18 September 2025
Kemarin saya ke kampus.
Mengurus surat keterangan masih kuliah.
Biasa. Urusan sederhana yang kadang bisa jadi panjang.
Tapi kali ini bukan panjang. Lucu.
Petugasnya menatap saya sebentar. Bertanya semester berapa.
“Semester lima, Pak,” jawab saya.
Lalu tangannya lincah mengetik. Surat langsung jadi.
Begitu saya lihat, mata saya langsung membesar:
Tertulis saya lahir tahun 2007.
Artinya… umur saya baru 18 tahun.
Untung saja saya koreksi.
Kalau tidak, bisa-bisa saya dianggap mahasiswa super muda. Atau malah “anak ajaib” yang masuk kuliah sejak SMP.
Saya tidak marah. Justru ingin tertawa.
Bayangkan, tiba-tiba dapat bonus umur muda 10 tahun. Siapa yang tidak senang?
Tapi hidup memang tidak bisa diisi dengan “kecelakaan lucu” seperti itu.
Saya tetap harus jujur. Tetap harus menunjukkan umur yang sebenarnya.
Walau kadang, jujur itu bikin kita merasa tua.
Saya jadi ingat: pendidikan itu bukan soal cepat-cepat selesai. Bukan juga soal tampak muda atau senior.
Tapi soal apa yang kita dapat selama belajar.
Kalau ada yang salah ketik, bisa dikoreksi.
Kalau ada yang salah langkah, ya bisa diperbaiki.
Akhirnya surat itu beres juga. Dengan tahun lahir yang benar.
Meski begitu, cerita tentang “lahir 2007” tetap saya simpan.
Sebagai pengingat, bahwa kuliah tidak hanya penuh tugas dan ujian.
Tapi juga kadang ada tawa yang bisa dibawa pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar