Larut telah menuju tengahnya, buram malam melambai pasrah dihadapan. Liuk sang bayu menumpas rerumputan membawa sejumput kabar tentang sebuah berpamitan. Pertanda kisah berakhir; antara harap dan sadar mengerjap jatuhnya bening berbutir.
Lewat senyap kepergian, dua insan memaknai asing__dipekik hening. Tak sempat berbagi kata tentang awal mata bertemu. Dibenak hanya berselimut kabut ego yang memburu. Kesenangan, tilas perjalanan panjang tertutup kabut sendu. Sekuat kaki menuju mu; sekiranya henti mendahului angan yang lahir dari inginku
Entah memang tak semestinya jantung menjadi detak setiap hela rindumu. Pun tentang sisa elok asamu sepantasnya kau berhenti mengukir "kelak" untuk bersamaku. Yang tertinggal hanya pias hati; dan sajak-sajak lirih dari tinta yang tersisa
Masa kita perlahan meredup__melerai asa yang pernah terajut. Kepada Tuhan ku layangkan apa yang tergurat di benak. Sebab semua tanya hanya sejauh do'a jawabnya. Setelah itu aku pun percaya kemampuan Tuhan membawa nelangsa ini nanti sampai di mana.
RyaNty Sendu
#RuangRelung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar