"Hai, apa kamu sedang baik-baik saja?"
Aku tertawa meringis sambil menahan tangis saat menulis kalimat di atas. Lebih dari 10 menit aku menenangkan diriku untuk terus melanjutkan menggerakkan jari-jariku pada tuts hitam benda persegi panjang ini. Kadang juga tersenyum kecut untuk mengembalikan lagi rona merah yang sebenarnya di pipiku. Beberapa kali ku ambil tissu untuk menyeka tetesan pada mata dan hidungku di kotak berlambang kupu-kupu dengan tulisan tempatku menginap malam ini. "Ah, tugasku..." tetap saja aku memikirkan abcd+ yang lainnya lalu mengelus lembut pipiku.
Sudah ya, sudah ke-empat kali aku menyampaikannya tapi tetap terasa belum lega. Artiya, ada beberapa hal yang masih belum selesai dan ada hal lain yang perlu ku lakukan. Keempat kali itu tentu kepada ke-pengambil keputusan, kecuali pada satu orang yang pada akhirnya aku mengeluarkan isakan, dan cerita pun mengalir begitu saja, walaupun ku pastikan banyak tidak pahamnya ya. Iya, aku harus menuliskannya di suatu tempat, hal ini cukup pribadi dan menyangkut banyak pihak, tidak kuasa akan dengan jelas ku tuliskan disini. Barangkali nanti kapan-kapan dengan nama samaran atau judul yang lain bukan dengan subjek 'aku'.
Sekadar sapa untuk melegakan seorang puan yang malam ini dari pertemuan yang memakan waktu yang panjang, dan pada akhirnya di dalam perjalanan menuju kembali ke penginapan, sekali lagi aku menegaskan beberapa hal yang aku amati perkembangannya. Sekarang sudah sadar, bukan? Sudah baca, kan? Apakah aku cukup dipahami kali ini? Mudah-mudahan tidak mengiyakan saja dan bertanya "apakah ada lagi?" Hmmm.
Sudah ya, mari kita lihat, apabila memang tidak berhasil setelah ini, maka akan ganti strategi ya. Terima kasih.
Dari
Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ
إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ، فَقَالَ لِفَاعِلهِ : جَزَاكَ اللهُ خَيْراً ، فَقَدْ أَبْلَغَ
فِي الثَّنَاءِ
“Barangsiapa
yang diperlakukan baik, lalu ia mengatakan kepada pelakunya, ‘Jazakallahu
khairan (artinya: Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan)’, maka sungguh ia
telah sangat menyanjungnya.” (HR. Tirmidzi. Ia berkata bahwa hadits ini hasan
sahih) [HR. Tirmidzi, no. 2035 dan An-Nasai dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah,
180; juga dari jalur Ibnu As-Sunni dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, no. 275;
Ath-Thabrani dalam Ash-Shaghir, 2:148. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly
mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih, perawinya tsiqqah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar