Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Selasa, 30 Mei 2023

Bagaimana perasaanmu yang sebenarnya?

 


Malam ini malam yang panjang [bukan syair lagu] hehe. Ada beberapa hal yang sangat mengganjal di hatiku hari ini. Akhirnya aku mengatakan langusung kepada yang bersangkutan. Sudah cukup ku pertimbangkan dari semalam. Aku mengatakan dengan jujur. Awalnya, bukan membahas mengenai hal-pribadi. Biasa, hal umum pada biasanya kami kerjakan. Respon yang aku dapat adalah masih sama. Maasyaa allah. Aku kagum atas konsistensinya pada janjinya untuk dirinya, menjadi lebih baik dan menjadi umat yang di sayang oleh-Nya. Begitu kalimat yang digaungkannya kepadaku melalui pesan singkat elektronik. Allhamdulillah. Aku juga berkali-kali mengatakan kemauanku dan yang aku dadpatkan adalah ekspresi anggota tubuh yang divisualisasikan dalam bentuk gambar kedua tangan disedekapkan.
Sayang, aku sudah mengatakan hampir semua perasaanku bagaimana, aku ungkapkan semua dan juga kepada Tuhan-ku. Kamu bagaimana? Apakah kamu sudah berdo'a? Bukankah aku disarankan untuk banyak berdo'a? Kamu nuga begitu, kan? Rasanya tidak adil, aku tidak mendapatkan informasi tentang bagaimana perasaanmu kepadaku sampai saat ini. Hanya beberapa kalimat yang menyatakan bahwa menjadi orang baik agar disayang Allah. Lalu kalimat untuk banyak beristigfar. Begitu katamu, Semoga ya, sayang. 

Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan.

أَسْتَغْفِرُ اللّّهَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ

“Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya“. [1]

Malam ini aku pun menangis lagi seperti tadi sore. 
Mata lelah sekali ya habis mewek. Hehe. Selamat istirahat



Referensi    Istighfar dan Taubat [1]



Senin, 29 Mei 2023

Selamat Pagi,

Selamat pagi kuucapkan untukmu yang jauh dalam dekapan. Selamat pagi mengawali hari ini, aku tetap belum bisa tanpa menyapamu. Hahaha. Pagi ini, aku bertanya mengenai pentingnya PPN dalam suatu transaksi. Mau manjaan, mau manjaan sebenarnya. Hahaha. Tapi tidak apa apa, masih bisa menyapa saja aku sudah bersyukur sekali.

Seberapa kali pun aku membuka pesan, aku tetap melambaikan tangan ke matamu, dan bilang saya rindu. Hahaha. Lalu air mata masih jatuh, lagi dan lagi ketika menatap ruang percakapan bersamamu. Aku masih punya percakapan sampai beberapa minggu lalu. Hangat dan membahagiakan. Sungguh kacamata penyelamat ya. Hehe. Nanti klo ke kantor kita coba pake kacamata aja ya, biar bisalah mata merah dingin klo inget ya.

Haha. Astaghfirullah, udah kayak orang apa aku gitu. Ini dosa, tapi kamu yakin Nov suka ngelakuin dosa? Hmm.

aku bisa menerima perubahan

Orang dewasa di mataku sangat sempurna. Mereka begitu kuat dan bisa mengatasi segala masalah. Saya juga jarang melihat mereka mengeluarkan air mata, beberapa orang yang ku temui sangat sabar sekali, tanpa pernah merasa kesal dan marah, terutama orang-orang di majlis ilmu. Maasyaa allah sekali. Sekarang, aku sudah memasuki usia dewasa. Ku kira aku akan menjadi seperti orang dewasa yang selama ini ada dibenakku, kuat dan bersahaja. Seperti kamu, yang sangat ku kagumi. Sabar juga dengan semua pertanyaan-pertanyaan ku, random sekali, dari spesifik sampai umum. Ya, aku sudah sangat ketergantungan denganmu. Begitu.

Hari-hari ku jalani sangat senang sekali, aku bertanya banyak hal dan menerima banyak hal yang welcome sekali. Aku nyaman sekali. Hampir semingguan sebelum seminggu yang lalu, aku juga masih tenang saja, karena mindset-ku adalah kamu punya kesibukan. Namun hampir semingguan ini, bukan itu lagi yang ku terima, aku mendapatkan pesan deklarasi yang tetiba saja, tanpa kompromi denganku lagi. Ah, aku belum siap-siap. Mendadak sekali keputusannya. Aku masih harus menyesuaikan diri. Tentu saja aku langsung menangis saat membacanya. Menyadari usiaku yang sudah cukup dewasa, aku menahan kuat-kuat air mata, menjadi sosok yang aku idamkan seperti di awal cerita. Ah, astaghfirullah, ternyata dewasaku masih dalam proses ya. Buktinya, sampai hari ini, aku masih belum siap dengan perubahan yang aku terima. Aku masih tersenyum dan kadang sambil menahan tangisan. Hahaha. Lucu sekali. Usia tidak muda namun masih berperilaku anak kecil. Sayang, kamu apa kabar? Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu benar-benar tidak mau bertemu denganku lagi? Hahaha. 

Aku masih memberikan diriku kesempatan untuk terus bertanya, memberikan pesan tentang pertanyaan-pertanyaan ku seperti biasa, namun terasa beda ya. Kenapa ya? Padahal kamu bilang kita tetap seperti biasa, dan bahkan sekarang menjadi lebih baik. Setelah ku pikirkan, aku hanya ingin di perlakukan seperti biasanya. Bolehkah? Bolehkah aku meminta padamu? Jangan gini, aku belum siap sekarang.

Tapi tidak apa-apa, kalau kamu tetap kuat, aku bisa terima keputusanmu. Tapi tolong, biarkan aku untuk menyesuaikan diri dahulu. Semingguan ini atau bahkan sampai beberapa minggu ke depan, kamu masih akan terima beberapa gangguan-gangguan dariku, sampai aku malu sendiri dengan diriku, sampai aku sudah cukup dengan semua ini. Sampai aku, bisa kembali seperti sedia kala tanpamu. Sampai aku... Berat ya... Karena di dalam otakku sudah ada kamu kalau soal segala sesuatu yang aku kurang tau. Sayang, bolehkah aku masih meminta ingin berjumpa? 😅 Hahaha. Aku bohong kalau aku baik-baik saja. Aku sedang tidak baik. Aku pun demam. Hahaha. Ku rasa bukan obat yang menyembuhkanku tapi kamu. Hahaha. Astaghfirullah. Astaghfirullah. 

Terima kasih ya sudah bersabar atas diriku. Semoga kamu sehat selalu. Sayang 🤗
Aku ingin mengatakan padamu sekali lagi, Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali? (4)

Masih Rindu dengan Keramahanmu

Aku sudah cukup tenang sejak semalam aku bersimpuh dihadapan Tuhanku. Tapi, rasanya ada yang berubah saja ya. Apa karena deklarasi mu hari itu? Padahal saya sudah berusaha tidak mengatakan saya rindu, hal-hal yang ku kirim juga semuanya berkaitan dengan project, tidak ada sisi personalnya. Hanya saja, rasanya cukup berbeda ya. Saya masih rindu dengan keramahanmu, dulu, atau apakah dari dulu sudah seperti itu, hanya perasaanku saja? Aku percaya tidak ya, padahal bukan aku yang memulainya, tapi aku yang susah perginya. Hahaha. 

Hari aku aku menatap matamu, lalu menyapamu dan mengatakan aku rindu. Tapi tidak mengatakannya langsung. Hanya saja, aku menatap sebelah matamu saja, dan mengatakan "Hai, aku rindu. Aku ingin jumpa." Lalu tetiba saja air mataku jatuh, aku tertawa. Jadilah aku menangis sambil tertawa. Aku sedang tidak baik-baik saja. Apakah kamu baik-baik saja?

Hi sayang, kapan bisa jumpa?
Aku harap aku bisa mengatasi hal ini ya. Tidak apa-apa aku sampai menangis, semoga kamu kuat ya. Aku sayang kamu 👁️

Minggu, 28 Mei 2023

Berdo'a dan Meminta Kepada Allah

Empat hari sudah sejak aku menerima pesan tentang kita tidak bisa bertemu, aku melakukan beberapa hal agar aku tetap bisa bertemu denganmu. Namun, aku tetap hanya menerima emoticon tangan di dada. Aku jadi semakin kagum denganmu. Aku jadi semakin suka dan sayang. Begitu.

Salah satunya, aku berfikir banyak hal tentangmu, berfikir bagaimana caranya tetap bertemu, mungkin hampir menyerah mengatakannya denganmu, aku cukup malu dan rindu untuk selalu mengatakanya, hanya beberapa kali di beberapa kesempatan dan tulisan di ceritaku yang hanya bisa dibaca olehmu. Sedangkan untuk menceritakannya kepada orang lain itu bukan kuasaku. Karena kita sepakat, ini hanya ada diantara kita. Aku tidak tau kepada siapa aku mengadu, akhirnya aku mengatakannya kepada Tuhanku. Hahahaha. Aku sambil menangis berdoanya. Aku meminta. Aku meminta kepada-Nya, aku mengatakan semua yang aku mau. Aku jujur kepada Allah. Aku mengatakan yang sebenarnya kepada Tuhanku, sampai-sampai aku bingung, apakah tangisanku karena aku merasa berdosa atau karena aku tidak bisa melakukan dosa lagi? Apakah juga karena keduanya? 

Sayang, aku sungguh rindu. Begitu semoga Tuhanku memberikan keputusan yang terbaik untukku, aku sudah meminta. Aku percaya Tuhanku mendengarkanku. Aku percaya meminta lebih banyak kepada Tuhanku adalah jalan yang terbaik dan disukainya, dan apabila meminta kepada manusia semakin banyak maka manusia makin tidak suka.  Terima kasih ya. Maafkan aku yang terus datang, sesekali mengatakan aku rindu. Tolong tetap disisiku. 

Terinspirasi dari: [1]

Hai, Nov. Apa Kabar?

Sepenggal dialog kepada diri sendiri hari ini untuk mengungkapkan perasaan dan mengurangi rasa sedih. 

N: "Hai, Nov. Apa kabar?" Tanyaku kepada diriku sendiri yang sambil berbaring dengan air mata yang sudah basah teringat tentang tidak bisanya aku berjumpa berkali-kali lagi. 

N: "Aku sedang tidak baik-baik saja. Aku sedih, aku kecewa. Aku kangen. Aku mau jumpa." Jawabku dengan penuh air mata dengan posisi masih berbaring di kasur kesayanganku. Aku menyeka air mataku, takut-takut kalau ada yang masuk ke kamarku. Aku juga tidak kuasa menangis di malam hari karena mata akan terlihat sembab. 

N: " Aku mau menangis dipelukanmu. Mau menangis sepuasnya. Mau menangis yang tidak ditahan-tahan seperti ini. Tapi tidak ada yang bisa dijadikan alasan. Menonton anime yang sedih dan menangis tersedu-sedu aku merasa malu untuk melakukannya." Ucapku pada diriku sendiri dengan terburu-buru. Pasalnya, air mataku tidak bisa berhenti sejak kemarin. Menangis yang tidak puas.

N: "Apa malam ini kita adukan saja pada Tuhan kita?" Aku tetiba saja memiliki akal begitu, kurasa Tuhan akan mendengarkanku. Sedang hal ini adalah hal yang tidak bisa ku ceritakan pada manusia. Hal ini untuk diriku sendiri dan harus ku selesaikan dengan baik. 

N: "[panggilanku padanya], aku sungguh rindu, kapan aku bisa bertemu denganmu?" Aku mengirimkan pesan itu hari ini. Dan aku hanya mendapatkan emoticon disedekapkan di dada. Aku menerka apakah itu tanda penolakan atau tidak bisa menjawab. Ku harap belum bisa menjawab saja. Begitu pikirku.

N: "Aku ingin bertemu. Aku ingin mengirimkan pesan. Aku ingin bertemu. Aku ingin bilang aku rindu." Aku mengatakan hal tersebut kepada diriku. Aku boleh mengirimkan pesan sampai aku merasa puas dan lega. Aku boleh melakukannya. Aku menyemangati diriku sendiri agar tetap kuat. 

N: "Semangat!"

Melakukan Yang Terbaik Sampai Lelah


Ada banyak cara untuk tetap mempertahankan yang kamu inginkan. Salah satunya adalah melakukan yang terbaik. Berusaha untuk mempertahankan yang kamu inginkan tersebut---sampai lelah. Kalau menyerah berarti berkahir sudah, maka terus berjuang sampai kamu lelah dan mendapatkannya. 

Menangis adalah hal wajar, jujur saja jika sedang tidak baik-baik saja. Jangan ditahan, tidak apa-apa. Berjuanglah sampai kamu merasa puas, Nov. Sampai jumpa, ya.

Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali (4)


Bulan Mei kali ini sudah lewat pertengahan, kita ada janji untuk berjumpa dalam waktu dekat, kan? Seharusnya sebelum tanggal 25 Mei 2023. Namun, aku tunda dengan alasan sekali saja perginya sekaligus bersamaan dengan transaksi pada tanggal tersebut. Aku jadi merasa bersalah, harusnya aku pergi saja kepadamu hari itu. Sebenarnya, aku sudah rindu sekali. Sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu. Tapi, aku mengingatkan diriku untuk bersabar. Bersabar seperti nasihatmu kepadaku. Aku ingin sekali mengekspresikan rasa rindu dan merasakan kenyamanan darimu. Sungguh, aku ingin selalu dekat denganmu. Seharusnya hari ini aku sudah bisa merasakan hangatnya pelukanmu seperti pada perjumpaan kita pada cerita Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali (3).  Aku ingin berbagi cerita tentang project yang lalu, sedang terjadi dan akan terjadi di masa depan. Aku ingin menceritakan semuanya kepadamu. Aku masih bertanya, kapan aku bisa berjumpa berkali-kali lagi denganmu?

Dua hari yang lalu, aku baru saja mendapatkan pesan darimu, bahwa aku tidak bisa berjumpa denganmu. Aku diam. Aku diam memandang telepon genggamku. Aku menimbang hal apa yang harus aku jawab agar aku salah baca terhadap pesan itu. Aku diam sampai seluruh tubuhku penuh dengan keringat. Aku, entah mengapa suhu tubuhku menjadi sangat panas. Aku masih diam, padahal hari itu aku mengirimkan pesan padamu karena ingin mengadu kalau aku tidak terpilih dalam program yang ku daftar. Bagaimana bisa dua kabar kurang baik sekaligus menerpa dan menganggu kestabilan emosiku pada hari itu? Aku lemas sekali, aku tidak nafsu makan. Aku menahan air mataku, sampai akhirnya benar-benar jatuh.

Aku memohon, aku bertanya, tolong tetaplah disisiku. Aku sangat membutuhkanmu. Aku sangat perlu. Aku masih ingin berjumpa denganmu, bahkan berkali-kali. Tolong aku. 

Sabtu, 27 Mei 2023

Jangan Menangis, Mari Tersenyum Bersamaku

Aku sudah menahannya berkali-kali sampai akhirnya dia jatuh juga. Aku tidak kuasa, akhirnya aku menangis juga. Menangis karena dosa-dosa dan semuanya tentang dunia, tentangmu juga.

Sayang, bantu aku. Aku ingin juga kuat sepertimu. Ajak aku tersenyum dengan jalan yang baik bersamamu. Aku rindu. Ajak aku bersamau, ya? Kamu mau, kan?

Menjadi Orang Baik Seperti Harapan

Kabar-kabar yang tidak membuat seulas senyuman datang silih berganti sampai bulan ini. Aku mendengar kabar bahwa pelatihan sedang kamu ikuti, aku tidak tau jenis pelatihan apa, namun setelah hari Jum'at ku terima pesan dari mu, ku kira pelatihan itu adalah latihan tanpa diriku. Benar, bukan? 

Aku menerima kabar aku tidak terpilih dalam kegiatan yang ku daftar, aku langsung mengirimkan pesan kepadamu dengan memanggil namamu. Tidak ada pikiran bahwa aku akan mendapatkan balasan yang tidak ku inginkan ini, yang pasti aku sudah nyaman sekali denganmu. Kenapa? Aku mendapatkan permintaan maaf darimu dan kamu berjanji untuk menjadi orang yang baik. Lalu, bagaimana denganku? Apakah aku juga akan menjadi orang yang baik? Aku rindu. Apakah rinduku adalah hal yang tidak baik? Bagaimana? Apakah kita akan ke tempat untuk melegalkan hubungan kita. Aku tidak apa apa, aku bersedia. Itu hal yang tidak mampu ku sampaikan agar kita menjadi baik. Benar, bukan?

Sayang, bantu aku, aku juga ingin menjadi baik. Ayo sama-sama menjadi baik. Ini benar-benar membuatku tersiksa. Ajak aku. Ajak aku menjadi baik seperti harapanmu itu. 

Aku ingin berjumpa, aku tunggu ya.

Kamu yang Ku Kagumi

Kamu adalah tetap yang ku kagumi, seperti saat pertama kali bertemu, sebelum seseorang mengatakan kekagumanku padamu hingga akhirnya semua ini terjadi. Aku jadi semakin kagum dengan usahamu, jadi beneran mau dihalalkan olehmu. 

Sayang, boleh ya aku bilang aku rindu?
Kamu emang selalu keren, memberikan kenyamanan, Maasyaaa Allah. Terima kasih ya selalu mendengarkanku selama ini. Kangeen.

Matamu yang Memesonaku


Sungguh indah matamu, sangat memesonaku. Memandangmu cerah.... Tidak, tidak, itu sebuah nyanyian. Bisa searching goole ya hukum nyanyian di dalam islam. Salah satu sumbernya bisa cek disini Hukum Nyanyian. Aku beberapa kali memeriksa apakah kamu ada disana atau tidak. Lalu, mendapati kamu mengubah gambar, secara otomatis aku mengirimkan pesan bertanya kenapa mengganti dengan gambar di atas. Aku juga mengatakan aku tidak bisa melihatmu karena fotonya sudah diganti. Selain itu aku bertanya kenapa diganti. Aku mendapatkan jawaban "Ngak apa, sedang kelilipan aja." Jawaban itu makin membuatku ingin bertanya, kenapa lagi?
Sayang, aku ingin melihatmu. Ingin bertemu. 

Sebentar saja ya seperti ini-nya. Aku rapuh sekali, sangat membutuhkanmu. Terima kasih selama ini selalu ada untukku, ke depannya juga ya.

Kapan Bisa Bilang "Kangen?"

Sejak tau saya tidak bisa bilang "kangen" lagi kemarin, saya jadi gelisah. Kenapa? Bagaimana hal ini bisa terjadi? Saya sudah terbiasa dengan ungkapan-ungkapan tersebut. Saya bisa menunggu sampai saya bisa bilang lagi. Saya bisa tidak mengirimkan pesan dengan alasan sibuk pelatihan, apakah pelatihan yang dimaksud adalah latihan tidak mengirimkan pesan kepada ku? Kenapa aku tidak bertanya pelatihan apa waktu itu?
Saya kangen sekali, mau bilang-bilang dan ingin bertemu. Aku sangat mau dan sangat rindu.

Jumat, 26 Mei 2023

Sejarah Tidur Terlamaku Sepanjang 2023

Tidur adalah salah satu aktivitas untuk mengisirahatkan badan dan kesadaran. Bagiku, salah tidur merupakan salah satu terampuh untuk berdamai dengan diri, menenangkan jiwa dan keadaan yang kacau, selain berdoa kepada Tuhan. Hari ini penyelesaian masalahku dari beberapa waktu silam cukup berbeda ya, kalau beberapa tahun lalu saya menangis tanpa henti tapi kali ini cukup sampai mata memerah dan menangis rintik saja. Ku kira karena aku sudah cukup dewasa.

Pagi ini, hari pertama bahwa saya tau kalau saya tidak bisa mendapatkan beberapa hal yang saya inginkan. Mulai dari sesuatu hal tentang aktivitas di luar ruangan dan di dalam ruangan. Cukup berat ya, mengingat sejauh ini saya selalu mendapatkan apa yang saya inginkan. Tapi, kembali lagi, karena saya sudah melakukan yang terbaik jadi cukup lega pagi ini walaupun masih bertanya "Kenapa?"

Semalam aku tidur lebih awal dengan paksaan, aku menggelapkan ruanganku, dan memaksa mataku terpejam. Agak sulit untuk tertidur namun akhirnya tak sadarkan diri juga. Aku malam itu hanya berfikir padahal aku sudah menyiapkan beberapa bawaan untuk berjumpa denganmu sekaligus ada barang yang ingin ku ambil disana. Namun kalau begini, aku berfikir ulang, aku ingin melihatmu. 

Pagi ini aku terbangun pukul 4.29 WIB. Setelah menunaikan kewajibanku, aku paksa untuk tidur kembali. Aku ingin melihatmu. Hari ini aku lama sekali tidur. Tapi, setiap kali aku bangun masih saja rasa ingin melihatmu tiba. Sayang, kapan bisa jumpa denganmu?

Izinkanku Tetap Ingin Bertemu

 


Sebentar lagi pukul 23.00 WIB. Sekarang pukul 22.41 WIB. Aku masih cukup gelisah. Aku kangween. Aku sengaja membuat poster dengan gambar mata. Hal ini semata- karena kebiasaanmu yang biasanya mengirimkan pesan mata kepadaku. Mataku pun sinkron dengan ottaku, sudah cukup berat. Namun, aku ingin menyelesaikan perasaan gundah ini malam ini saja karena besok aku sudah punya topik yang ingin kubicarakan denganmu. Sayang, mau ketemu ya. Boleh ya. Aku tetap ingin bertemu berkali-kali ya Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali? (1)

Aku baik-baik saja. Nanti kita bisa berjumpa lagi ya, kan?


Aku kalang kabut hari ini, berkali-kali air mata diujung pelipis, menunduk sedikit saja bisa jatuh. Tidak ada yang bisa memnenngkan dengan sempurna, seperti penenang biasa yang kadang aku dapatkan, sebuah pelukan hangat. Beberpa hari ini, aku dibuat sangat rindu. Pantas saja, aku hampir lima hari ini, terasa sangat berat memaksa diri untuk tersenyum. "Ah, aku harus merekayasa bahwa anime yang ku tonton sedang sedih lagi." Pasalnya mata merah saat keluar kamar terkadang ditanyai dan tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku menangis karena rindu. Hahaha.

Tidak ku sangka hari ini, menjadi hari yang tidak pernah terpikirkan olehku untuk terjadi. Pernah saja ada beberapa kali pikiran tentang ini namun tidak kuasa ku teruskan dan hanya memikirkan hal-hal postifnya saja. Aku merapatkan bibirku, menggigit cukup kuat agar air mata yang ada tetap tertahan sambil mengetik dengan mendongakkan kepala. Sesekali tanganku berhenti mengetik dan meletakkannya di wajah dan bibir dengan menghapus rintikkan basah yang sekuat tenaga untuk ditahan. Sesekali aku mengambil telepon genggam dan memeriksa pesan elektronikku, dengan harapan mungkin akan ada pesan masuk menyapaku.

Aku menyandarkan kepalaku pada dinding kamarku, melepaskan ketikan tanganku lalu menarik nafas panjang dengan kasar. Aku bertanya kepada diriku "Kenapa?" Aku tidak menemukan jawabannya, lalu kembali menulis disini dengan harapan pada akhirnya akan terjawab beberapa pertanyaanku. Sekarang masih pukul 20.28 WIB, aku masih harus mengondisikan mimik wajah dan suasana jiwa sampai paling tidak pukul 23.00 WIB, rasanya ingin saja tertidur tapi pikiran-pikiran ini tidak mau diajak kompromi untuk tenang dan menikmati malam. Aku terus mengetik saja, sebenarnya otakku sedang tidak beraturan, ada beberapa hal yang ingin ku ceritakan namun aku juga tidak bisa meneceritakannya secara detail. Aku kembali mengambil telepon selulerku, melihat kembali nama seseorang yang ingin ku tuju, membaca pesan terakhir yang disampaikannya dengan teliti, sampai sepuluh menit ke bagian pesanku yang belum dibacanya, ku baca pesan itu berkali-kali, lalu mengirimkan pesan "Apa tidak boleh mengirimkan pesan?" Aku melihat tanda online dibawah namanya, beberapa menit kemudian aku hapus pesan itu karena tak kunjung dibaca. 

Aku duduk diam, sambil mengamati hasil ketikanku, aku kembali menarik nafas, untung saja kacamataku menyelamatkanku dari mata merah yang sudah mewek ini, aku tersenyum dan tertawa tatkala aku disapa dari pintu. 

"Oh iya aku punya janji mau jahit pouch kesayanganmu itu." Kalimat ini ku dengar lagi hari ini setelah aku mengancam akan membeli baru saja. Aku menanggapinya sembari mengatur mimik wajah agar terlihat tenang. Aku juga bahkan tertawa agar menyamarkan rasa sedihku.

Aku baik-baik saja. Nanti kita bisa berjumpa lagi ya, kan? Kamu bahkan berjanji akan bercerita tentang kenapa hari ini bisa terjadi. Aku tunggu ya. Ada yang ingin aku sampaikan "Aku rindu. Aku ingin bertemu." Aku mengukir seulas senyum dari bibirku. Semoga rinduku sampai padamu.

Bagaimana bisa aku menahan rindu ini terlalu lama, bahkan saat pertama kali bertemu aku sudah meminta berjumpa berkali-kali? Seperti tulisanku berikut ini: Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali? (1)

Present Continuous Tense



The present continuous tense describes actions or situations in progress at the moment of speaking. This includes activities that are happening right now and current activities in a general nature. The tense is often used for activities or situations that are temporary rather than permanent. The time expressions are often use with the present continuous tense: now, right now, at the moment, and today; expressions with this (this morning, this quarter, this semester)

The formula:

(+) subject + (am/is/are) + verb-ing + object + adverb

(-) subject + (am/is/are) + not + verb-ing + object + adverb

(?) (am/is/are) + subject  + verb-ing + object + adverb


At the moment of speaking:

(+) Ayu is waiting for you in the garden now

(-)  Ayu is not  waiting for you in the garden now

(?) Is Ayu waiting for you in the garden now


Current activities:

(+) Bella is drinking a cup of coffee this morning

(-) Bella is not drinking a cup of coffee this morning

(?) Is Bella  drinking a cup of coffee this morning


Audio mengenai Present Continuous Tense dapat diakses pada link berikut ini:

  1. Present Continuous Tense 1
  2. Based on The Text Present Continuous Tense
  3. Eeurocentres Present Continuous Tense Reading


Sumber: 

Sofendi. 2012. English for Academic Purposes  for the students of natural science. Languange Institue Sriwijaya University. ISBN 979-587-425-X

Eurocentres. Free English Learn: When to use the present continuous tense. Online. Available at eurocentres.com/blog/when-to-use-the-present-continuous-tense. [Accessed 26 May 2023]


Kamis, 18 Mei 2023

[Perkara Kenyamanan]

Seiring dengan berjalannya waktu, kapasitas berfikir menemukan banyak hal baru. Lalu, dari kebanyakan pengalaman yang telah terjadi, otak mengkalkulasi arti dari semua yang dihadapi.

Kenyamanan sungguh hal yang tidak mudah untuk ditemui, tapi bisa saja. Kadang, kenyamanan tidak mengenal waktu dan batasan. Bahkan nyaman datang dengan ketidaksengajaan.

Sebuah keputusan kadang dibuat untuk sebuah kenyamanan. Perlu waktu memang, namun kenyamanan didapatkan dengan keberanian mengambil keputusan.

Nyaman sekali menggunakan produk diatas.

Selasa, 16 Mei 2023

Secangkir Kopi Penambah Rasa Rindu

Pukul 00.52 WIB tertera di layar telepon genggamku. Suasana tengah malam yang nyaman disertai dengan hujan rintik-rintik membuatku sangat menikmati malam ini. Udara terasa tidak panas dan tidak pula terlalu dingin. Pas. Sesuai dengan seleraku yang begitu menyukai ketenangan. Beberapa kali suara jangkrik masih terdengar menemaniku, seperti tak rela malam ini aku hanya seorang diri. 

Aku mulai menarik nafas panjang, tubuhku bergerak menandakan tarikan nafas itu begitu dalam. Berkali-kali aku melakukannya untuk menikmati malam ini. Pikiranku cukup aktif ya, memikirkan beberapa hal yang tidak seharusnya menjadi pekerjaan otakku. Sekali lagi aku mengatur nafasku, mengelola emosi dan mengevaluasi aktivitas hari ini.

A: "Allhamdulillah. Allhamdulilahilladzi bini'matihi tattimusholiat."Aku menggerakkan bibirku pelan dan mengucapkan kata ini. Pelan sekali tanpa suara namun tetap menggerakkàn bibirku. Aku mengucapkannya tiga kali. Aku juga menambahkan kalimat istighfar di belakangnya.

Ingin tidur, tapi tidak bisa memejamkan mata. Apakah secangkir kopi-ku tadi sore berefek malam ini? Apakah perlu aku membuat secangkir kopi lagi?

Aku takut sekali, rasa rindu ini menguap terus kalau tidak bisa tidur seperti ini berkali-kali. Hahaha.

Senin, 15 Mei 2023

[Life is not fair, is it?]


Adil?
Menurut KBBI, sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak.

Abstrak sekali pagi ini, tetiba saja berfikir tentang keadilan beberapa hal dengan referensi beberapa peristiwa yang pernah dialami.
Ku pikirkan dengan baik-baik: apa iya ya? Judul di atas jadi topik utama di otakku. Menelisik beberapa peristiwa, lalu bertanya, apakah benar ini tidak adil? Apakah sudah adil?

Ok. Jadi, mungkin saja hal-hal lain membuat kita berfikiran itu tidak adil, atau ada hal lain yang sudah pernah dialami dan membuat hal tersebut menjadi adil.

Hahaha.
Aku tertawa di dalam kepala. Mataku merah. Apa aku sedih atau senang?
Sepertinya adil belum jelas di kepalaku, pun adil katanya sesuai porsinya. Adil pun sesuai kebutuhan. Jadi aku bertanya, lalu bagaimana?

Yasudahlah.
Nanti saja ya.

Makan dulu kalau begitu.

Selasa, 02 Mei 2023

Olahan Tepung Terigu dengan Bumbu Gurih dan Aroma Khas Menyengat Berkuah

Kemarin saya meluapkan emosi saya kepada adik saya, saya tidak suka diganggu ketika saya sudah mengerjakan 'sesuatu'. Saya benar-benar pada suatu hal yang saya sukai, terlebih menyangkut pekerjaan. Saya cukup serius untuk beberapa waktu sebelum keluar dari tempat saya dan mencari hal untuk refreshing. Masalah sepeleh sekali, tentang makanan.

Sore itu, sekitar pukul 18.00 WIB, adikku sibuk sekali di dapur ketika aku keluar kamar akan melaksanakan sholat magrib, aku yang memang belum makan sedari siang , sangat tergiur untuk mencicipi makanannya. Makanan yang dimasaknya adalah olahan tepung terigu dengan bumbu gurih dan aroma khas menyengat berkuah, bungkusnya plastik berwarna hijau, terkenal di kalangan kebanyakan orang Indonesia bahkan dunia dengan tagline iklan "Seleraku". Adikku sedang membuka bumbu-bumbu satu per satu lalu mengaduk dengan perlahan, lalu aku mengatakan 'Mau' dan dijawab dengan 'tidak boleh'. Wah, aku diam, lalu berlalu sambil mengatakan "Astaghfirullah, oke." mengambil wudhu dan langsung melangkahkan kaki ke kamar.

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ »

Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah."HSR al-Bukhari (no. 5763) dan Muslim (no. 2609). [¹]

Oh rupanya ketidakbolehan tersebut karena mendapatkan jawaban tidak tau dariku saat dia bertanya tentang kerupuk yang tadi pagi sempat ku pegang. Aku ditanya mengenai hal tersebut sebelum dia merebus makanannya, lalu karena aku sedang fokus dan sibuk pada suatu hal, langsung saja kusahut dengan cepat 'tidak tahu'. Dia memberikan pembelaan terkait reaksiku tersebut.
A: "Aku bertanya tentang kerupuk tadi pagi, tapi dijawab tidak tahu."
N: "Aku kan memang tidak tahu." Jawabku dengan cepat dan berfikir tentang kejadian tadi pagi.
A: "Aku lihat, aku benar lihat, kakak tadi pagi pegang."
E: "Kakak memang tidak tahu, Dik." Emak membelaku.
N: "Oh aku memang ada pegang, dan sudah habis tapi aku jawab tidak tahu karena aku sedang kerja."
A: "Kenapa tidak menyahut dengan sudah habis, atau dimana atau kenapa, kenapa harus jawaban tidak tahu?"
N: "Aku sedang kerja, dan jangan mengangguku ketika aku tidak di luar untuk bercakap." Aku memberikan pembelaan.

Sekitar 15 menit, beliau datang lagi memanggilku.
A: "Kakak, maukah?"terdengar jauh dari pintu kamarku. 
Aku diam saja tanpa memberikan jawaban. Tidak ada yang mangajakku bicara ketika aku tidak keluar untuk bercakap. 

Terima kasih!

Sumber: ¹