Aku menarik nafas kasar, pasalnya air mataku benar benar terus mebgalir. Perasaanku rasnaya berat sekali sampai-sampai tumpah di sepanajamg pipiku. Tetapi, tidak punya tempat aman rasanya senerat jtu. Lalu, aku terpikir saja ingin memanggil, harapanku, bisa dingerkan sebentar.
Entah apa jadi semakin deras saja hujannya, ku pikir akan ad pelabgi. Begitu memang tidak boleh berharap pada sesuatu. Aku cuma ingin didengerkan sebentar. Sebentar saja, kepalaku sakit sekali. Referensiku tidak bertemu, rasanya aku ingin menyerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar