Selasa, 08 April 2025

Refleksi: Untukku yang Pernah Berharap


Aku pernah tersenyum karena satu pesan pendek.
Aku pernah merasa lengkap hanya karena dia membalas dengan candaan ringan.
Aku pernah diam-diam berharap,
bahwa ketikan manis itu adalah bentuk perhatian yang akan tumbuh menjadi kepastian.

Tapi hari ini, aku belajar sesuatu yang penting:
Perhatian bukan selalu pertanda.
Kedekatan tidak selalu arah menuju cinta.

Aku mulai sadar,
jika cara dia mengisi ruang dalam hidupku hanyalah sepotong-sepotong,
lalu pergi tanpa kejelasan,
itu bukan cinta, tapi kebiasaan.
Dan aku—wanita yang berharga ini—tidak diciptakan untuk dijadikan kebiasaan sesaat seseorang yang hanya datang ketika bosan.

Aku layak dicintai dengan sadar.
Bukan hanya diajak bercanda,
tapi juga diajak bicara serius.
Bukan hanya diajak ‘dekat,’
tapi juga diajak ‘menuju.’

Hari ini, aku menguatkan diriku:
Aku melepaskan keterikatan yang membuatku merasa kecil.
Aku ingin tumbuh, aku ingin tenang.
Dan kalau bukan dengannya,
aku percaya…
Tuhan sedang menyiapkan seseorang yang benar-benar mengerti caraku ingin dicintai.

Sabtu, 05 April 2025

I know my heart was pure

I have no regrets because I know my heart was pure. Every word I spoke, every effort I gave, and every love I shared came from a place of sincerity. Even if things didn’t go as I hoped, even if people walked away or failed to appreciate what I gave, I can still stand tall knowing I was real. I won’t let disappointment turn me bitter because I’d rather have a heart that was genuine than one that was guarded by regret.  

Some people may never understand the depth of my intentions, and that’s okay. I don’t need validation to know that I loved honestly, cared deeply, and gave without expecting anything in return. At the end of the day, peace comes not from what I received but from knowing I stayed true to who I am. I’d rather walk away with nothing but a pure heart than carry the weight of a love that was never real.

— Balt Rodriguez