi pada liburan. Kurasa yang alasan pertama lebih tepat, lagian kalau ramai, aku melangkahkan kaki pulang. Hehe. Dahulu tempat ini bisa dijadikan tempat pasar malam, seiring berjalan waktu, beberapa tahun ini tidak pernah digelar disini. Ada pula Muba Expo yang juga tidak digelar disini, btw, sudah dua kali perayaan Muba Expo aku belum pernah hadir. Padahal ingin sekali datang, lain kali, ikut berkontribusi saja ya, biar sudah pasti hadir. Hahaha. 
Alun-alun Kota Sekayu, menurutku sekarang cukup tertata rapi dan bersih. Semoga orang-orangnya menjaga lingungan dengan membuang sampah pada tempatnya yaaa. Se-pengalamanku dua kali duduk di malam hari, suasananya cukup ramai di depan bola-bola itu (aku menyebutkan begitu, tapi sepertinya itu tempat main futsal dan aku sama sekali belum pernah masuk kesana) [bulatan berwarna ungu di gambar atas]. Penasaran sih, belum ada kesempatan dan teman untuk diajak menggila disini. Wkwk. Maksudku, aku belum menyempatkan waktu sekedar untuk melihat dan menuntaskan penasaranku. Kapan-kapan saja pikirku. Aku juga baru tau kalau ada burung disana. Burungnya cantik, aku suka. Jadi sepertinya di Amerika ya. Eh atau di Turki ya yang aku pernah lihat banyak burung-burung gitu. Maasyaa allah. Semoga makin jaya Musi Banyuasin ke depannya. Baik dari pariwisata, sumber daya alam, dan tak lupa sumber daya manusianya. Semangat, semangat memajukan daerah. Sama-sama kita ya! Menjaga dan memajukannya termasuk rasa syukur kita, kan?
Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [Ibrahim/14:7] 1

Sumber: 1


Minggu, 22 Januari 2023

2 Ruang Terbuka Hijau di Musi Banyuasin


Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang memanjang berbentuk jalur dan atau area mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja di tanam. Dalam Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang menyebutkan bahwa 30% wilayah kota harus berupa RTH yang terdiri dari 20% publik dan 10% privat. RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Contoh RTH Publik adalah taman kota, hutan kota, sabuk hijau (green belt), RTH di sekitar sungai, pemakaman, dan rel kereta api. [1]

Hari ini ada yang baru dari aktifitas-ku. Aku pergi bersama adikku. Awalnya memang aku mengajak adikku yang paling kecil, tapi dia tetiba saja membatalkan niatnya ingin pergi bersamaku. "Baik, aku juga biasa pergi sendiri. Aku akan batalkan saja kesana (*baca ruang terbuka hijau)." Beberapa hari yang lalu saya membaca tentang Arsitektur Hijau dalam fotografi, saya jadi penasaran di daerah saya dimanakah yang ada arsitektur hijaunya. Lalu, berfikir tantang Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang baru-baru ini cukup populer di telingaku. Saya lebih suka tempat yang tenang, namun terkadang perlu dan menyukai suasana ramai. Pun bertemu orang baru akan menambah semangatku, jadi saya berfikir untuk kesana, salah satu taman kota, ku rasa ramai karena akhir pekan. 

Yes, terbukti kan. Lebih ramai dari biasanya. Sepanjang jalan pun lebih banyak yang ku temui. Mulai dari kecil-kecil dengan seragam olahraga sekolahnya sampai yang berumur, mungkin dengan baju kesayangannya.

Sumber: 1

Jumat, 20 Januari 2023

Tetap Semangat Supaya Sehat Sepanjang Hayat

Ada banyak alasan untuk tidak melanjutkan, ada banyak alasan juga untuk tetap bertahan. Baru saja enam hari dan aku suka untuk terus di aktifitas ini. Berjalan, berlari sekaligus melatih cara berkomunikasi. Mau lagi mau lagi dan mau lagi. Hari ini aku mencoba hal baru, mengubah arah perjalanan dengan melawan arus lalu lintas. Ingin saja. Hari-hari yang lalu, biasanya aku patuh, mau saja coba hal baru. Dua hari lalu aku sampai dibuat malu ketika berpapasan dengan seseorang yang melakukan hal yang sama sepertiku, bisa saja wajahku memerah saat itu. Tidak kuasa aku mengukir sebuah senyum, tertunduk malu dengan gerak-gerik tangan menutup wajahku. Sepertinya aku jadi salah tingkah, atau karena dia laki-laki. Kurasa begitu. 
Selama enam hari ini, ada beberapa yang mampu aku sapa dengan senyuman mata, walaupun tidak semuanya. Ku lihat dahulu reaksinya. Ada beberapa yang ramah, ada beberapa pula yang cukup canggung dalam berpapasan Hari ini aku berencana, aku yang harus menyapa. Hampir sepuluh orang yang ku temui hari ini ku berikan senyuman, hanya tatapan mata yang terlihat senyum, ada pula yang menyapaku duluan. Terima kasih ku ucapkan.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“¹

Berbagai kalangan ku temui di sepanjang jalan. Satu yang ku amati, beberapa yang tidak muda lagi, tetap bersemangat melangkahkan kaki. Kurasa agar sehat sepanjang hari. Aku juga begitu, inginku juga sehat sampai nanti. Kamu mau sehat juga, kan?
Yuk, kita olahraga yuk.
Supaya sehat, cantik dan kuat.
Jangan lupa tersenyum hari ini!

Selamat beraktifitas 🤗
Sumber: 1

2 Benda Kenangan Selama Porpov Sumatera Selatan 2019!

Hari ini hari kamis, hari kelimaku menjalankan aktifitas ini. Biasanya aku langsung menulis pagi-pagi sekali. Hari ini, aku mengerjakan hal lain dulu setelah pulang. Mengamankan perut dengan yang aku sedang inginkan, kuah pempek alias 'cuko', request di rumah. Setelah itu, mengatur beberapa jadwal dan sampai ke rumah pukul 11.30 WIB. Ada drama kehilangan kunci juga sebelum pulang (semoga bisa aku tuliskan juga ya). Hahaha. Sangat seru hari ini. Ada pula menyaksikan wanita favoritku di layar telepon genggam. Sebenarnya sejak tadi pagi aku melihatnya, dan ku ulangi lagi setelah pulang sampai closing statement. Senang dan sukaaa 😍 Terima kasih selalu menginspirasiku, Kak.

Ada yang berbeda dariku, aku mengubah sepatuku. Hehe. Sepatu itu tersimpan rapi, beberapa hari lalu aku menemukan sejenis tanda pengenal dari event tersebut dan merencanakan untuk memakainya hari ini. Lagian aku ingat sekali pesan seseorang tentang barang yang -ku punya, aku harus bertanggung jawab untuk hal tersebut. 

Allah berfirman,

ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ

“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran: 185)



Kesempatan Yang Tidak Boleh Terlewatkan

Today is amazing. Ada wacana ingin ke Dinas Kesehatan lagi membicarakan kolaborasi vaksinasi lanjutan di Musi Banyuasin. Berencana ingin mengirimkan pesan agar menemukan jadwal yang tepat untuk bertemu. Saya salah karena saya lupa mengirimkan pesan pada Hari Kamis, saya baru mengirimkan pesan tadi pagi. Allhamdulillah, Ibunya baik dan direspon sangat cepat. 

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706) [¹]

"Iya, pagi ini saya ada di kantor." begitu pesan yang saya baca dengan seulas senyuman. Allhamdulillah. 
Sesampainya disana, maafkan saya lupa wajah Ibu, beberapa kali bertemu, kami selalu dengan masker. Jadi, ada seorang ibu keluar menuju halaman di hadapan saya mengenakan mainan jilbab bertuliskan nama ibu yang saya hubungi [mata saya cukup tajam membaca dan memperhatikan beberapa hal]. Sontak saya langsung menyapa dong, takut kehilangan momen kalau saja Ibunya pergi.
N: "Ibu, Ibu [nama ibunya], Ibu saya Novi dari PUKL Muba, kami [bersama rekan saya] yang akan bertemu Ibu. Tadi udah janjian."mendekat lalu mengangkat tangan untuk bersalaman, tersenyum dong.
I: "Oh iya..."menerima salamku. Ibunya menyambut dengan hangat dan terlihat sedikit kebingungan. Hehe.
N: "Kita sudah janjian, Bu tadi pagi. Saya chat ibu." Meyakinkan kalau tidak salah orang dan nama yang sama dengan melihatkan layar ponsel dan isi pesan.
I: "Oh, bagian [....]." Lalu ibunya menyebutkan bidang dan nama ibu yang satunya..
N: "Terima kasih Ibu." dengan gestur tubuh dan tangan meminta maaf. Ibunya berlalu, dan kami menuju pintu.

I: "Kok bisa tau nama saya [....], ku pikir ibunya penasaran dan berbalik lagi untuk bertanya.
N: "Di jilbab Ibu." Saya tersenyum dan tertawa. Ibunya juga tertawa. Kami dipersilahkan masuk.

Saya pikir saya sebaiknya menyapa, kalau salah ada cerita, kalau benar Allhamdulillah, daripada tidak jadi berjumpa. 

Setuju, kan?

Sumber: 1

Rabu, 18 Januari 2023

Dingin Yang Menjadi Candu

Baru empat hari rutinitas ini ku lakoni. Hampir saja aku tidak jadi pergi, tapi komitmen dan keinginanku untuk konsisten meruntuhkan semua keraguanku. "Aku bisa, aku bisa, let's go." begitu di dalam hatiku. Tidak seperti hari biasanya, tidak ada yang menanyaiku tentang kepergianku pagi ini, ku pikir sudah cukup terbiasa denganku. Seperti hujan, yang selalu membersamaiku di malam harinya. Hujan kali ini sejak semalam, menyisakan gerimis kecil tak berarti, maksudku, tidak sampai menyakiti serat kain yang ku pakai apabila aku jalan keluar, maka aku tetap tak gentar dan melangkahkan kaki. Jaket abu-abu kemarin ku pakai kembali, cukup untuk menutupiku dari butiran kecil-kecil cairan dari langit. Aku memasukkan tanganku ke dalam saku jaket, dingin sekali tapi aku suka. Buktinya malah jadi makin bersemangat jalan-jalan pagi. Aku bisa berdoa selama perjalananku.

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni, 4/342 mengatakan, “Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan: [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani, lihat hadits no. 1026 pada Shohihul Jami’).¹

Ada banyak yang bisa kulakukan selama dalam perjalanan. Selain berdoa, hal lainnya yaitu merenungkan banyak hal. Aku berjalan hati-hati dengan langkah kecil, jalanan bukan aspal pada gambar sangat licin. Kali ini disapa oleh Ibuku yang lain,
I: "Olahraga, Yuk? Tentu saja tersenyum kepadaku.
N: "Iya, Bu."
P: "Hati-hati, Yuk. Licin."Ayahku menambahkan dari dalam rumahnya.
N: "Iya, Yah. Sampai depan disana saja larinya." Berjalan cepat menuju jalan hitam. 

Hari ini aku bertemu cukup banyak aktifitas pagi, bahkan ada anak sekolah yang sudah datang ke sekolahnya. Pukul 06.30 WIB. Aku berkesempatan mengambil gambar. Seru memang menjadi pemerhati aktifitas, bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran. Seperti udara yang dingin, mengenakan jaket bisa menjadi penghangat, begitu pula, mengamati, bisa saja menjadi bentuk perhatian. Tidak seperti udara yang dingin, sikap yang dingin bukan canduku. Tapi atmosfer dingin selalu mampu membuatku bersemangat berfikir.

Sumber: [¹]

Selasa, 17 Januari 2023

Allah Tidak Akan Marah Apabila Kita Meminta Pada-Nya

Masih di dalam rumah mengenakan kaos kaki, Abahku baru pulang dari masjid dan melihatku lalu memberikan pernyataan,
A: "Jalan lagi, Yuk?" bertanya dengan senyum terlihat gigi rapinya.
N: "Iya, Bah." tetap saja aku menjawab dengan malu. Hehe. Jarang ditanya-tanya soal seperti ini. Biasanya langsung diskusi rencana, solusi dan penyelesaian masalah atau lebih serius tentang keyakinan, bisa juga bercanda tapi tidak melibatkan urusan pribadi. Lebih seringnya lagi nasihat-nasihat yang lembut langsung pada contohnya. Begitulah.

Sekitar pukul 05.40 WIB, aku melangkahkan kaki dengan senyuman. Allhamdulillah, hari ini dengan menggunakan jaket cukup tebal berwarna abu-abu, kesayangan aku, berbeda dari hari sebelumnya, aku menggunakan sweater saja. Udara tatkala keluar rumah begitu dingin kurasa di tangan kanan dan kiriku. "Suka sekali aku suasana seperti ini." Allhamdulillah, masih sejuk sekali sehabis hujan tadi malam. Jalanan pun masih sepi sekali, hampir tidak ada kendaraan yang lewat. Terlihat lampu-lampu jalan berbaris rapi menyala menerangi gulita. "Tenang sekali." Pikirku dalam hening sambil menarik nafas dalam-dalam. Jalanan yang ku lalui kali ini adalah jalanan dengan berjajar berbagai jenis gedung-gedung besar dengan bermacam-macam warna bertuliskan khas masing-masing.

Delapan tahun yang lalu, aku pernah diajak Abahku menyusuri jalan ini, pada masa itu masih ada gedung yang sekarang sudah tidak ada lagi. Aku ditanya hari itu,
A: "Mau kerja dimana, Yuk?"
B: "Aku mau [...]." Aku ingat sekali, aku menyebutkan tempat yang identik dengan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, lalu menunjuknya ketika lewat dengan bersemangat sekali, sampai-sampai aku mendaftarkan diri mengambil konsentrasi bagian tersebut pada saat ingin melanjutkan pendidikan dan belum lulus. 

Allah berfirman:

فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).[1]

Allah memberiku jalan yang lain. Allhamdulillah. Begitulah kehidupan berjalan sesuai dengan rencana Allah. Semoga kebaikan selalu bersama kita ya. Sehat-sehat terus dan berbaik sangkalah kepada Allah. Selalu ada hikmah atas semua peristiwa. Salam sayang.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً  (رواه البخاري، رقم  7405 ومسلم ، رقم 2675 )

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari” [HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675] [2]

Wallahu A’lam.

Sumber: [1] [2]

Senin, 16 Januari 2023

Memandangmu Indah dan Candu Bagiku

Hari kedua menyehatkan jiwa dan raga, aku pergi sepuluh menit lebih awal dari kemarin. Pukul 05.55 WIB aku melangkahkan kaki keluar rumah, kali ini ibuku yang bertanya setelah aku berjalan sekitar sepuluh langkah. 

M: "Kemana, Yuk?"
N: "Keluar sebentar."
M: "..." Tidak ada tanggapan lagi, aku menoleh sekali lagi ke belakang, diam yang ku anggap menyetujui aktifitasku, lalu bergegas melanjutkan pijakanku dengan tersenyum malu, pelan dan berhati-hati. Semalam hujan dan jalan sedikit licin.

Lampu-lampu di jalanan terlihat masih cantik dipadu dengan warna cukup gelap pagi yang segar. Seperti bayangan malam itu, ketika aku melihatmu, bersinar dan bercahaya terang di mataku, maasyaa allah. Sungguh luar biasa ciptaan Allah, sangat indah memandangimu. Hehe. Ingin berjumpa lagi, lagi dan lagi. 

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun juga walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah berseri” (HR. Muslim no. 2626).

Sumber: Klik disini!!

Minggu, 15 Januari 2023

Awal yang Bagus untuk Menata Diri

Ini hari pertama ku. 2022.01.06. Pagi yang cerah dan udara segar *disini. Beberapa rencana dengan sekuat tenaga ingin ku aplikasikan. Salah satunya, memulai kembali rutinitas menyehatkan jiwa dan hati, juga raga yang sudah mulai mengeluarkan nafas terengah-engah apabila berjalan cukup jauh. Aku menyarung sepatu keluar dari rumah, Abahku datang dan bertanya,

A: "Mau kemana, Dok?" dengan senyum sumringah mengarah ke hadapanku.
B: "Jalan aja, Bah. Dikit." bicara dengan suara lembut, sedikit malu.

Ada banyak alasan untuk menunda memulai, sejak selesai sholat fajar, aku berencana keluar, namun baru bisa melangkahkan kaki pukul 06.05 WIB. Kalimat dari seseorang yang ku kagumi menginspirasi dan menguatkanku. "Aku harus!" Rencanaku sebentar saja, lima menit saja pikirku. 

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang terus-menerus [istiqomah] walaupun itu sedikit.”[HR. Muslim no. 783]

Total 20 menit waktu yang kugunakan pagi ini, besok lagi ya. Sehat, sehat, sehat, kuat dan segar. Aamiin.
Semoga kamu juga sehat yaaa 🤗

Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali (3)

Matahari mulai nampak dari gorden jendela setinggi dinding kamar hari itu. Pendingin ruangan yang distel cukup rendah membuat suhu ruangan begitu nyaman di tubuhku. Suka sekali. Pagi-pagi sekali sudah sedikit berdiskusi tentang siapa yang akan pergi mandi terlebih dahulu. Bukan diskusi, tapi lebih ke-menyarankan agar aku lebih dulu. Aku mengiyakan sambil rasanya masih ingin rebahan. Nyaman sekali punya teman bercerita, apalagi pada frekuensi yang sama, dan bisa bertanya banyak hal, begitu pikirku. Televisi diruangan itu terus menyala dari kemarin, hanya salurannya saja yang beberapa kali kami ganti, suaranya menggema dan menemani suasa sepi tatkala tiada yang berbicara di antara kami. Tidak bisa dipungkiri, sesekali ku simak suara tv itu, kebetulan tentang beberapa tempat yang tak boleh dilewatkan jika ingin menjadi traveller, program tv 'On The Spot'. 
Masih dalam program TV 'On The Spot' itu, mungkin sekitar pukul 07.00 WIB, aku duduk di sebelahnya, mungkin tiga atau empat orang mampu menyempil duduk di antara kami, beda tempat duduk, kami memegang hp masing-masing. Hasil dari sesekali mendengarkan program tersebut, otakku mulai teringat beberapa keinginanku sejak dulu, aku pun mulai melontarkan pertanyaanku,

N: "[panggilanku padanya], ada program ke hutan-kah?"
A: ....masih diam.
N: "Bagaimana caranya agar aku bisa masuk hutan ya? Bisa lihat hewan-hewannya."aku langsung menambahkan kalimatku
A: ...melihat ke arahku. "[panggilanku padanya], sudah tidak pernah lagi sekarang."
N: "Bisa lihat tanaman-tanamannya juga."menyambung lagi pernyataanku sambil membayangkan hutan lebat dengan pepohonan dan bernuansa rindang nan asri bersama yang terkasih. Hahaha. Ujung kalimat terakhir yang di-bold itu bercanda. Hehe. Tapi it's okay juga klo bisa. Aamiin.
A: "masuk aja kebun binatang."
N: "Bukan, beda. Klo kebun binatang banyak orangnya."Aku langsung memberikan tanggapan atas pernyataannya. Lalu, memulai obrolan lain diantara kami. Pastinya, aku senang sekali bisa bertanya tentang hal ini, nanti, nanti, semoga ada yang bisa mengajak pergi ke hutan ya. Bisa juga pergi sendiri bersama tim kalau bisa. Ya. Ingin sekali pergi ke hutan, 2022 sudah terpenuhi dengan pergi ke beberapa desa. Tahun ini, semoga bisa pergi lagi, ke hutan yang ada hewan dan tumbuhan ciptaan Allah. Ada gunungnya mau juga. Sebenarnya, aku hanya ingin tempat yang tenang dan sepi, yang bisa bebas berekspresi, mungkin bisa berteriak dengan leluasa atau bisa menikmati suasana dengan keheningan sambil mengangumi kebesaran ciptaan Allah yang luar biasa Maasyaa Allah. 

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?” “Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?” “Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?” “Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (Qs. Al Ghosyihah : 17-20.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/25618-bagaimana-allah-menciptakan-langit-dan-bumi.html