Aku pernah tersenyum karena satu pesan pendek.
Aku pernah merasa lengkap hanya karena dia membalas dengan candaan ringan.
Aku pernah diam-diam berharap,
bahwa ketikan manis itu adalah bentuk perhatian yang akan tumbuh menjadi kepastian.
Tapi hari ini, aku belajar sesuatu yang penting:
Perhatian bukan selalu pertanda.
Kedekatan tidak selalu arah menuju cinta.
Aku mulai sadar,
jika cara dia mengisi ruang dalam hidupku hanyalah sepotong-sepotong,
lalu pergi tanpa kejelasan,
itu bukan cinta, tapi kebiasaan.
Dan aku—wanita yang berharga ini—tidak diciptakan untuk dijadikan kebiasaan sesaat seseorang yang hanya datang ketika bosan.
Aku layak dicintai dengan sadar.
Bukan hanya diajak bercanda,
tapi juga diajak bicara serius.
Bukan hanya diajak ‘dekat,’
tapi juga diajak ‘menuju.’
Hari ini, aku menguatkan diriku:
Aku melepaskan keterikatan yang membuatku merasa kecil.
Aku ingin tumbuh, aku ingin tenang.
Dan kalau bukan dengannya,
aku percaya…
Tuhan sedang menyiapkan seseorang yang benar-benar mengerti caraku ingin dicintai.