Ini bukan kisahku, jangan
berfikir bahwa ini terjadi padaku, tapi aku menggunakan aku. Harapanku ini
adalah khayalan yang muncul hasil pemikiranku. Kita mulai saja. Malam itu, bukan, dari dua
hari yang lalu aku merasa resah dan gelisah. Entahlah, aku bahkan sulit memahami
diriku. Tapi aku mencoba untuk memahami oranglain. Tidakkah itu buruk? Aku
tidak tahu. Beberapa hal terlalu kupikirkan. Berlebihan? Mungkin iya, beberapa
orang mengatakan padaku agar aku tidak berlebihan. Tiba-tiba saja hal itu muncul
diotakku. Tetapi, aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan. Ini rumit dan
terlalu banyak cabangya. Mungkin nanti akan ada balaasan atas apa
ketdidaktahuanku, ketidakpahamanku, dan ketidakmengertianku ini. Entahlah,
mungkin hanya itu kemampuanku. Tapi aku ingin belajar. Ajari aku agar aku mengerti,
agar aku paham, agar aku tau maksud dirimu.
Kemampuanku
itu mengantarkan ku untuk selalu berifikran negatif. Ya, tapi tetap saja,
pemikiranku itu hampir selalu benar dan tepat. Aku merintih, ini terlalu sakit untuk hatiku. Aku
akan mengulanginya lagi, ini sakit dan terlalu menusuk jiwaku. Ini sakit. tidakkah kau tau? Ini sakit. Padahal ada
banyak kesakitan yang lain yang lebih layak kutangisi. Entahlah, air mataku
jatuh malam itu. Dia sudah rapuh. Tangis
yang selama ini kujaga, tak mampu lagi ku ajak bermusyawarah. Aku tak dapat
lagi memendamnya. Ini berat, kuat dan tak lagi mampu ku bawa. Dia memberontak,
inginkan aku mengerti dia. Aku tak sanggup menahannya lebih lama. Ini terus menyesakkan
dadaku. Aku tak mampu lagi berpura-bura teesenyum, atas kemungkinan kebahagianmu
itu..
Kebahagiaan?
Ya, Kebahagiaanmu. Kemungkinan bahagiamu itu. Kemungkinan bahagia yang kadang
datang seperti hantu padaku. Mengerikan dan Menakutiku. Kebahagian yang datang
padamu yang akan merubah sikapmu terhadapku, begitulah pikiranku akhir-akhir
ini terhadapmu, dan memang begitu, hampir seluruhnya benar prasangkaku
terhadapmu, seperti itu yang ku tau. Terus terang saja, itulah yang
mengantarkanku malam itu, menon-aktikan ponselku dan airmata yang ku bawa
ditidurku.
Tidakkah
kau mengerti apa yang ingin kujelaskaa padamu? Baklah, jika belum sampai menyentuh hatimu akan
ku perjelas lagi. Ku perjelas lagi, selama aku mengenalmu, setahun yang lalu
lebih, aku tidak mempermasalahkan apa pun
tentangmu. Setiap kau bercerita tentang gadismu, aku akan biasa saja. Kutanggapi
denagn ceria ceritamu itu. Entah sejak kapan, aku tidak tahu, ada rasa sakit
dan membuat suasana hatiku berubah tidak
enak jika kau berbicara tentag dia atau menceritakannya padaku. Entahlah. Entahlah.
Itu apa, aku tidak tau. Awalnya hanya
satu saja kemudian menyebar ke yang lain Aku terus saja menghindar dari rasa
itu dan tidak mengakuinya. Aku masih tidak percaya aku melakukannya. Aku terus
saja merasa (berpura-pura) bahagia
apabila kau bercerita tentang gadis-gadismu yang lain. (Aha, seperti kau apa saja
ku sebut gadis-gadis). Ah, tidak, aku tidak pernah menganggapmu seperti itu. Kau
selalu mengagumkan dan semakin mengagumkan sampai hari ini. Ya, aku tidak tau
apa yang mengagumkan darimu, tapi seluruhnya. Seluruhnya mengagumkan.
Hari
berlalu, sampai hari ini yang mengagumkan darimu tetap seperti itu. Bahkan semakin
banyak aku tau, lebih lagi dan lebih lagi mengagumkan. Ada banyak yang lebih
mengagumkan darimu tapi tak sampai bertahan selama ini. Baiklah, aku
mengakuinya, aku terus kembali padamu. Hari dimana aku memutuskan untuk pergi, hari dimana puncak aku tak sanggup lagi
mendengar cerita tentang gadismu itu, air mataku tak sampai untuk jatuh tapi
memang sedikit bersedih (sih) tapi bahkan aku masih saja kembali. Tidak, kau
yang datang padaku hari itu, dan aku yang memang masih berat tanpamu. Tapi malam itu entahlah, semua gadis-gadis
yang kau ceritakan dahulu-dahulu dan dia yang baru saja kau sebut di pesan
singkatku berputar diotakku. Menguras tenanga dan pikiranku dan menyisakan
sakit yang tak mampu kau lihat. Sudahlah, jadi aku memutuskan untuk tidur
dengan ponselku yang ku non-aktifkan, berharap saat bangun, tak ada yang otakku
pikirkan selain tugasku. Aku tau pada akhirnya semua orang harus menentukan dan
memilih, tapi memikirkannya saja aku tak sanggup. Aku tak sanggup jika aku
harus memilih pergi (lagi). Tapi diatas semuanya, aku percaya, kau bisa, aku
bisa. Semoga kebahagian bersama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar