Masih di dalam rumah mengenakan kaos kaki, Abahku baru pulang dari masjid dan melihatku lalu memberikan pernyataan,
A: "Jalan lagi, Yuk?" bertanya dengan senyum terlihat gigi rapinya.
N: "Iya, Bah." tetap saja aku menjawab dengan malu. Hehe. Jarang ditanya-tanya soal seperti ini. Biasanya langsung diskusi rencana, solusi dan penyelesaian masalah atau lebih serius tentang keyakinan, bisa juga bercanda tapi tidak melibatkan urusan pribadi. Lebih seringnya lagi nasihat-nasihat yang lembut langsung pada contohnya. Begitulah.
Sekitar pukul 05.40 WIB, aku melangkahkan kaki dengan senyuman. Allhamdulillah, hari ini dengan menggunakan jaket cukup tebal berwarna abu-abu, kesayangan aku, berbeda dari hari sebelumnya, aku menggunakan sweater saja. Udara tatkala keluar rumah begitu dingin kurasa di tangan kanan dan kiriku. "Suka sekali aku suasana seperti ini." Allhamdulillah, masih sejuk sekali sehabis hujan tadi malam. Jalanan pun masih sepi sekali, hampir tidak ada kendaraan yang lewat. Terlihat lampu-lampu jalan berbaris rapi menyala menerangi gulita. "Tenang sekali." Pikirku dalam hening sambil menarik nafas dalam-dalam. Jalanan yang ku lalui kali ini adalah jalanan dengan berjajar berbagai jenis gedung-gedung besar dengan bermacam-macam warna bertuliskan khas masing-masing.
Delapan tahun yang lalu, aku pernah diajak Abahku menyusuri jalan ini, pada masa itu masih ada gedung yang sekarang sudah tidak ada lagi. Aku ditanya hari itu,
A: "Mau kerja dimana, Yuk?"
B: "Aku mau [...]." Aku ingat sekali, aku menyebutkan tempat yang identik dengan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, lalu menunjuknya ketika lewat dengan bersemangat sekali, sampai-sampai aku mendaftarkan diri mengambil konsentrasi bagian tersebut pada saat ingin melanjutkan pendidikan dan belum lulus.
Allah berfirman:
فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).[1]
Allah memberiku jalan yang lain. Allhamdulillah. Begitulah kehidupan berjalan sesuai dengan rencana Allah. Semoga kebaikan selalu bersama kita ya. Sehat-sehat terus dan berbaik sangkalah kepada Allah. Selalu ada hikmah atas semua peristiwa. Salam sayang.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري، رقم 7405 ومسلم ، رقم 2675 )
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari” [HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675] [2]
Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar