Kamis, 04 April 2024

Memeluk Pilu

Dalam liku kehidupan ini, inginku jalani bersama seseorang yang kucintai dan mencintaiku setulus hati, sebagaimana cintanya bulan kepada malam, ataupun mentari kepada siang. Tercipta rasa, semua manusia bertekad untuk bahagia, dunia dan akhirat. Aku penduduk bumi yang menginginkannya, juga dalam cinta dan kasih sayang, berharap merengkuh ridho Illahi untuk damai yang hakiki sampai menjejak dan menjadi penghuni surga-Nya nanti.

Namun, semesta tak selalu mengizinkan, kisah cinta yang tergambar indah tapi berbalik dengan kenyataan. Beberapa harapan hanyalah harapan. Beberapa mimpi mungkin hanyalah sebatas halusinasi. Seseorang yang dulu berjanji tak pergi dengan apapun yang terjadi, pada akhirnya melangkahkan kaki. Seseorang yang pernah meyakinkan aku dengan ‘cinta’ akhirnya memperkenalkan aku dengan apa yang disebut luka dan kecewa.

Dan memang, yang berjuanglah yang terluka parah, yang setialah yang berujung pasrah. Pada keping hati terdalam dipaksa ikhlas melepas dan menerima takdir bahwa semua harus terpisah. Seperti mimpi, tapi inilah kenyataan yang harus kujalani dan hadapi. Kuat tak kuat, bisa tak bisa, semuanya harus kuterjang juga.

Pada titik-titik rendah dalam hidup yang larut akan kesedihan, kucoba mengemas hati dan memeluk pilu. Hingga waktu yang membuatku tersadar bahwa aku tetaplah aku.

Biarlah semuanya terjadi, bahkan banyak yang aku pelajari dari kisahku sendiri.
Biarlah luka kemarin akan aku jadikan kekuatan untuk terus melangkah ke depan. 

Kutipan dari buku Memeluk Pilu| Muhammad Nuka 
(Info pemesanan hubungi nomor yang sudah tertera)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar