Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Sabtu, 17 Desember 2022

[Kondisi Tidak Adil yang Bisu]

Tidak menanyakan, bukan berarti lupa. Bukan pula tidak peduli. Kadang sengaja dilakukan untuk melihat seberapa jauh kesadaran. Hihihi.

Ada banyak kondisi dimana keadilan bukan berarti memberikan perlakuan yang sama. Namun, memberikan sesuai kadar yang dibutuhkan, benar kan?
Ada keadaan dimana hal-hal yang seharusnya diberikan, lalu diam, dan entahlah, mungkin lupa atau bagaimana.
Tapi tetap saja, diam adalah suatu bahasa halus untuk melihat sebuah kejujuran.

Tunggu saja,
Kapan waktunya tiba, kalaupun tidak, cukup tau. "oh begitu, ternyata."
Terima kasih.

Jumat, 16 Desember 2022

How Old Are You? How Does It Feels To Be At Your Ages?



Pagi ini, scrolling akun media sosial dengan branding berbasis gambar yang memberikan layanan berbagi foto atau video secara daring, anak muda jaman sekarang saya pastikan familiar dengan aplikasi ini. Kegiatan menghabiskan waktu berhargaku di sela-sela memikirkan beberapa hal yang harus ku kerjakan, lalu bertemu dengan salah satu akun yang menayangkan video berisi salah satu pertanyaan kepada berbagai macam orang. Tayangan video ini bisa mendapatkan perspektif yang berbeda, tentunya. Pertanyaannya mengenai jumlah umur dan perasaan pada umur tersebut. Saya jadi memikirkan beberapa hal apabila saya ditanyakan hal yang sama.
Ada banyak hal yang ingin saya ungkapkan, tapi saya memilih beberapa kalimat yang akan saya tuliskan di bawah ini. Mungkin, di masa depan beberapa hal akan berubah, tapi setidaknya saat ini, inilah yang ada dibenak saya. Tentu saja beberapa hal akan berubah, saya percaya itu, yang sama adalah perasaan yang tertinggal dan kenangan-kenangannya.
Saya tidak akan menuliskan jumlah umur saya, beberapa mungkin sudah tau. Perasaan saya pada umur saya saat ini dan hingga hari ini, sungguh luar biasa. Beberapa impian saya, satu persatu mulai saya wujudkan. Tentu saja karena Tuhan dan berbagai dukungan dan bantuan. Ada banyak mimpi lain yang tentu saja ingin saya wujudkan juga, saya sedang mengambil waktu. Yang pasti, beberapa impian benar-benar ada di kepala saya, sedang mencari solusinya.
Hal yang paling berkesan untuk sampai pada usia ini adalah pengalaman, memang belum terlalu banyak, dan ingin lebih menambah lagi pengalaman. Beberapa hal menjadi lebih mudah diatasi saat sudah berpengalaman dalam menyelesaikannya, misalnya tentang menangis. Hahaha. Hal-hal kecil sering datang dan membuat air mata jatuh, sekarang tetap sama, tapi cara menyikapinya sudah berbeda. Tentu, lebih bijaksana.
Hal lain pada usia ini, mencari hal baru yang setidaknya tidak membuat bosan, seperti permainan kartu yang pernah menjadi candu bagiku, semacam hal yang setiap hari bisa berubah-ubah namun tujuannya tetap sama, semua orang punya jalan dan cara masing-masing hingga mencapai tujuannya. "Berlomba-lomba dalam kebaikan" ada di pikiran saya.
Pada hari dimana saya berubah menjadi di usia saya yang sekarang: saya berfikir bagaimana dengan ibadahnya saya? Setidaknya saya ingin sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya, mengingat semakin dekat saja dengan kematian. Walaupun tetap saja, mati bisa kapan saja dan dimana saja. Terlepas dari itu semua, usia yang sekarang "Allhamdulillah."
Tiada kejadian yang disesalkan, semua akan ada hikmahnya. Pun kalau bukan sekarang, saya yakin di masa depan. Terima kasih saya ucapkan, Novi. 
Semoga lebih banyak kebaikan lagi untuk banyak orang di masa depan dapat diwujudkan.
Semangat!

Kipas Angin Penyejuk Jiwa


Sabtu pagi cerah penuh gembira, dua orang gadis masih berbaring tak berdaya di kasur yang sama. Pukul 06.30 WIB, sudah terdengar aktifitas di jalan sana. Bunyi bising kendaraan lalu-lalang terdengar di telinga, namun dua orang gadis tersebut tetap kekeuh pada selimut putih tebalnya. Sepertinya tidur hampir pukul 00.00 semalam salah satu penyebabnya. Dua orang gadis ini, harus bangun dan bekerja. Hahaha. Dengan berbagai upaya, akhirnya sampailah mereka di tempat berkumpul bersama.
Beberapa orang lalu-lalang di sepanjang jalan *digambar ini, ada saja kesibukan masing-masing yang dikerjakan. Ada yang benar serius membuat beberapa hal, ada pula yang datang menemani atau sekedar meramaikan suasana, menurutku semua punya peran, kehadiran adalah hal yang berharga. Bersama dalam keadaan tersebut dapat saling menguatkan pun bisa saling melengkapi. Judul di atas dibuat atas dasar kebaikan seseorang [*orangnya tidak terlihat]. Kami, beberapa orang sibuk sedang membuat properti untuk kegiatan tugas akhir kami, kebetulan aku duduk membelakangi kipas angin ini. Kipas angin tersebut tidak terarah kepada kami, aku percaya, awalnya ada yang duduk di arah kipas tersebut, kemudian pergi. Kami tetap asyik dengan pekerjaan kami. Lalu, ada seseorang yang mengarahkan kipas tersebut ke arah kami. Maasyaaa Allah. Sejuk sekali. 
Seingatku, setelah beberapa saat merasakan kesejukan tersebut aku melihat ke arah belakangku, tapi aku tidak melihat siapapun.
Terima kasih atas kebaikannya. Untuk memperhatikan sekeliling-sekeliling. Semoga kebaikan-kebaikan selalu bersama kita semua. Sehat selalu dan sampai jumpa. Sekali lagi terimakasih, semoga selalu menjadi orang baik dimana pun berada.

Rabu, 07 Desember 2022

Tarikan Nafas Penuh Pemikiran


Aku tidak tahu kenapa menjadi seperti kesal saja sepanjang waktu. Ditambah lagi, beberapa kata yang menyakiti. Sungguh membuatku malas untuk sekedar membalas sebuah pesan elektronik. Kumpulan-kumpulan kekesalan yang dipendam, menguap, melelehkan semua kebaikan-kebaikan. Tetap saja, aku tidak suka perlakuan seperti itu. Sekali aku bertanya, kenapa hal tersebut dilakukan dan dijawab kembali dengan "Maksudnya?" 
Aku mengehela nafas, berfikir sejenak, lalu mengabaikan. Lebih baik begitu, dari pada keluar kata-kata tak masuk akal..

Avocado, Mangga dan Bakso Bakar



Pagi tidak biasaku dimulai, ruangan dingin yang selalu kudambakan terasa begitu menyesakkan. Menggigil dengan tubuh meringkuk di dalam selimut, sungguh menyakitkan. Aku bangkit dengan tertatih mencari alat untuk menambah suhu ruang itu, agar kehangatan kurasa, pikirku. Aku berbaring kembali dengan menahan rasa aneh di tubuhku. Aku tidak tau, baru kali ini rasanya seperti itu. Mengilu di tulang punggung belakang dan pundak kanan-ku. Setiap kali ingin berbaring atau duduk, terasa sekali sakit nan hebat. Bibirku pun kering dengan nafsu makan berkurang. Entahlah. Rasanya ingin sekali makan mangga dan avocado. Hanya dua itu yang aku pikirkan, tapi karena bukan di rumah, tidak tau harus meminta pada siapa. Hehe. Ada orang lain di sini yang bisa ku minta bantuan, tapi, ku urangkan, tak kuasa meminta karena bukan 'aku banget' kalau padanya. Ada pula, seseorang yang bisa ku minta pertolongan tapi tetap kuurungkan juga, sebab belum ada balasan darinya. Ya, pulang saja. "Hanya pulang saja untuk menggusur kesakitan ini."bantinku
Aku mencoba memejamkan mataku kembali, berharap kondisi bisa pulih. Aku pun terlelap, ku hitung hampir selama satu jam sejak aku mengirimkan pesan. Perutku terasa lapar namun tidak berselera menyuap makanan. Sarapan yang ku pesan menganggur di atas meja. Air mineral pun terasa hampa. Ada pula capucinno hangat yang ku pesan, tapi entah mengapa, ku biarkan dingin, tak ku sapa. Semua yang tidak aku inginkan ada disana.
Pukul 10.58 WIB, aku memnatau jam di layar ponselku, ada waktu satu jam sebelum check out. Aku berniat membasahi tubuhku dengan air, yang aku butuhkan adalah tenaga untuk bangkit dan melakukannya. Susah payah kuusahakan, akhirnya sampai pada tempat dengan air hangat itu. Sebuah ruangan dengan dress hitam panjang yang ku pakai kemarin masih tergantung manja. Seusai mandi langsung saja ku bereskan dan bersiap-siap. Rasanya ingin beres-beres sambil rebahan, pundakku ngilu sekali. 
Ada beberapa pesan yang pada akhirnya aku bisa pulang. Sampai di rumah tidak ada orang. Oh jadi begitu rasanya sepi. Mataku memerah, beberapa barang bawaan berat sekali dan aku harus membawanya dengan kesakitan itu. Aku paksakan saja, padahal aku sudah berpesan, aku akan pulang dan aku sakit. Ternyata travelnya sampai lebih cepat. Tidak ada berhenti dan langsung tancap gas, tiga jam sampai. Beberapa saat setelah aku masuk kamar dan istirahat, suara ibuku datang dan meminta maaf. Lalu Abahku datang dan menanyakan kondisiku "Dok Abah sakit ape?" Lalu menginsyaratkan untuk istirhat dan meminta ibuku untuk menemaniku. Aku langsung mengatakan apa yang aku inginkan. Beberapa menit kemudian, semua yang aku minta di depan mata.
Allhamdulillah! Allhamdulillah! Abahku adalah orang yang begitu denganku. Terima kasih Abah.

Berpergian yang Mengesankan


Sehari sejak kepulangan dari perjalanan yang mengesankan hati itu, siapa sangka aku akan kelelahan. Berada pada kesibukan yang padat sudah biasa bagiku tapi kali ini cukup membuat aku kewalahan ternyata. Terakhir kali tidak bisa bangkit seingetku saat 'Kak Ia' datang menjengukku dengan membawakan vitamin kesehatan yang produksinya jauh dari Indonesia, sebelum beliau menikah, sekarang bahkan sudah hamil dan insyaallah sebentar lagi melahirkan. Ada mungkin satu tahun-an, ada lagi seingetku hari itu, seseorang datang dan menanyakan kesehatanku, saat ku posting vitamin itu. Jadilah aku semakin akrab dengannya sampai sekarang. 
Malam itu, setelah sampai Palembang, aku beraktivitas seperti biasa, aku berniat berisitirahat sebentar setelah menyelesaikan makan malam pertama-ku lalu akan mengerjakan laporan bulananku yang sejak sebelum kepulangan sudah ditagih. Hahaha. Hari itu terkahir kali makan pada pagi hari, sarapan nasi goreng bersama Eka dan Kakak-ku yang datang jauh dari rumahnya ke tempatku menginap, aku hitung waktu yang ditempuhnya satu jam lebih. Duduk sebentar lalu berpamitan kerja. Kakak tingkatku waktu mengenyam pendidikan di Universitas Sriwijaya. Ada hari itu aku mengajak Eka makan siang namun karena beberapa alasan, lalu aku batalkan saja. Yasudahlah. Pokoknya begitu. Tetiba saja malam itu, aku tanpa sadar tertidur. Untung saja aku sudah beres-beres wajah dan baju.
Aku membuka mata berat, ada yang aneh dengan tubuhku. Sakit perut dan pusing. Badan panas. Bolak-balik kamar mandi. Beberapa jam aku menahan diri agar tidak mengadu, berharap agar bisa aku atasi sendiri. Wkwk. Biasanya begitu, aku kalau sakit tidak lama, pun jarang sekali minum obat, nanti sembuh setelah istirahat. Nyatanya aku buat tubuhku berbaring dan kembali terlelap, bangunnya tetap merasakan hal yang sama. Mungkin akumulasi dari berbagai kelelahan selama ini. Hampir tiga jam bertahan lalu mengetik pada ponsel pintar "Ka, aku pusing dan sakit, mual dan muntah." Ku kirim pesan itu lalu mendapatkan jawaban apakah aku harus dibawa ke rumah sakit? Wkwk. Dalam keadaan sakit aku tersenyum kekeh, dalam hatiku "Tolonglah, aku sangat tidak suka rumah sakit, aku tidak suka bau obat, dan aku tidak pernah dirawat dirumah sakit, dan aku tidak mau." Terima kasih atas kekhawatirannya. Aku anggap saja bentuk kepedulian terhadap rekan kerja ya. Terima kasih.
Aku tentu saja tidak mengiyakan saran itu, aku tidak mau. Ada lagi pilihan lain untuk memperpanjang penginapan. Bisa saja, tapi aku lebih baik di rumah, sakit di penginapan tetap tidak ada yang mengurusku, lebih enak di rumah dengan semua kemanjaan yang bisa aku minta. Hahaha.  "Pulang saja, disini tidak ada yang mengurusku."
Pagi itu ada beli sarapan, namun aku tidak selera, aku paksa makan satu suap saja untuk memasukkan obat yang ku pesan secara online juga. Untung ada sendok dari kegiatan yang lalu yang tersisa, tidak ku keluarkan dari tas yang biasa ku bawa kemana-mana. Allhamdulillah.
Ada juga hari itu, aku kirimkan pesan kepada seseorang yang menanyakan keadaanku waktu itu, aku mengirimkan pesan "Bismillahirrahmanirrahim", berharap ada balasan apa saja darinya lalu mengadu kalau sedang kesakitan tapi mungkin lagi sibuk jadi tidak sempat membalas, padahal niat awalnya mengadu padanya kalau lagi sakit. Yasudah, aku urungkan niatku. Pulang sebagai rencana awal akan diterapkan. Sibuk sekali pikirku. Sengaja tidak 'to the point' karena takut menganggu. 
Sepanjang perjalanan, rasanya melelahkan sekali, entah kenapa lesu dan lemas. Mungkin karena belum ada asupan yang lain. Lain kali, aku akan bawa jajan sendiri saja ya, seperti biasa. Hehe. Siap, laksanakan.
Semoga segera sehat ya, tadi sudah berhasil memasukkan nasi putih, sehat-sehat semuanya. Makan itu penting! Ok.
Semoga bisa dengan cepat menyelesaikan segala tugas. Semoga besok bisa beraktivitas seperti bisa. Sekarang sudah lumayan, tinggal duduk saja yang masih terasa pusing dan rasanya sakit di pundak. Ok. Baik-baik semuanya. Jaga kesehatan ya! See you. Aku berfikir untuk ke tempat refleksi, ada dipijat ternyata enak, padahal dulu tidak suka. Hehe. Mari-mari kita agendakan ya.

Minggu, 04 Desember 2022

In Front of Me is My Favourite Woman

Perjalanan di PUKL Muba membawaku untuk bertemu dengan perempuan hebat. Sejak pertama kali melihatnya di suatu lembaran elektronik dan menyaksikannya menjelaskan berbagai hal dengan nada suara dan cara bicara khas, membuatku terkagum-kagum, ciptaaan Allah yang luar biasa maasyaa allah: aku langsung jatuh cinta dengan pesonanya, Kak Gita namanya, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Energi positif yang dipancarkannya selama berbicara, membuatku selalu bergumam di dalam kepala "Aku mau jumpa, aku mau jumpa Kak Gita, aku mau jumpa Kak Gita." Selama ini berjumpa secara online pun ku lakoni. Hehe. Sebenarnya di dalam hati ingin sekali berjumpa secara langsung. Aku pikir "Semoga di masa depan, aku bisa berjumpa." Begitu keyakinan ku waktu itu. Bersabar saja.

Dua tahun berlalu, hari ini 4 Desember 2022, akhirnya bisa berjumpa dengan Kak Gita. Beberapa kali merengek dengan Eka "Ka, Kak Gita adanya jam berapa dan di acara yang mana ya? Mau ketemu Kak Gita." 
Ngomong-ngomong kenapa aku tidak bertanya kepada Kak Gita langsung ya kemarin-kemarin? Hahaha. Baru sadar. Tidak apa apa, allhamdulillah sudah bertemu Kak Gita. Begini ceritanya:

Pada siang cerah hari itu, pukul 13.00 kami berangkat menuju acara Setapak Lestari "Dialog Senja" dari lembaran elektronik yang ku terima, Kak Gita yang akan menjadi moderatornya, sungguh deg-deg an rasanya ingin jumpa Kak Gita. Aku menunggu beberapa saat sampai mendekati waktu 14.30 WIB lalu berbaris cukup rapi untuk masuk ke ruangan, Kak Gita di depan mata 😍. Kakiku secara tidak sadar sedikit berlari kecil, tidak sabar ingin memeluk "Kak Gitaaaaa." dengan pelukan eratku. Akhirnya bertemu Kak Gita secara langsung, berkali-kali dipeluk, serasa tidak ingin lepas, Wkwk. Kenyataannya memang begitu. Maasyaaa Allah. Maasyaaa Allah. Ciptaan Allah yang luar biasa, maasyaa allah. Aku pun mempunyai kesempatan berbicara langsung dengan Kak Gita dalam acara tersebut. Sesenang itu. Senang sekali. Yeay! 

Ada Kak Tikaa jugaaaa disanaa. Pertama kali jumpa Kak Tika pada malamnya, ada dinner sebelum acara tersebut, lalu sorenya barulah berjumpa dengan Kak Gita. Aku banyak bertemu tim LKTL yang awalnya ku dengar namanya saja, allhamdulillah. Aku mencuri kesempatan berfoto bersama dengan Kak Gita dan Kak Tikaaa.

Semoga Kak Gita sehat selalu dan dalam lindungan Allah. Terima kasih Kak Gita, aku ingin bertemu lagi. Kak Tika jugaa 🤗🤗🤗

Sabtu, 03 Desember 2022

Hotel Des Indes - Menteng

Pertama kali mendengar nama hotel ini, wah, sepertinya klasik ya. Aku mencoba membuka mesin pencari dan 

Jumat, 02 Desember 2022

First Flight of PUKL Muba for LTKL


Waktu berlalu begitu cepat, lima tahun sudah terkahir kali naik benda yang bisa terbang ini, yang terkenal dengan teori keilmuan Indonesia, Pak B.J Habibie. Seingetku, terakhir kali berada di langit pada saat mengikuti seleknas olahraga paling aku cintai. Ada pernah ikut hal serupa tiga tahun lalu, namun kami menggunakan menggunakan bus. Hari ini, perjalanan pertama kali bukan untuk berlomba atau mengikuti kompetisi, namun menghadiri sebuah acara.

Dahulu sekali, memang pernah terbesit pikiran, ingin berpergian atas nama suatu lembaga atau dalam hal mengerjakan suatu kepentingan. Lama ku nanti, akhirnya tiba saat ini. Ingin melihat berbagai produk lestari yang semoga saja nata de coco 'sky coco' akan segera mengikuti.

Ada banyak pro dan kontra tentang keberangkatan, ayah ibuku mengizinkan, namun perjalanan ini tanpa mahram. Semoga segera ya. Bismillah.

Kamis, 24 November 2022

Bubur Pagi untuk Makan Siang

Sekarang sudah pukul 13.35 WIB. Gambar di atas adalah gambar bubur ayam yang baru saja ku potret, rencananya ingin ku santap sebagai sarapan. Aku memandang ke arah gambar ini, "Lumayan cantik ya kalau difoto." Aku memesannya pukul 07.35 WIB melalui aplikasi yang terkenal dengan branding dominan hijaunya. Praktis dan cepat sampai ke tempaku menginap saat ini,  tinggal saja, persiapan dananya. Hahaha. 

Aku ingat dengan jelas pesan seseorang kepadaku "Klo makan ya makan, klo kerja ya kerja. Jangan makan sambil kerja."kira-kira begitulah pesan yang ditulisnya hari itu. Setelah ku pikirkan, nasihat yang masuk akal. Lalu, aku jadi memegang prinsip itu. Dan jadilah sampai saat ini, tak kunjung ku makan bubur ayam itu. Hmmm. 
Pagi ini memang cukup padat, biasanya jikalau di rumah, adekku datang membawakan makanan untukku kalau saja aku lupa atau tidak keluar kamar. Kalau disini, ya, pahamlah ya. Hehe.

Aku mulai mengambil sendok, ingin mengambil suapan, perutku sepertinya perlu energi. Bubur ayam yang sudah dingin, jadilah ia sebagai santapan makan siang.

Nanti, jangan tunda makan ya. Makan dulu ya. 

Sepuluh Menit Yang Berharga

Jum'at, 25 November 2022
Ada memang kami berjanji untuk berjumpa dalam minggu ini, namun dibatalkan karena ada beberapa kesibukan yang mendesak, dan tentu saja penting. Aku menutup harapan untuk bertemu hari itu. "Baiklah, soal pekerjaan memang harus banyak pemahaman. Ada hal- di luar kendali yang memamg harus diatasi. Harus mengesampingkan ego."aku memperingatkan diriku sendiri malam itu.
Diskusi panjang tentang pertemuan berakhir dengan keputusan: ingin lebih dari sekali bertemu, dengan catatan pertemuan sebelum awal Desember adalah opsional. Tapi, yasudahlah, pikirku, berat untuk iya pertemuan di akhir bulan ini. Kembali lagi, masing-masing ada kesibukan, pun waktu tak banyak untuk bisa bersama. Tapi apabila bisa, sungguh bahagia.
Dua hari lalu, aku menerima pesan yang mengabarkan bahwa kami bisa bertemu pada hari Rabu, sungguh bahagia sekali aku menerima pesan itu. Senyum terukir jelas, bagaimana tidak, memang rindu yang dirasakan dan mendapatkan kabar seperti itu. Tidak sabar menunggu waktu tersebut. Namun pada akhirnya, waktu tetap tidak bisa dikondisikan dan harus ditunda pertemuannya esok hari. Tidak menerima kabar kapan berangkat secara detail tapi kami berada di acara yang sama sehingga tau jadwal keberangkatannya. Hanya memperkirakan saja waktu sampainya, tapi tak kuasa ku kirim pesan menanyakan waktu sampai. Karena malu. Kesibukan benar kadang membuat lelah dan mungkin saja terlewat. Aku ingin menerima kabar dengan sukarela. Maksudnya tanpa diminta dan tanpa ditanya. Sabar ya, mungkin nanti, pikirku.
Siang itu, aku sedang bersiap ingin ke suatu tempat berkumpul banyak orang yang sedang disibukkan dengan agenda tugas akhir bersama. Namun sebelum itu, barang-barang yang ingin kubawa juga sudah kupersiapkan, aku sudah memasukkannya dalam tas agar nanti tiba waktunya aku berjumpa, tinggal pergi saja. Tidak perlu terburu-buru, ingin mempersiapkan ini itu. Aku dan temanku masih di dalam kamar, layar teleponku menyala tanda ada pesan masuk. Aku membacanya:
"Assalamualaikum, maaf (panggilannya kepadaku) banget baru diinfokan, (panggilanku kepadanya) dengan tim (suatu organisasi) ke (suatu daerah, tempatku tinggal) diskusi dengan (seseorang di suatu organisasi). [...] Maaf banget banget belum bisa ketemu ya, insya Allah Minggu depan aja ya."

Aku menunduk lesu. Sebenarnya sudah ada firasat ini akan terjadi karena tidak ada kabar sejak pagi. Biasanya ada kabar. Tapi tetap saja aku berpikiran positif dengan menyiapkan seluruh keperluanku. Ada juga rasanya mau menangis sajalah. Hahaha. 
Aku menghela nafas. Mencoba berfikir, mencari cara agar bisa bertemu walau sebentar saja. Lama kubaca pesan itu dan kubiarkan saja, menenangkan diri agar semua kata yang dikirim untuk membalas pesan tersebut tetap dalam porsi yang tidak menyakiti atau terdengar kesal dan putus asa.

Rabu, 23 November 2022

Pagi Damai Penuh Syukur

Dua malam sudah sendiri disini, kalau di rumah jarang sekali sepi. Ramai adik-adikku, apalagi setiap pagi, sibuk dengan persiapan sekolah mereka. Tempat menginap ini seharusnya bareng Mbak Ocy, tapi baru malam nanti. Aku sedang bosan saja, ada beberapa hal yang harus ku kerjakan, tapi belum waktunya, aku ingin sekedar menulis saja, seperti ini. 
Tidak beraturan saja, aku hanya ingin mengungkap tentang damainya pagi ini. Bagaimana kesendirian memang kadang diperlukan untuk refleksi diri. Suka. Suka sekali. Namun ada beberapa waktu, lebih suka bersama dan ramai. Allhamdulillah. 
Mbak Ocy, ditunggu kehadirannya di kamar ya. Jangan lama-lama. Hehe. 

Minggu, 20 November 2022

Kopi Susu Jahe Pertama-ku di Malam Minggu

 

Aku duduk rapi dengan posisi tubuh tegap sambil tersenyum manis di depan benda kesayanganku, benda yang ku gunakan untuk menunjang kesibukan sehari-hariku, berwarna hitam persegi panjang di atas meja kecil. Aku mengangkat tanganku lalu mengikat rambutku, agar lebih segar mataku. Setelah itu, tangan sebelah kiriku kuletakkan di atas benda hitam persegi itu sedangkan tangan kananku sambil mengambil beberapa lembar tisu, beberapa saat kemudian aku mengelusnya lembut dengan tisu itu. "Sayang, malam ini kita akan cukup sibuk ya. Tolong bantu aku." Mungkin itu yang aku maksud dan ingin aku sampaikan dengan kata-kata melalui perlakuan itu. Semoga dipahaminya. Hahaha.

Kesegaran mata dari mengikat rambut tidak bertahan lama. Mataku mulai meredup lagi, aku pun jadi berencana mengerjakannya sambil berbaring di tempat ternyamanku. Aku membawanya di atas kasurku sambil menghela nafas kasar, dan bergumam di dalam hati "ini sibuk tapi aku suka."

Di atas kasurku, senyuman mulai terpancar di wajahku, membayangkan beberapa cemilan yang mungkin saja akan ku makan malam ini, aku yang sedari awal menyadari jadwal tidurku awal waktu, sudah bersiap-siap dengan meminta tolong dibelikan kopi sachet sebelum masuk kamar. Sambil bercanda sedikit ingin juga dibelikan beberapa cemilan. Hehe. Aku sadar betul, perlu sekali energi untuk mengerjakan sesuatu, termasuk diskusi ini. Aku tak kuasa, bukan tipe yang kalau laper tidur, tapi tipe yang kalau laper masak. Tapi karena ada beberapa kesibukan, jadi harus menyediakan alternatif asupan. Paling tidak, agar perutku tidak mengeluarkan suara-suara yang mengerikan. Wkwk. Hmm, kurang sehat memang, tapi tidak apa-apa lah ya sekali-kali. Bantu aku  meng-'iya-kan' agar aku tidak merasa bersalah kepada diriku. 

Pukul 19.55, aku mulai membuat link untuk rapat malam ini, mengetik nama dari handphoneku dan mengirimkan undangannya. "Semoga tidak terlalu lama."pikirku. Aku baru saja melihat notifikasi pemberitahuan anime yang kutunggu kelanjutan episodenya. Sepuluh menit berlalu, ada pesan masuk di WhatsApp-ku "Yok Mbak. Rapat. Kita bedua aja dkpp mbak." Pesan itu aku baca. Aku menghela nafas lagi. Aku langsung mengirimkan gambar bukti bahwa aku sudah di ruang diskusi. Ingin sekali rasanya ku bilang "Aku sudah menunggu, dari 10 menit lebih yang lalu, sesuai dengan kesepakatan tadi siang." Tapi aku urungkan niatku, terlalu banyak kata, bukti saja sudah cukup pikirku. Mataku sudah mulai mengeluarkan air mata tanda ingin segera dipejamkan. Aku bangkit dari baringku, supaya tidak tidur mataku.

Aku meletakkan ibu jari dan jari telunjuk di sisi kanan kiri bibirku lalu menarik bibirku agar terukir senyumku. Tujuanku tetap sama, supaya tidak tidur. Jikalau sedang lelah, coba saja caraku, mungkin ampuh juga padamu. Selain itu, itu juga salah satu caraku, agar tetap berfikiran positif dan tetap bersemangat. Yuk kita praktik dulu, biar sambil senyum baca lanjutan tulisan ini. Mohon bersedia meletakkan ibu jari dan jari telunjuk di sisi kanan kiri bibirmu, lalu mari tersenyum ☺️ Kan, manisssseee! 

Akhirnya mulai juga diskusi kami. Mengerjakan beberapa bagian yang perlu diselesaikan. Deadline katanya, tapi aku tidak terlalu suka dengan kata 'suruh'. Lebih senang dengan kata 'tolong', pun sama-sama manusia, atau cukup sebutkan saja tenggat waktu, atau ingatkan saja tanpa harus dengan kata suruh, kurasa semua orang akan sadar akan tanggung jawab sesuatu. Selain itu, tidak mungkin melepaskan tanggung jawab, bukan? Ah, aku sangat gusar dengan kata suruh itu. Nanti, nanti, mohon sekali untuk bersedia tidak memakai kata-kata itu ya, terima kasih. Kami juga sejak awal sudah menentukan tenggat waktu kami tersendiri, cukup ingatkan saja. Hehe.

Diskusi diawali dengan berbagai macam cerita, diskusi non formal seperti ini memang seperti itu, bahasan apa saja bisa masuk, termasuk mengeluhkan beberapa hal. Hehe. Tapi tetap saja dikerjakan, kembali lagi tentang tanggung jawab. Semoga para pembaca, memiliki budi pekerti baik ya. Seorang insan dengan sopan santun, tidak lupa tiga perkara: maaf, tolong dan terima kasih sebagai bekal interaksi sesama manusia. Kita saling menghargai ya.

Beberapa menit berlalu, adikku masuk kamar dan membawa cemilan di dalam kantong plastik putih. Ku pikir ini adalah hasil dari bercanda. 

Adik: "Ayuk, ini jajan." Sambil menunjukkan sekantong plastik putih penuh di depan pintu kamar. 

Novi: "Wah, allhamdulillah ya. Tumben. Perhatian sekali." bergumam di dalam hatiku.

Aku hanya berisyarat untuk diletakkan di sampingku, sesuai dengan arahanku, adikku masuk ke dalam kamar lalu keluar lagi, ku perhatikan sambil mengintip layar laptopku sebelum melangkahkan kaki keluar. Semoga nanti bisa jadi pengusaha sukses ya, Dik ataupun hal lain sesuai yang dicita-citakan. Aamiin. 

Aku tersenyum, bagaimana tidak, aku hanya berpesan untuk dibelikan kopi sachet saja, ada sih bercanda cemilan, dan ternyata memang dibelikan, cemilan lainnya. Terima kasih ya.

Pukul 21.00 WIB, ibuku datang ke kamarku, mungkin ingin sekedar melihat aku dan kulihat kehadirannya membawa secangkir kopi di tangan kanannya. Padahal, aku belum meminta, tapi sudah dibawakan saja. Maafkan aku, dan terima kasih atas pengertiannya, Ibu. 🤗 Maafkan aku, maafkan atas kesibukan-kesibukanku yang sepertinya sibuk sekali ini 🙏 Aku mengucapkan terima kasih lalu melanjutkan bicaraku di layar virtual itu.

Sejujurnya aku belum pernah mencicip kopi yang dibawakan ibuku. Aku mulai menyeruput kopi panas itu, sekali saja. Langsung kuletakkan lagi gelas itu. Ku seruput lagi, beberapa kali. Hmm, agak panas lidahku, rasanya tidak terlalu manis dan menyisakan semacam aroma jahe di mulutku. Jujur, ini pertama kali bagiku, suka, tapi tidak terlalu suka. Bagaimana ya? Opsi terkahir saja lain kali. Maaf ya, lebih suka kopi yang lain. Hehe.

Sebotol air putih di kamarku habis, sekarang sudah pukul 23.00, haus sekali rasanya, tapi malas sekali keluar kamar. Untungnya kopi susu jaheku masih ada, walau sudah dingin. Hiks. Aku kemudian meminumnya, sampai habis. Kopi susu jahe pertamaku di malam minggu, ternyata tidak bersisa. Wkwk. 

Sejak tadi, mataku sungguh sehat, tidak mengantuk sama sekali, diskusinya juga cukup panjang. Belum selesai sampai jam segini. Padahal aku reminder tadi "sampai pukul 23.00 ya." Nyatanya hampir pukul 24.00 WIB. 

Setelah itu, aku pun belum mau terlelap, mencoba beberapa hal hingga pukul 02.00 dini hari. Masih belum merasa mengantuk, tapi aku paksa untuk siap siap tidur, lalu mematikan lampu kamarku. Agar cepat terlelap, takut besok subuh kesiangan. Rencananya mau sampai subuh, tapi ku kira itu tidak baik untuk kesehatanku. "Cukup waktu itu saja tidak tidur sampai subuh ya, jangan diulangi lagi." Berbicara pada diriku sendiri.

Alhamdulillah, akhirnya aku pun terlelap, mungkin pukul 02.30 WIB. Besoknya aku bangun pagi sekali, pukul 04.45 WIB kulihat jam dinding. Wah, kenapa ya? 

Sorenya aku bercerita dengan seseorang, lalu dijawabnya "Mungkin karena kopinya."tulisnya seperti itu. Kopi susu jahe pertamaku.

Sabtu, 12 November 2022

Lelah Dunia Yang Tidak Berkesudahan



Serasa ingin tidur cepat hari ini agar air mata tidak keluar [lagi]. Lagi, lagi, lagi karena dunia yang begitu menyesakkan untukku. Ingin menyembunyikan mata berkaca-ku, yang sudah mulai membasah dari orang-orang sekitarku, entah karena apa. Apa benar karena dunia, atau terpikirkan dosa-dosaku? Tidak tau, tetiba saja jatuh, apa benar, apa benar? Apa benar aku belum maksimal? Apa benar begitu pikirku? Bagian mana yang aku belum maksimal itu?
Tidak tahu...

Rasanya perlu saja aku mengeluarkannya dengan tangisan. Karena aku tidak kuasa berkata kasar pun tidak kuasa bercerita kepada seseorang. Pun aku mencoba menceritakannya pada Tuhan, tapi terlalu malu, dunia, dunia, dunia, dunia. 
Dunia yang tiada habisnya pikirku, yang terucap, hanyalah "Ampunilah dosa-dosaku." Lalu air mata itu jatuh, dengan leluasa.

Ah, aku kenapa begitu?
Kapan belajar lagi?
Kenapa waktu terlalu banyak untuk dunia?
Bagi saja peran seperti waktu itu diajarkan kakakku?

Baik, 
Mari klo begitu.

Sedikit lagi, sedikit lagi. Tidak apa menangis sekarang, nanti lega kan?
Sudah belum?
Belum...

Rabu, 02 November 2022

Inkubator Peneliti Muda Lanskap (IPML) #lastday

       

         Tidak pandai dalam mengucapkan kata-kata, apalagi tentang kesan dan pesan yang mendalam, dengan usia yang tidak remaja, sebisa mungkin saya terlihat kuat dan seperti pada umumnya manusia-manusia dewasa yang selama ini ada dibenakku: sempurna dan tau segalanya. Menangis mungkin salah satu caraku mengungkapkan yang kurasa. Mungkin lega karena semua anggota tim mampu menyelesaikannya sampai akhir kegiatan ini, ada pula rasa sedih semua kebersamaan dan hal-hal gila ini akan segera berakhir dan sadar tidak akan sama lagi jikalaupun akan terulang, baik orang ataupun pengalaman yang akan dilewati. Mungkin itu yang saya ingin ucapkan, namun tidak mampu terucap karena sudah terlalu emosional dengan keadaan: hari terkahir bersama setelah melalui banyak pelajaran-pelajaran hidup selama satu bulan lebih di banyak desa.
        Sejak awal permainan 'tulis-menulis' ini saya sudah menduga, saya akan terbawa suasana, saya tidak kuasa untuk hal-hal yang seperti ini. Apalagi untuk beberapa kesempatan, ada beberapa hal yang harus saya kerjakan dalam waktu yang bersamaan dan mungkin saja sebenarnya beberapa orang keberatan. Lain kesempatan, ada beberapa kelupaan, yang harus merepotkan. Mungkin, ada hal lain ataupun beberapa hal yang tetap tidak bisa saya tuliskan. Tolong dimaafkan.
Disaat beberapa teman-teman sudah menyampaikan ungkapannya, mataku sudah berkaca-kaca, sesekali dengan diam-diam: yah, meneteskan air mata sembari berharap, janganlah saya mendapatkan giliran awal atau tengah-tengah, alangkah lama waktu saya menangis, pikirku. Wkwk. Maklum, perlu waktu untuk meredakan emosi menangis ini. Hehe.
        Tujuan awal menulis ini adalah untuk mengungkapkan beberapa kata yang tidak  mampu saya ucapkan selama permainan tempo hari. Kurasa kebanyakan tau, betapa bahagia dan bersyukurnya saya bertemu tim yang hebat seperti teman-teman sekalian. Terima kasih! Teman-teman luar biasa. "Semua teman-teman mempunyai kesan tersendiri di hati."kalimat yang beberapa kali saya ulang dengan sendu tangisan malam itu.
I'll start to express my first impression about my team. Tim Sumatera Selatan.

Ratu: first time, I saw her, honestly, I was scare (I mean: her expression and how the way she talked to me a little bit made me asked "why'' but  at the end, I saw by myself how she cares about people around her. She is kindhearted and best coordinator for team. I am sorry for my first impression, Tu. Thank you for caring us and esp. me. Till the end, you still next to me before I am leaving the office. Thank you once more!

Ilham: our leader for exhibition, yeay! I didn't know him. First time we talked at Wisma Atlet Palembang because of Kak Nanak's sister is her girlfriend. It's nice to see him. Wow, funny but sometimes a little bit 'garing' and wise man, I think. Expert at videography. Yeay. Recommended.

Kak Ahwan
Javanese, I can guess it after the first time I heard he talked. As expected from Javanese, good attitude and polite. Kak Ahwan will go the extra mile to help people and most of events we've through at villages, he will be the first and last one who left the place because he prepared well all the things (as far as I look after him).

Kak Habib
We are at the same Kejar (group for learning) during online incubation so then we talked many things at Kejar. He is the best of both worlds. Also, coordinator of Lucbi-Cassava water. He is full of insight and unpredictable jokes. Hahaha. It's nice listen to him. As far as I know, he is good at digitasi like Kak Ahwan.

Kak Theo
My partner during the journey at villages by motorbike. I asked many things to him along the journeys, Hehe. First time I wrote his name, 'Wow, who's him? I didn't give much attention until he was my partner during House Hold Survey. He gave me advices and many things (can't be described). Thank you Kak. Classy person and out of the box. Acaii!

Ekik
Santuy: the youngest and coordinator of IBUSS. I clearly remembered his voice: the way he talked and his voice characteristics. He gave Fitri ans mbak Ocy a bottle of coffee 'nescafee' at Fabel Homestay before we were back home. 

Syafri
We were at the same major. I am happy to know him in this event. I just heard his name at that time, he was an active student because I often heard his name. I would like to say he worked silently and finished it well. Most of time I used to talk to him, he has his own mission and future oriented. Cool man!

Aji
Famous because of his habit during sleeping: snoring. I guessed, he is 'talkless do more" philosophy believer. Maasyaaa Allah is his personal branding.

Muh
A perfectionist man ever for this event, I guess. Honest and dedicated for PML. Listra-ligots (LL) coordinator, and thank you for being troublesolver to me (I forgot to take geopoint and Muh accompanied me). He has power to make other people okay. First impression: a gentle man, Muh!

Dani
Always on cam at online incubator. Young, energetic and smart! A designer for Tim 2 presentation slide: best dah! I believe, he is fast learner.

Zuha
The first time I saw her, she was familiar to me. "Oh, we are at same faculty, in fact". We talked many things since we were at same Kejar4Lives. We were at the same bedroom and most of time in villages, we were at same bedroom, too. She is people person. Jeme Lahat punye. I like when she talked Jeme Lahat and Java. I like her eyebrows. She is over the moon, now. I ever talked to her mother about her boyfriend. Getting married soon, Zu! 

Rida
The fartest one from Pati Central Java to Palembang South Sumatra. Wow! She is the one who always remind me to keep my clothes from any dirty things for praying. Best at clean all the things with Ratu. She is  Ratu's bestie. Good at Kancing's game at FGD LL Perempuan. Huge hug from me to her 🤗 Thank you, Rida. Let's us make a spectacular event for our exhibition. 

Kak Novia
Kak Novia and I have same date and year of birth. Haha. We are twin but different parent. She helped me to find my cuisoner data at Kepayang. We were at same bed in Muara Medak and Kepayang, just two of us. Thank you Kakak. She is best at singing. At the first time, I guessed, she is quite type, but no, she is an active and strong girl. 

Fitri
She is my partner for final task. A caring girl to me! A place to borrow hunger. Hihihi. I just know, her voice is clear and on point. I believe, she has potential to be a host. Thank you for writing with me 🤗

Gading
My sister, we were at the same bedroom at the first time in Palembang. She is crazy. Hahaha. I mean, she is responsive person. Her statements make other people laughing easily. 

Narul
She is people person. Care to other people, she makes me realize that it's nice to care to other people. Thank you, Narul. She accompanied me, sent my documents. Once more, thank you 🥺

Mbak Ocy
I like when she wears her sandals. It fits her. A smart young girl. Her face is full of expression. I mean, she is funny. She has many expression of conditions. Unique. 

Kak Ririn
Million people in the earth and I met her 😂 What an amazing moment at the first time we talked the same person. She is kind to everyone especially me. Thank you, Kak Rin. Let's us sent a report to Kakak! Thank you for giving me permission to take pic of you and sent it to Kakak (I didnt have it, in fact). I got it silently. Haha. Sorry. Let's us go to beauty clinic. Hehe.

Pada dasarnya, tetap saja saya cukup malu untuk mengungkapkan perasaan saya. Maka, saya lebih leluasa menuliskannya dalam bahasa Inggris. Saya kumpulkan dulu keberanian-keberanian dalam diri ya. Tidak berjanji kepada kalian semua, tapi saya sendiri pun ingin menuliskannya dalam Bahasa Indonesia nantinya. Saat aku meluangkan waktu di kesempatan lain ya.

Perjalanan kebersamaan ini akan segera berakhir, acara puncak dari kegiatan ini adalah Eksibisi: Diskusi Lanskap dan Pentas Seni. Sebentar lagi, 30 November kiranya diprediksi. Nanti, nanti, setelah ini, tetap saling sapa ya sesekali, sekedar menanyakan kabar atau menyampaikan kabar bahagia, atau hal lainnya sekedar untuk nostalgia.

Semoga berjalan dengan lancar semua yang sudah dipersiapkan oleh kita semua ya. Semoga Allah menjaga kita semua. Aamiin.

Minggu, 16 Oktober 2022

dalam diam rindu memburu


Seandainya rasa rindu yang ada padaku, boleh dikatakan setiap waktu, boleh diungkapkan kapanpun aku mau dan atau boleh dibicarakan semaunya aku padamu. Tidak akan ada waktu untuk memikirkan kekhawatiran tidak akan berjumpa denganmu, yang adalah beberapa permintaan lain yang seharusnya boleh diminta setiap waktu. Lalu, pertanyaan ini datang menyerbuku, bolehkah aku meminta, sesekali ajaklah aku bertemu?
Namun, beberapa kali aku membaca obat rindu, bukan bertemu, tapi bersama.
Bagaimana caranya bersama, aku dan kamu?
Lalu, aku bergumam, bolehkah aku meminta, ajaklah aku bersama?

Bersama mengutarakan rasa ingin jumpa yang menggebu, ingin sekali dipeluk dalam dekapanmu. Mengantarkan tidur dalam kehangatan, dan terbangun dengan senyum sumringah untuk mengawali hariku.

Sayang, dalam diam rindu memburu untuk buru-buru diluruh. Sayang, rindu tak mampu diungkap, ada pembatas untuk rindu yang terjebak dalam perangkap. pun tak mampu dilepas dari kalbu, dan tidak ada yang boleh tau. Hanya ekspresi sepasang mata yang menatap, membicarakan rasa rindu, tanpa sepatah kata. 

Minggu, 28 Agustus 2022

Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali (2)

Sudah lebih dari sepuluh kali perjumpaanku dengannya, jikalau perjumpaan yang seperti ini, baru saja dua kali. Aku bertanya diakhir pertmuan kami "Kapan berjumpa lagi." Aku mendapat kan jawaban, "segera jika diberikan umur panjang." Begitu yang ku tangkap dari kata-katanya. Hatiku berbisik "Ah, aku ingin berjumpa besok."

Sabtu, 13 Agustus 2022

Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali? (1)

Aku sudah menyiapkan beberapa pakaian dalam tas jinjing berbahan canvas yang biasa aku pakai untuk berpergian. Tas berwarna hitam dengan tulisan 'I love Yogya'. Aku sering menggunakannya karena pas sekali dengan ukuran tubuhku. Terlihat sederhana namun tetap memenuhi kebutuhanku. Selain itu, warnanya adalah warna favoritku, biasa aku pakai berkali-kali dan tidak akan menyebabkan penambahan sampah di bumiku. Dan, bukan pula berbahan plastik, yang hanya sekali pakai itu, yang saat ini menjadi isu penting untuk krisis iklim, berbahaya untuk semua makhluk di bumi. Maklum, lingkaranku kini menyadarkanku akan banyak hal tentang kepedulian lingkungan. Apalagi peduli terhadap diriku dan sekelilingku.

Hari itu, hari Jum'at seingatku, hari pertemuanku. Entah sudah ke-berapa kali dalam tahun ini, tapi rasanya seperti pertama kali ingin bertemu, banyak sekali sebenarnya yang muncul dibenakku. Seperti "Apa yang harus aku katakan saat pertama kali melihatnya?" Apa yang harus aku lakukan saat bersamanya. Entahlah, takut iya, tapi rindu lebih kuat dari rasa takut itu. Aku kuatkan diriku, aku akan baik-baik saja. Begitu pesanku pada diriku.

Pukul 14.00 WIB, aku sudah siap berangkat, sekali lagi aku katakan, pertemuan ini seperti baru pertama kali berjumpa saja, sebenarnya hatiku rasanya tidak lega, bergetar dan aku akui, panas dingin sebelum berjumpa. "Ah, aku harus pergi. Benar, rindu sekali." begitu batinku bisikkan. Aku juga tidak sabar melihat apa yang akan aku pelajari darinya hari ini. Aku percaya, setiap kali aku berjumpa dengannya, ada saja hal baru yang aku ketahui dan yang bisa aku pelajari, dan itu sangat menarik bagiku. Aku suka sekali. Aku suka dengan prinsip yang dipegangnya. 

Aku mengirimkan pesan singkat, "aku sudah sampai." Sebuah gedung tinggi dengan dekorasi modern dan minimalis di depan aku berdiri sekarang, cukup ramai lalu lalang orang berkeperluan dan berkepentingan di tempat ini. Ada kursi menunggu di depannya dan ditata sedemikian rupa cantik menurutku. Tapi belum menerapkan konsep ramah lingkungan sepertinya setelah kutelisik cukup lama, menatap beberapa ornamen yang terpajang di depan mataku. Aku melangkahkan kaki ku masuk ke dalam sambil melihat layar teleponku. Ingin sekali aku kirim seperti ini "Sayang, aku ingin cepat jumpa." Haha, tapi tidak begitu yang ku kirim "Tidakkah aku dijemput?" sambil menyisipkan panggilan sehari-hariku padanya di pesan itu dengan perasaan yang berdegup kencang. Aku ingin memanggilnya dengan manja, tapi tidak kulakukan. Hehe. Kau tau, aku takut sekali salah memanggil. Tunggu waktu yang pas saja.

Layar teleponku menyala dan aku membaca pesan, tertera disana sebaiknya aku langsung saja menemuinya tanpa harus dijemput. Aku terus saja meyakinkan dirinya untuk menjemputku. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, memperhatikan sekitarku, siapa tau ada yang akan masuk ke ruang itu. Ada juga terbesit ingin bertanya kepada petugas disana. Sejujurnya aku tidak tau tempat masuknya. Ini baru pertama kali aku memasuki tempat itu. Beberapa kali meminta, akhirnya dikabulan juga. Aku mendapatkan balasan bahwa aku akan dijemput. Ah, senang sekali. Terukir seulas senyum di wajahku. "Aku jadi semakin cinta." begitu pikirku. "Kenapa semakin hari semakin bertambah rasa sayangku ya?" Aku bertanya kepada diri sendiri sambil menengok lagi kiri kananaku, memastikan kembali apakah ada yang akan masuk keruangan itu atau tidak.  Kan, benar, hal baru yang aku pelajari kan? Sulit untuk menolak jikalau sudah diminta, kaan? Tapi tetap dengan penyampaian yang baik. Senang sekali.

Tiga menit kemudian, aku melihat ada segerombolan orang datang, mereka sepertinya keluarga, masuk dan menanyakan tempat seperti yang ingin aku tanyakan, "Oh, Allhamdulillah." Hatiku bersyukur, aku tidak jadi terlihat manja. Sedikit terkikik dalam maskerku, aku bisa ikut bersama mereka masuk. Layar teleponku menyala, aku ditanya dimana keberadaanku, aku dicari-cari karena sepertinya aku tidak terlihat dari tempatnya berdiri. Aku langsung membalas "Aku sudah jalan, di dalam 'ruang ini', sebentar lagi sampai. Tunggu ya." Hatiku semakin berdegup kencang. Apa yang akan aku katakan, 30 detik lagi aku akan melihatnya. 

Pintu itu terbuka. Aku berterima kasih kepada ibu- yang membantuku menekan tombol tempat pemberhentianku. Aku cukup jauh dari sana untuk menekannya. Aku berjalan dengan hati-hati. Aku lihat kanan-kiri. Taraaa..., aku melihatnya dari belakang sedang berdiri dengan gagahnya melihat ke arah bawah. Aku berjalan pelan sekali, tidak ingin diketahui kehadiranku olehnya. Aku mendekat, lalu berhenti dan berdiri tepat dibelakangnya. Aku memperhatikannya "Maasyaa Allah. Seperti angin yang memberikan kenikmatan pada benda-benda berdebu. Konon benda itu berada di tempat tanpa penghuni. Angin itu meniup butiran debu itu, menguak betapa cantiknya benda yang tersembunyi itu."pikirku. Ingin sekali langsung kupeluk. Hahaha. Tentu saja tidak ku lakukan. Aku tidak segila itu, melakukannya di tempat terbuka. Apalagi tempat umum. Aku bisa sesabar itu untuk hal-hal yang seperti ini. Kurasa hampir dua menit aku berdiri di belakangnya, sampai akhirnya, aku melihatnya menghadapku.

"Oo...."reaksinya cukup terkejut melihatku. Terbukti suaranya agak meninggi ketika menolah ke belakang melihatku. Lalu, kami tertawa bersama. Aku merasa bersalah, tidak mengatakan apa-apa ketika sampai di dekatnya. Tapi, tawanya itu benar membuatku cukup terobati rindunya. Aku berjalan disampingnya, agak pelan lalu mengikuti dari belakangnya. 

Aku benar- bertemu dengannya hari ini.

Kami duduk di tempat yang cukup berjauhan, mungkin dua meter, aku tidak pandai dalam menghitung. kira-kira begitulah. Aku duduk di kursi berwarna cokelat dengan kerangka kayu kokoh. Ah, suka dengan motif ini tapi aku bertanya pada diriku "Apakah ini kayu yang digunakan berasal dari tempat yang benar? Maksudku, apakah bukan illegal logging?" hatiku berbisik. Aku mengalihkan perhatianku, aku melihatnya duduk di tempat semacam sofa berwarna putih. Empuk sekali sepertinya. Aku membuka mulutku ingin mengajaknya berbicara...

Next ga nih? Penasaran ga sama yang mau aku bicarain dengannya? Wkwkk

Marriage [May we marry the right one]


Marriage isn't easy, but it makes it easier to marry someone you truly want to be with, marriage isn't a walk in the park or a bed full of roses, marriage is hard work but it's worth the hardship and pain you go through together as one, marriage is working together, building together and being there for one another during hard times, good times and successful times, marriage is about being married to for one someone you love, someone who makes you a better person, a better muslim and a better version of yourself, marriage is being around a perosn who encourages you, matches your efforts and aligns with your thinking, marriage isn't easy at all, marriage is hard work but the end result is definitely worth it, Always marry someone who makes you their best friend and doesn't leave you behind during bad times.
" Whoever does righteousness, wheather Male or female, while he is a believer - we will surely cause him to live a good life. [ Qur'an - 16:97 ]

may Allah grant us the righteous one.🌹🥀
rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa zurriyaatinaa qurrata a'yuninw waj 'alnaa lilmuttaqeena.
"Our Lord! Grant unto us wives and offspring who will be the comfort of our eyes, and give us (the grace) to lead the righteous." [ Qur'an - 25:74 ]

Jumat, 29 Juli 2022

Tentang Memilih Kata Agar Tidak Menyakiti Orang Lain


Bicara adalah aktifitas mengeluarkan suara bermakna dengan tujuan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Berbicara atau mengeluarkan kata-kata adalah hal yang mudah bagi orang dewasa. Maksud saya, ada saja perkara yang bisa kita tanggapi tanpa berfikir panjang. Cakupan sempit dari berbicara salah satunya dalam berinteraksi antar sesama. Menyampaikan sesuatu dengan tidak memperhatikan pemilihan kosakata: sah-sah saja, setiap orang berhak atas dirinya, apalagi dalam hal menyampaikan suara. Tinggal lagi, kesadaran diri dan kekuatan hati untuk perlu mengingat firman Allah Ta'ala (yang artinya), "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf [50]: 18).

Memilih kata artinya menyeleksi penggunaan kata yang akan kita sampaikan. Saya yakin sekali, jika dipikirkan dengan baik, ada banyak pilihan kata yang muncul di kepala, ya kan? Kita bisa memilih kata yang tentu saja menurut saya patut memposisikan diri kita sebagai seorang pendengar yang akan mendengarkan kata yang akan kita sampaikan tersebut. Apabila dipikirkan sudah baik dan tidak akan menyakiti orang lain, bolehlah disampaikan maksud dan tujuannya, benar kan?

Tidak semua orang mampu, pun saya juga begitu. Tapi tetap saja, berusaha untuk terus memperbaiki diri adalah kuncinya. Ingat prinsip: bicara baik atau diam.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Jangan sampai kita menyesali ucapan-ucapan kita. Pikirkanlah dengan baik! Ada banyak manfaat dengan memilih kata agar orang lain tidak tersakiti oleh kata-kata kita. Secara pribadi menurut saya manfaatnya adalah membuat orang lain bahagia sehingga kita menjadi hamba yang paling dicintai Allah, tidak merugikan diri kita, dan membuat diri kita dan orang lain instrospeksi diri dengan baik tanpa terbawa emosi.

Semoga Allah menjaga kita semua. Yuk, sama-sama jaga lisan!

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوولًا

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)


Referensi: 1 2 3



Kamis, 28 Juli 2022

What does a woman want from a man?


In short, the foremost thing she wants is security. She does not want a husband who makes her live in fear, like the one who often threatens her with marrying someone besides her (i.e. with a second marriage). Or he makes her feel that his friends and his gatherings with them are more important than sitting with her. Or because of his constant, long, unrestrained staring at women he makes her feel that he may abandon her (anytime). 

She wants a husband who respects her... and who consults her... and who does not belittles her... and who praises her beauty... her talks... her cooking (food)... and he does not degrades her in front of others.

She wants her husband to give her tender loving care which she (badly) needs after long tiring work around the house, and with taking care of his kids. 

She wants true love... which makes her feel that out of all the women (in the world), her husband has only chosen her. Love which touches her feminity (i.e. makes her feel like she is a woman) . 

O husband! Do not be niggardly in spending over her (needs)... and fear Allaah regarding her rights... for she is one of the two weak ones... about whom the Prophet ﷺ advised us to take care of.

📚 [Shaikh Muhammad Ibn Umar Baazmool]
Trans: Fahad Barmem

Kamis, 21 Juli 2022

Menyayangi Diri dengan Merawat Diri



Bismillahirrahmanirrahim. Sebentar lagi memasuki usia seperemapt abad. Sudah tua katanya, maksudnya sudah tua untuk belum menikah. Sudah matang umurnya, kata orang. Tapi kembali lagi tentang kesiapan dan kemauan, bukan? Bukan ingin membahas tentang pernikahan yang sedang trend  pembahasannya di kalanganku, namun ingin sedikit menceritakan tentang menyayangi diri. Menyayangi diri dengan menjaga dan merawat yang sudah Allah titipkan pada kita. Cukup lama memang untukku mulai sadar, bahwa merawat diri itu penting. Maksudku, merawat dengan sepenuh hati. Bukan berarti setiap hari tidak merawat, hanya saja kurang maksimal.

Sejak SMA, aku selalu diingatkan, untuk mulai mengunakan bedak yang sudah tersedia di rumah, bedaknya, bedak bayi. Agar cukup enak dipandang, ibuku bilang. Seingatku, jarang sekali kuindahkan perintah itu. Maklum saja, aku benar orang yang acuh tentang penampilan. Terpikirkan olehku, tentang begitu cerdasnya orang-orang disekolah ku, di sisi lain, memang kebanyakan temanku tidak terlalu peduli juga soal penampilan. Ada  yang peduli, tapi beberapa saja. Teman akrabku malah sangat tidak memperhatikan penampilannya, jadi aku tak ambil pusing tentang penampilan. Seperti hadist rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam berikut ini:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,


الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ


Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545) Klik untuk baca lengkap!

Toh, Allhamdulillah, bahkan dengan tidak menggunakan apa pun, wajahku juga tetap tidak berjerawat, jadi untuk apa pikirku? Benar, kaan?

Akhir-akhir ini, ada yang cukup menganggu pikiranku, nyatanya, tak peduli terhadap penampilan mulai terkikis. Sejak membaca dan mendengarkan beberapa ceramah. Bahwa menyejukkan mata adalah sebuah perintah. Aku mulai bertanya, mulai mencari, persiapan saja, sebagai bekal nanti jika sudah ada yang disejukkan matanya. Hahaha, Begitulah akal pendek pada mulanya. Seiring waktu berjalan, malah semakin bersyukur bahwa diri sudah mulai mengerti, tentang merawat dan menajaga diri. 

Semoga para pembaca dan penulis dapat menjadi penyejuk mata yang dipunya ya, jika belum saat ini, semoga nanti di masa depan. Tetap sehat dan rawat diri, dengan tidak meninggalkan kewajiban kepada sang Pencipta dan kepada sesama. Bismillah. Semangat!

Kamis, 16 Juni 2022

Tentang Tanggung Jawab Sesama Manusia dalam Bekerja



Musyawarah memang perlu, apalagi berdiskusi. Beberapa kesempatan memang mengharuskan dua hal tersebut. Namun beberapa kondisi tidak harus, bukan? Bekerja sama dengan orang lain tentu saja adalah salah satu tempat dimana musyarawah dan diskusi adalah hal yang biasa dilakukan. Bahkan untuk setiap kesempatan, hampir semua anggota akan mengatakan iya. Berbeda halnya dengan atasan, namun tetap dengan saja mempertimbangkan pendapat anggotanya, bukan? Maksudku, beberapa orang bahkan meminta pendapat anggotanya dengan berbagai  alasan yang bisa diterima lalu barulah memutuskan hal atau keputusan apa yang akan diambilnya, misalnya salah satu bidang yang tidak dikuasainya. Bisa saja begitu, kan? 

Tentang memberikan pilihan dan harus dipatuhi, kurasa begitulah konsekuensi dari bekerja bersama orang lain. Bisa saja kita tidak mematuhi, namun ada konsekuensi lain dari hal tersebut. Pilihan terburuknya adalah seharusnya meninggalkan. Bukankah komitmen dan surat tertulis menjadi dasar atas kewajiban yang harus dilakukan? Lalu, sebagai sesama kenapa jadi seperti ini? Semua orang bisa saja mementingkan diri sendiri tapi setahu saya, kepentingan orang banyak adalah hal yang harus didahulukan. Jadi, bagaimana? Mungkinkah ada yang lebih penting?

Berada pada dua tanggung jawab yang seharusnya dapat diatur dengan baik, tentu saja adalah hal yang diharapkan semua orang. Namun, kalau saja dua tanggung jawab tidak mampu membuatmu menjalankan hak sesama manusia dan hak kepada Allah, kenapa memaksakan hal tersebut? Kenapa tidak disudahi saja pikirku? 

Memang untuk berfikir positif itu bisa saja dilakukan oleh setiap orang, namun beberapa kali sudah berfikir positif membuatku cukup kapok, tentu saja ada hal negatif dalam diri yang sebenarnya menjerit ingin didengarkan. Saya sedang mengontrol diri, pikriku. Jangan sampai membuat orang lain tersakiti. Jangan sampai dzalim! 

Pilihan dan musyawarah, kerja sama dan patuh adalah hal yang tidak terlepas dari kehidupan kita. Jangan sampai, jangan sampai hal ini membebankan kepada orang lain. Tetaplah profesional dan bersahaja. Kapan datang waktu berkomitmen, berkomitmenlah dengan benar karena tanggung jawab sungguh akan dipertanyakan di akhirat. Maksudku, semoga kita termasuk orang-orang yang tentu saja menunaikan kewajiban sebagai manusia kepada manusia dan yang paling utama kepada Allah. Aamiin.


Minggu, 12 Juni 2022

Perjalanan Survey Awal “Vaksinasi Kelompok Rentan (Suku Anak Dalam [SAD] dan Penyandang Disabilitas) Kabupaten Musi Banyuasin

Survey awal kegiatan Vaksinasi SAD dimulai pada hari Jumat, 27 Mei 2022. Perjalanan dimulai pukul 08.00 WIB dari Sekretariat PMI Musi Banyuasin. Tim dari Palembang berangkat pukul 07.00 WIB. Lalu pertemuan kami berada di B80 (Jl. Raya Palembang - Jambi, Telang, Kec. Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan) pada pukul 13.00 WIB. Selanjutnya kami melakukan perjalanan menuju Desa Sungai Badak untuk survei langsung keadaan SAD disana yang berlokasi di PT. Bumi Persada Permai (PT. BPP). Perjalanan dari B80 ke kantor PT. BPP memakan waktu sekitar 45 menit dengan jalan belum beraspal dan berdebu serta pemandangan hutan kayu monokultur, kendaraan truk angkut besar lalu lalang melintas di jalan tersebut. Jadi diperlukan kehati-hatian dalam berkendara. Setelah sampai ke kantor PT. BPP kami disambut hangat oleh tim PT. BPP salah satunya bagian CSR, Pak Hendri. Kami langsung melanjutkan perjalan untuk menuju lokasi SAD ditemani langsung oleh Tim PT. BPP. Perjalanan kami dari kantor PT. BPP ke lokasi SAD memakan waktu 1 jam. Pukul 15.02 WIB kami sudah sampai di lokasi SAD Desa Sungai Badak yang sudah bermukim. Beberapa penduduk sudah ada yang dirumahkan oleh PT. BPP namun kebanyakan dari mereka belum memiliki identitas (seperti KTP dan Kartu Keluarga). Beberapa penduduk lainnya, ada pula yang hidup nomaden di kebun dikarenakan rumah yang disediakan sudah tidak layak huni. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Erna terdapat 12 Kepala Keluarga dengan jumlah keseluruhan warga sebanyak 60 orang. Informasi yang kami dapatkan, jumlah penduduk yang sudah divaksin sebanyak 2 orang saja. Hal itu dilakukan karena keperluan untuk mengambil upah di tempat bekerja. Perbincangan dengan berakhir pukul 15.48 WIB, selanjutnya kami kembali ke kantor PT. BPP dan kembali ke arah Bayung Lencir untuk mencari penginapan. Pukul 18.24 WIB kami sudah berada di rumah makan untuk makan malam terlebih dahulu. Pukul 19.28 WIB kami sudah berada di penginapan dan akan melanjutkan perjalan besok ke Desa Sako Suban Kecamatan Batanghari Leko.

Pagi-pagi sekali (Sabtu, 28 Mei 2022) kami sudah bersiap untuk berangkat ke lokasi selanjutnya, yaitu desa tempat SAD Libok Telapak (Kubu Lebar Telapak) berada yang diketuai oleh Pak Syafe’i, Desa Sako Suban Kecamatan Batanghari Leko. Perjalanan kami pagi ini awalnya ditemani dengan hujan gerimis. Lamanya perjalanan kami menuju lokasi selama 4 jam. Lokasi yang ditempuh jauh ke dalam, kali ini kami melewati Kebun Sawit PT dan semakin mendekati ke lokasi maka kami temukan banyak sekali illegal drilling oleh warga. Awalnya kami bertemu dengan salah satu warga yang mengurus masjid sebelum ke lokasi SAD dan pukul 13.57 WIB kami sudah berada di lokasi dan berbincang dengan Ketua SAD disana, Pak Syafe’i. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, total penduduk yang tinggal disana sebanyak 20 jiwa dan sudah beridentitas. Artinya SAD Sako Suban sudah memiliki KTP dan KK. Pukul 15.00 kami sudah beranjak pulang ke penginapan. Sebelum ke penginapan kami bertemu dengan mantan Kepala Desa Sako Suban, disana ada kejadian yang tak terduga, ada kecelakaan kerja warga yang melakukan illegal drilling. Kami membantu membawanya ke rumah Pak Mantri Hasan, namun karena kurangnya oksigen, Pak Mantri Hasan menyarankan untuk membawanya ke Puskesmas Bintialo. Kecelakaan kerja yang dialami warga tersebut yaitu luka bakar di sekujur tubuhnya. Ngeriii…. Pukul 16.58 WIB akhirnya kami sampai di Puskesmas Bintialo, dan memutar arah kembali ke Bayung Lencir. Barulah pukul 20.47 WIB kami sampai ke penginapan. Alhamdulillah. Perjalanan akan dilanjutkan besok ke Desa Sukajaya, Kecamatan Bayung Lencir. 

Pada tanggal 29 Mei 2022, kami melakukan survey desa ke tiga untuk kegiatan Vaksinasi Kelompok Rentan, dalam hal ini adalah Suku Anak Dalam (SAD). Desa tersebut adalah Desa Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir. Awalnya kami akan mengunjungi Desa Muara Bahar Kecamatan Bayung Lencir. Namun menurut Kepala Desa Muara Bahar, SAD disana sudah nomaden dan memerlukan beberapa waktu lagi untuk menjumpai mereka. Oleh karena itu, Bang Adios memutuskan untuk mengunjungi desa alternatif yaitu Desa Sukajaya. Kami bertemu langsung dengan kepala Desa Sukajaya yaitu Pak Sunarto di rumahnya. Kami menggali berbagai macam informasi darinya. Menurutnya SAD disana sudah memiliki identitas baik KTP dan Kartu Keluarga. Persentase warga yang sudah divaksin yaitu sebesar 50%. Nama lain SAD disini adalah SAD Wak Asan Panjang. Total penduduknya yaitu 30 jiwa dengan 14 Kepala Keluarga namun ada 3 orang yang baru menikah dan belum tercatat memiliki identitas seperti yang lainnya.


Jumat, 10 Juni 2022

Rindu yang Malu-malu Nampak Diakui

Sudah bosan rindu?
Sudah lelah rindu?
Sudahi rindu, dan akui. Walaupun malu, walaupun kaku. Tapi rindu itu wajar dan boleh diaku. 

Rabu, 08 Juni 2022

Rindu yang Tak Pernah Bosan

Sudah berkali-kali berbicara tentang rindu. Rasanya tidak pernah habis, datang lagi datang lagi setiap waktu. Aku juga tidak tau, kenapa rindu menjadi candu? Kataku, kenapa rindu tidak pernah bosan menyapaku? Terus saja begitu, tanyaku lagi dengan jawaban tidak mau mengaku.
Kurasa sudah banyak orang membaca kisah rindu, tapi bagiku, menuliskannya cukup melepaskan sedikit perasaan itu. Semacam pengungkapan diri dalam diam namun jujur aku tak mau mengeluarkan bunyi rindu. Cukup tulisan yang menggambarkan bahwa memang benar rindu itu selalu ada untukmu. 
Tidak boleh ya, tidak boleh berandai kalau kamu didekatku ya? Hmm. Padahal jika boleh, aku ingin memelukmu, sebentar saja. Ingin merasakan detak jantung-mu dan yaah hanya memeluk saja, mungkin sedikit canda-tawa bolehlah pikirku. Sayangnya, jauh ya.  Begitulah cara waktu memupuk rindu, kesibukan diri dan jarak jauh tumbuh subur, mengalahkan akar temu yang belum mampu mekar.

Selasa, 07 Juni 2022

Kemana Harus Ku Sampaikan?

Ah, begitu rupanya rasa rindu. 
Menelisik ke dalam kalbu, membuat apa pun menjadi layu, tergerus oleh rindu yang menggebu. Sulit dedefinisikan tentang waktu, yang mana rindu menjadi pemeran utama di dalamnya. Kala waktu rindu menyapa, kalang kabut dibuatnya ingin berjumpa.

Ah, entah sampai kapan rindu terus berdatangan. Ingin sekali segera ku akhiri, tapi boleh juga pikirku, untuk menjadikan rindu sebagai tantangan. Yah, kapan lagi jarak menjadi hal yang begitu dinantikan untuk segera tersampaikan? Sekarang saja, bukan?

Nanti, nanti jikalau sudah waktunya akan tiba masa tak ada jarak, kan? Apa rindu masih ingin segera tersampaikan? Aku harap, tetap begitu. Kamu juga, kan?
Sekarang, bersabar saja. Ada Tuhan tempat menyampaikan, kapan saja rindu itu datang, katakan, katakan pada Tuhan. Semoga rindu itu tepat pada sasaran. 

Minggu, 29 Mei 2022

Survey Awal Kegiatan Vaksinasi Kelompok Rentan (Suku Anak Dalam dan Penyandang Disabilitas) Kabupaten Musi Banyuasin

 Bismillah.

Tanggal 27 Mei 2022, setelah melalui proses yang cukup panjang dan menyita banyak waktu untuk persiapannya, akhirnya kami berangkat untuk melakukan proses survey awal kegiatan vaksinasi Kelompok Rentan (Suku Anak Dalam dan Penyandang Disabilitas) Kabupaten Musi Banyuasin. Tentu saja, ini pertama kali bagiku dan sangat menantikannya.

Pesan Abahku "Takutlah kepada Allah"

 Pagi-pagi sekali aku sudah bangun, mempersiapkan keberangkatan survey yang seharusnya sudah dilaksanakan dua hari lalu. Persiapan pun harusnya sudah aku lakukan semalam, tapi mataku sudah berat, mengantuk sekali. Jadi, aku pun memilih terlelap.

Minggu, 15 Mei 2022

Kesiapan Menikah yang Belum Waktunya

Menangis sambil tertawa. Tidak, tepatnya menangis terlebih dahulu. Bersedih akan kelakuan diri yang tidak bisa bersabar lebih lama lagi. Akhirnya, air mata itu jatuh lagi, karena seseorang, karena diri ini sudah berharap dan menganggap serius sebuah ucapan, yang mungkin baginya sebuah candaan.

Aku memberanikan diri menanyakan tentang ocehan-ocehan pernikahan yang dilontarkannya sejak beberapa tahun silam. Ada terbesit sesekali dalam hati pertanyaan "Apakah benar yang diucapkannya?" Namun aku belum yakin, selain umurku masih dua puluh satu tahun, aku juga belum mengenalnya banyak, satu lagi, aku masih di bangku kuliah, alasan lainnya aku tidak bisa menyebutkannya, tapi lain kali, mungkin aku akan ceritakan dalam kisah yang lain. Singkatnya, akhir-akhir ini aku mulai mempertimbangkan tentang masa depan dan teman hingga kematian memisahkan. Disisi lain karena memang umur yang beberapa bulan lagi dua puluh lima tahun, sudah selesai sekolahku dan ada kerja sedikit serta ada satu usaha yang sedang kuperjuangkan.

Jadi, seingatku, mungkin awal pembicaraan pernikahan ini 2018, sejak aku masih aktif-aktifnya pada dunia olahraga yang sangat kucintai itu. Aku tidak tau persis kapan tepatnya, tapi ada beberapa peristiwa yang membuatku menjadi lebih dekat dengannya. Emm apa ya? Aku takut menuliskannya, bolehkan tidak ku tulis secara detail? Tentang kesalah-pahaman intinya. Begitulah kira-kira pada masa itu (aku tersenyum membayangkan waktu kejadian, pesan panjang tentang emosi yang meluap-luap kubaca dengan saksama, aku paham betul, karena aku sudah pernah mengalaminya waktu itu. Aku coba tenangkan, tapi aku lupa bagaimana detail reaksinya, seingatku permasalahan itu cukup panjang, karena pada waktu itu, aku mendengar cerita dari dua sisi, dari pelaku dan orang-orang yang melihat, entah kenapa, aku percaya padanya, aku ingin mendukungnya, yang paling aku ingat akhirnya, malah aku yang mendapat nasihat. Allhamdulillah).

Malam semakin larut dan aku belum menemukan jawabannya, sebenarnya takut jikalau harus menanyakan nya ulang, kalau-kalau jawabannya hanyalah candaan sedangkan aku menganggapnya serius. Akan tetapi, diam adalah bisu. Diam tidak akan ada titik temu. Diam adalah semu. Diam dalah beku. Diam dapat menyebabkan keliru. Diam tanpa jawaban akan membuat semakin terhanyut dalam perasaan jemu. Akhirnya, kecewa lebih mendalam dan sepuh. Aku harus bertanya, pikirku seperti itu. Aku kirimkan pesan. Aku utarakan alasanku, ini-itu. 

Terima kasih. Semoga dalam sehat terus ya. Alasan apa pun yang kita buat, semoga itu adalah kebenaran yang tidak mendatangkan penyesalan kemudian. Semoga Allah menjagamu selalu ❤️
Kesiapanku belum waktunya, kesiapanmu belum ada, hanya ucapan yang belum ada buktinya. Allhamdulillah. Semangat! Maksudku, apa pun itu, semoga aku bisa menjaga diriku lebih baik lagi. Agar tidak terpengaruh akan kata-kata palsu. 
Sampaikan salamku pada adek dan ibu 🤗
*emot icon canda doang katamu tapi untuk ibu benar yang kusampaikan itu.
Sekali lagi, terima kasih.

Sabtu, 14 Mei 2022

WANITA TERBAIK MEMILIKI SIFAT MALU

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain.)

Kriteria ini juga semestinya ada pada setiap wanita. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24)

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!

Tidak cukup sampai di situ kebagusan akhlaq kedua wanita tersebut. Lihatlah bagaimana sifat mereka tatkala datang untuk memanggil Musa ‘alaihis salaam; Allah melanjutkan firman-Nya,

فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا

“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan penuh rasa malu, ia berkata, ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.‘” (QS. Al Qashash : 25)

Ayat yang mulia ini,menjelaskan bagaimana seharusnya kaum wanita berakhlaq dan bersifat malu. Allah menyifati gadis wanita yang mulia ini dengan cara jalannya yang penuh dengan rasa malu dan terhormat.

Amirul Mukminin Umar bin Khoththob rodiyallohu ‘anhu mengatakan, “Gadis itu menemui Musa ‘alaihis salaam dengan pakaian yang tertutup rapat, menutupi wajahnya.” Sanad riwayat ini shahih.

selengkapnya: https://muslim.or.id/21207-8-sifat-wanita-terbaik.html

Via HijrahApp