Kamis, 05 September 2024

Hi, Ketika Kamu Menikah


Ketika kamu menikah dengan orang yang salah, maka gelar Ratumu akan menjadi budak.
Dan gelar Rajamu akan menjadi secuil kulit badak.
(Yang keras kepala, hidup tanpa aturan dan egoisme yang tinggi)

Sejak kapan pemimpin itu menyuruh seakan lepas tanggung jawab?
Yang ada pemimpin itu memberi contoh dengan cara yang baik, lisan yang santun, sikap yang inisiatif.

Bukan memaki-maki, seenaknya sendiri, ataupun skeptis.

Jika egomu masih di ambang batas labil.
Maka jangan berharap harmonis rumah tanggamu bagai tipu mustahil.

Menikah itu kerja tim, saling mengerti.
Bukan saling mementingkan ego diri.

Jika salah satu tumbang, maka segera ambil alih tugas.
Saling meringankan, saling membangun, dan saling memberi pengertian.

Kendaraan tidak akan berjalan tanpa sistem kinerja dan sopir.
Sebagaimana rumah tangga tidak akan terbangun, jika sang sopir tidak paham sistem pada diri sendiri dan istrinya.

Pun sebaliknya, istri juga tidak bisa seenaknya, ada hak dan kewajiban suami yang harus di penuhi.
Jika suami sudah memberikan nafkah lahir batin yang cukup, atau bahkan tumpeh-tumpeh, maka wajib bagi istri taat kepada suami.

Dan jika ada suami dzolim, berbuat aniaya, tidak memberikan nafkah lahir batin, maka segera biacarakan baik-baik gimana baiknya, jangan sampai KDRT/alasan klasik perselingkuhan, karena tidak bahagia.

Jika memang rumah tangga tidak bisa diselamatkan, maka minta penengah keluarga atau minta keadilan kepada Pengadilan Agama.

Jika tidak sanggup maka kembalikan istri kepada keluarganya.
Jangan di banting ataupun di pukul, karena istri itu manusia mulia, yang dari rahimnya melahirkan buah hatimu yang hebat, yang kelak akan mewarisi sikap gagahmu wahai suami.

(Psikolog rumah tangga)
Penulis: Bahlul Majnun 

#ruangrelung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar