Minggu, 30 Juni 2013

Heart Note


Mungkin kata yang paling tepat untukku adalah hancur bagian dalam hatiku saat aku melihatmu bersama dia. Bersama seseorang yang pernah aku benci. Seseorang yang membuat aku pernah merasakan betapa tersiksanya rasa membenci. Rasa membenci atau mungkin bisa dikatakan semacam pembalasan dendam. Entahlah, aku belum paham benar mengenai hal itu. Mungkin aku tak pernah merasakan lagi indahnya rasa ini ketika kau jauh dariku atau kau dekat dengannya. Cukup! Aku tidak terlalu kuat untuk menanggung beban yang sebegitu berat ini. Mungkin ini jalan yang terbaik untuk aku bisa berpisah selama-lamanya darimu. Melupakanmu! Iya, itu merupakan bagian terberat dari tugas  hidupku... melupakanmu.
            Banyak orang berkata jika akhirnya akan melupakan lebih baik tidak mengenal sama sekali. Iya, mungkin memang benar apa yang di katakan orang-orang tersebut. Begitu pelik hati ini saat harus tidak mengingat namamu. Dahulu, pada setiap langkah kakiku tak sedetik pun aku melupakan namamu bahkan aku sampai-sampai menuliskan namamu pada hal-hal yang cukup aku anggap penting. Bukan maksud hati untuk tidak mengingatmu disini, tapi aku hanya takut seseorang akan datang dan membuat aku melupakanmu. Jadi, dengan begitu namamu masih membekas walaupun setitik..
            Tidak semua orang mendreskripsikan kau sebagai orang yang tampan atau cantik. Tapi, sebagian dari mereka menganggap kau begitu menawan dan menarik, termasuk aku. Iya, itulah hal pertama yang terpikirkan olehku tentang dirimu. Mungkin kau akan menganggap konyol pernyataan itu. Tapi, tak bisa dipungkiri begitulah kenyataannya. Mungkin kau merasakan rasa itu. Menawan dan menarik serta memberikan kesan tersendiri di dalam hati. Dan sampai saat ini nama itu masih melekat. Bahkan tak pernah hilang karena begitu pentingnya dirimu bagiku.
            Bagaimanakah keadaanmu? Bagaimanakah kabarmu? Aku masih disini dan terus merindukanmu. Bagaimanakah denganmu? Adakah sedikit saja rasa yang sama. Memang aku tak berharap banyak tentang rasa yang sama. Tapi setidaknya Apakah kau masih mengingat aku? Dan hal yang tidak akan lupa aku tanyakan adalah apakah pelajaran Matematikamu, masihkah mendapatkan nilai sebagus dulu? Sungguh aku berharap seperti itu. Kenapa aku tidak pernah melupakan hal itu, karena hal itu adalah kesan pertama kali aku berjumpa denganmu. Hal yang selalu melekat dan tertanam dalam hati. Unforgatable experience.
            Apalagi sikapmu. Sikapmu yang dahulu di hiasi sopan dan santun. Setiap langkahmu pasti diiringi oleh sopaan dan santun. Aku sendiri heran dan senyummu yang manis itu tidak dapat terlupakan. Ketika kau menyapaku. “Hai....” kemudian tersenyum dan sedikit membungkukan badan. Sungguh hal yang indah untuk di kenang.


            Sekarang permasalahannya, kau berada dimana? Aku disini menunggumu. Aku disini menantimu. Oh... kau yang berada disana.

1 komentar: