Mungkin kata
yang paling tepat untukku adalah hancur bagian dalam hatiku saat aku melihatmu
bersama dia. Bersama seseorang yang pernah aku benci. Seseorang yang membuat
aku pernah merasakan betapa tersiksanya rasa membenci. Rasa membenci atau mungkin
bisa dikatakan semacam pembalasan dendam. Entahlah, aku belum paham benar
mengenai hal itu. Mungkin aku tak pernah merasakan lagi indahnya rasa ini
ketika kau jauh dariku atau kau dekat dengannya. Cukup! Aku tidak terlalu kuat
untuk menanggung beban yang sebegitu berat ini. Mungkin ini jalan yang terbaik
untuk aku bisa berpisah selama-lamanya darimu. Melupakanmu! Iya, itu merupakan
bagian terberat dari tugas hidupku...
melupakanmu.
Banyak orang berkata jika akhirnya
akan melupakan lebih baik tidak mengenal sama sekali. Iya, mungkin memang benar
apa yang di katakan orang-orang tersebut. Begitu pelik hati ini saat harus tidak
mengingat namamu. Dahulu, pada setiap langkah kakiku tak sedetik pun aku
melupakan namamu bahkan aku sampai-sampai menuliskan namamu pada hal-hal yang cukup aku anggap penting. Bukan maksud hati
untuk tidak mengingatmu disini, tapi aku hanya takut seseorang akan datang dan
membuat aku melupakanmu. Jadi, dengan begitu namamu masih membekas walaupun
setitik..
Tidak semua orang mendreskripsikan
kau sebagai orang yang tampan atau cantik. Tapi, sebagian dari mereka
menganggap kau begitu menawan dan menarik, termasuk aku. Iya, itulah hal
pertama yang terpikirkan olehku tentang dirimu. Mungkin kau akan menganggap
konyol pernyataan itu. Tapi, tak bisa dipungkiri begitulah kenyataannya.
Mungkin kau merasakan rasa itu. Menawan dan menarik serta memberikan kesan
tersendiri di dalam hati. Dan sampai saat ini nama itu masih melekat. Bahkan
tak pernah hilang karena begitu pentingnya dirimu bagiku.
Bagaimanakah keadaanmu? Bagaimanakah
kabarmu? Aku masih disini dan terus merindukanmu. Bagaimanakah denganmu? Adakah
sedikit saja rasa yang sama. Memang aku tak berharap banyak tentang rasa yang
sama. Tapi setidaknya Apakah kau masih mengingat aku? Dan hal yang tidak akan
lupa aku tanyakan adalah apakah pelajaran Matematikamu, masihkah mendapatkan
nilai sebagus dulu? Sungguh aku berharap seperti itu. Kenapa aku tidak pernah
melupakan hal itu, karena hal itu adalah kesan pertama kali aku berjumpa denganmu.
Hal yang selalu melekat dan tertanam dalam hati. Unforgatable experience.
Apalagi sikapmu. Sikapmu yang dahulu
di hiasi sopan dan santun. Setiap langkahmu pasti diiringi oleh sopaan dan
santun. Aku sendiri heran dan senyummu yang manis itu tidak dapat terlupakan.
Ketika kau menyapaku. “Hai....” kemudian tersenyum dan sedikit membungkukan
badan. Sungguh hal yang indah untuk di kenang.
Sekarang permasalahannya, kau berada
dimana? Aku disini menunggumu. Aku disini menantimu. Oh... kau yang berada
disana.
SA♡
BalasHapus