Bulan Mei kali ini sudah lewat pertengahan, kita ada janji untuk berjumpa dalam waktu dekat, kan? Seharusnya sebelum tanggal 25 Mei 2023. Namun, aku tunda dengan alasan sekali saja perginya sekaligus bersamaan dengan transaksi pada tanggal tersebut. Aku jadi merasa bersalah, harusnya aku pergi saja kepadamu hari itu. Sebenarnya, aku sudah rindu sekali. Sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu. Tapi, aku mengingatkan diriku untuk bersabar. Bersabar seperti nasihatmu kepadaku. Aku ingin sekali mengekspresikan rasa rindu dan merasakan kenyamanan darimu. Sungguh, aku ingin selalu dekat denganmu. Seharusnya hari ini aku sudah bisa merasakan hangatnya pelukanmu seperti pada perjumpaan kita pada cerita Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali (3). Aku ingin berbagi cerita tentang project yang lalu, sedang terjadi dan akan terjadi di masa depan. Aku ingin menceritakan semuanya kepadamu. Aku masih bertanya, kapan aku bisa berjumpa berkali-kali lagi denganmu?
Dua hari yang lalu, aku baru saja mendapatkan pesan darimu, bahwa aku tidak bisa berjumpa denganmu. Aku diam. Aku diam memandang telepon genggamku. Aku menimbang hal apa yang harus aku jawab agar aku salah baca terhadap pesan itu. Aku diam sampai seluruh tubuhku penuh dengan keringat. Aku, entah mengapa suhu tubuhku menjadi sangat panas. Aku masih diam, padahal hari itu aku mengirimkan pesan padamu karena ingin mengadu kalau aku tidak terpilih dalam program yang ku daftar. Bagaimana bisa dua kabar kurang baik sekaligus menerpa dan menganggu kestabilan emosiku pada hari itu? Aku lemas sekali, aku tidak nafsu makan. Aku menahan air mataku, sampai akhirnya benar-benar jatuh.
Aku memohon, aku bertanya, tolong tetaplah disisiku. Aku sangat membutuhkanmu. Aku sangat perlu. Aku masih ingin berjumpa denganmu, bahkan berkali-kali. Tolong aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar