Bismillahirrahmanirrahim. Ini
salah satu keputusan terbesar yang kuambil dalam hidupku. I never imagine that now
I am stop from this game. I mean from this brain sport. Teman yang sudah
mengenalku sejak awal pertama masuk kuliah 2015 akan mengatakan bahwa aku
adalah benar pecandu game ini. Aku memulainya ketika aku kelas 3 SMA dan
berlanjut ke jenjang kuliah. Iya, aku mengakuinya, aku pecinta berat this brain
sport. All the time was for bridge, no
day without bridge bahkan di kelas yang ada dosennya tak jarang aku bermain
bridge online.Aku
permah bercita menjadi pemain bridge nasional, pernah ikut seleksi malah tapi
memang kemampuan waktu itu belum mumpuni, sekarag pun masih sama sepertinya. Ada banyak pemain hebat Indonesia. Setelah pulang dari seleksi itu, maka
nafsu diri untuk menjadi pemain nasional malah semakin jadi, semakin tak
terkontrol jiwa ini. Yah, aku benar senang dengan this brain sport. Penuh
tantangan dan pemikiran dengan segala kerumitan dan kesenangan tersendiri. By the
way, dahulu aku bahkan bercita-cita ingin menikah dengan pemain bridge.
Waktu berjalan, hampir 5 tahun berlalu atau bahkan lebih. Aku mulai berfikir, tentang tujuan hidup yang sesungguhnya. Aku mulai mencari. Ada yang salah, tentu saja pada diriku. Aku merasa ada yang hilang, tapi entah apa. Yah, sudah berkali-kali aku ingin berhenti dari ini, setiap kali ingin berhenti, ada saja selalu alasan untuk tetap tak pergi, alasannya ‘setahun lagi, setelah porpov ini atau setelah event ini’, begitu saja seterusnya. Terkahir porpov 2019 dan prapon, aku benar ingin berhenti, jiwa dan hati mulai memberontak, satu ingin lanjut satu ingin berhenti, lagi. Tapi belum tau mulai dari mana tahap penghentian ini.
Sampai pada akhirnya, Februari aku bertemu dengan seseorang, aku tanyakan hukum bermain Bridge. Aku mendapat jawaban bahwa se-tahu-nya bahwa kartu diqiyaskan dengan dadu maka hukum bermainnya tidak boleh. Baiklah, dari sana hati mulai gelisah. Kenapa? Karena aku bahkan membuatnya masuk ke sekolah.
Bukan tidak percaya, aku tanyakan dengan beberapa orang lagi, begini katanya 'coba tanyakan benar dengan Pak Ustadz', bukan tidak percaya padanya, harapannya adalah aku menemukan yang membelaku. Karena diri ini rasanya masih ingin melanjutkannya tapi hati ini ingin segera mengakhirnya. Aku bertahan, Januari ke Februari. Aku rasa aku sudah mengumpulkan beberapa jawaban dan setiap jawaban yang aku peroleh merujuk pada ‘ya benar, aku harus berhenti.’ Masih dalam keheninganku, aku mengatakan pada diriku ‘I LEFT NOW, THANK YOU.’
Lalu memulai pengentian dengan Uninstall aplikasi BBO (ada beberapa cerita tentang BBO di blog ini), keluar dari beberapa grup, insyaa allah benar-benar berhenti. Semoga Allah mudahkan aku untuk mengakhirnya. I mean, untuk berbicara kepada kepala sekolah dan wakil kesiswaan dan beberapa adik-adikku. Aku benar harus melakukannya. Semoga waktu mereka dan waktuku digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Aamiin. Semoga Allah menjaga kita semua. Aku harap, kamu menemukan jalan yang sama. Sekarang, aku tak punya keinginan untuk menjadi pemain nasional atau menikah dengan pemain bridge. Aku ingin mencapai surganya, dan belajar bahasa Arab.Terima kasih perjalanan 5 tahun yang berharga dan penuh pelajaran. Aku tau ini tidak mudah, tapi aku yakin bisa dengan pertolongan Allah.
Terima kasih atas arahan dan bimbingannya untuk seseorang yang tidak bisa aku sebutkan namanya, semoga Allah melindungimu. I am sorry for all the mistakes I've made, semoga kalian memaafkan aku dan semoga Allah mengampuniku. Aamiin, aamiin.
Berikut link hukum bermain Bridge Click here!
Waktu berjalan, hampir 5 tahun berlalu atau bahkan lebih. Aku mulai berfikir, tentang tujuan hidup yang sesungguhnya. Aku mulai mencari. Ada yang salah, tentu saja pada diriku. Aku merasa ada yang hilang, tapi entah apa. Yah, sudah berkali-kali aku ingin berhenti dari ini, setiap kali ingin berhenti, ada saja selalu alasan untuk tetap tak pergi, alasannya ‘setahun lagi, setelah porpov ini atau setelah event ini’, begitu saja seterusnya. Terkahir porpov 2019 dan prapon, aku benar ingin berhenti, jiwa dan hati mulai memberontak, satu ingin lanjut satu ingin berhenti, lagi. Tapi belum tau mulai dari mana tahap penghentian ini.
Sampai pada akhirnya, Februari aku bertemu dengan seseorang, aku tanyakan hukum bermain Bridge. Aku mendapat jawaban bahwa se-tahu-nya bahwa kartu diqiyaskan dengan dadu maka hukum bermainnya tidak boleh. Baiklah, dari sana hati mulai gelisah. Kenapa? Karena aku bahkan membuatnya masuk ke sekolah.
Bukan tidak percaya, aku tanyakan dengan beberapa orang lagi, begini katanya 'coba tanyakan benar dengan Pak Ustadz', bukan tidak percaya padanya, harapannya adalah aku menemukan yang membelaku. Karena diri ini rasanya masih ingin melanjutkannya tapi hati ini ingin segera mengakhirnya. Aku bertahan, Januari ke Februari. Aku rasa aku sudah mengumpulkan beberapa jawaban dan setiap jawaban yang aku peroleh merujuk pada ‘ya benar, aku harus berhenti.’ Masih dalam keheninganku, aku mengatakan pada diriku ‘I LEFT NOW, THANK YOU.’
Lalu memulai pengentian dengan Uninstall aplikasi BBO (ada beberapa cerita tentang BBO di blog ini), keluar dari beberapa grup, insyaa allah benar-benar berhenti. Semoga Allah mudahkan aku untuk mengakhirnya. I mean, untuk berbicara kepada kepala sekolah dan wakil kesiswaan dan beberapa adik-adikku. Aku benar harus melakukannya. Semoga waktu mereka dan waktuku digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Aamiin. Semoga Allah menjaga kita semua. Aku harap, kamu menemukan jalan yang sama. Sekarang, aku tak punya keinginan untuk menjadi pemain nasional atau menikah dengan pemain bridge. Aku ingin mencapai surganya, dan belajar bahasa Arab.Terima kasih perjalanan 5 tahun yang berharga dan penuh pelajaran. Aku tau ini tidak mudah, tapi aku yakin bisa dengan pertolongan Allah.
Terima kasih atas arahan dan bimbingannya untuk seseorang yang tidak bisa aku sebutkan namanya, semoga Allah melindungimu. I am sorry for all the mistakes I've made, semoga kalian memaafkan aku dan semoga Allah mengampuniku. Aamiin, aamiin.
Berikut link hukum bermain Bridge Click here!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar