So, pls do not come too long.
Kamis, 23 Desember 2021
Rabu, 15 Desember 2021
JAUHKAN ANAK-ANAK DARI HP
JAUHKAN ANAK-ANAK DARI HP
HP itu merusak mata dan merusak pikiran anak-anak. Tidak sedikit anak-anak di zaman kiwari yang sudah rabun matanya gara-gara pantulan cahaya HP. Dan begitu banyaknya yang rusak pemikiran dan akhlaknya gara-gara menonton dan membaca konten-konten yang tidak bermanfaat.
Jika ini dibiarkan terus menerus, tidak menghentikannya, niscaya ketika besar nanti memori otaknya terpatri dan teracuni virus keburukan yang dia baca dan dia lihat ketika masih kecil. File-filenya tersimpan yang susah untuk dihapuskan.
Berkata ‘Alqamah rahimahullahu :
مَا حَفِظْتُ وَأَنَا شَابٌّ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ فِي قِرْطَاسٍ أَوْ وَرَقَةٍ
“Segala sesuatu yang kuhafal ketika aku masih belia, maka sekarang seakan-akan aku melihatnya di atas kertas atau lembaran catatan.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/304).
Kalau memang orang tua tidak mampu menghentikannya, masukkan anaknya ke sekolah yang full day, yang pulang di sore hari. Dan sore hari ikutkan belajar mengaji. Supaya waktunya dipergunakan dengan hal-hal yang baik dan meminalisir penggunaan HP.
Setelah lulus SD, masukkan anak ke pesantren-pesantren ahlussunnah, yang pasti di dalamnya terlarang menggunakan HP. Dan lebih terpenting lagi diajari aqidah yang lurus, pemahaman yang benar dan akhlak yang baik.
Berkata Ibnul Anbari rahimahullahu :
مَنْ أَدَّبَ ابْنَهُ صَغِيْرًا قَرَّتْ عَيْنُهُ كَبِيْرًا
“Barangsiapa mengajari anaknya adab semasa kecil, maka akan menyejukkan pandangannya ketika si anak telah dewasa.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/306).
Semoga Allah Ta'ala berikan kemudahan kepada kita semua untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak kita kepada kebaikan.
AFM
Minggu, 12 Desember 2021
Ternyata Masih Banyak yang Keliru
Menafkahi orangtua tidaklah wajib atas anak kecuali dengan dua syarat berikut:
1. Orangtua miskin dan membutuhkan bantuan.
2. Si anak kaya dan memiliki kelebihan nafkah setelah nafkah yang diberikannya kepada keluarganya. Syarat ini disepakati oleh para Ulama.
[Lihat: Hasyiyah Ibnu Abidin 2/678; Minahul Jalîl, 2/448; Mughnil Muhtâj, 3/446; al-Inshâf, 9/392]
Jika kedua nafkah ini bisa dipenuhi, maka wajib bagi anak untuk melakukannya. Namun jika hartanya hanya cukup untuk salah satu nafkah saja, maka nafkah istri dan anaknya harus didahulukan daripada nafkah orangtuanya; karena nafkah keluarga adalah konsekuensi dari akad nikah, sehingga merupakan hak manusia.
Sedangkan nafkah orangtua adalah bentuk kebaktian dan bantuan, sehingga masuk kategori hak Allâh Azza wa Jalla . Dan hak manusia didahulukan atas hak Allâh Azza wa Jalla ; karena hak manusia didasari musyâhhah (saling menuntut) sedangkan hak Allâh Azza wa Jalla didasari musâmahah (pengampunan).
Khusus tentang prioritas dalam nafkah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Mulailah dengan menyedekahi dirimu sendiri. Jika ada sisa, sedekahilah keluargamu. Dan jika masih ada sisa lagi berikanlah kepada kerabatmu. [HR. Muslim, no. 997]
Nafkah keluarga juga tetap wajib meski kepala keluarga jatuh miskin, sedangkan nafkah orangtua hanya wajib jika si anak mampu. Dan para Ulama telah sepakat akan wajibnya mendahulukan nafkah anak istri sebelum orangtua.
[Lihat: Nailul Authâr, asy-Syaukani, 6/381]
Allahu A’lam
🌐 almanhaj.or.id
📷 @mahasiswa.salaf
It's Okay
It's Okay,
Kalo sesekali khilaf dosa, salah dalam berbuat, asalkan segera diiringi sesal dan bertaubat.
Kita bukan malaikat yang tak pernah salah, masih manusiawi bila sesekali berbuat salah.
It's Okay,
Jika suatu saat kita futur,
Asalkan jangan bablas keterusan mundur.
It's Okay,
Sejauh apapun langkah kita menuju ke arah yang salah,
Kita masih bisa berhenti, berputar balik, membenarkan arah.
Sungguh, Allah memberikan kesempatan berubah kepada semua manusia,
Sekelam apapun masa lalu, sekalipun keburukan memenuhi usia.
It's Okay,
Kembalilah, tak ada kata terlambat.
Sungguh Nabimu pernah bersabda,
Allah sangat gembira terhadap hamba-Nya yang kembali bertaubat.
It's Okay, everything's gonna be alright.
But won't be okay, if you're not doing it right.
- Ustadz Boris Tanesia
Sabtu, 04 Desember 2021
Jumat, 03 Desember 2021
Sayang
Sayang, aku percaya.
Tolong jaga kepercayaanku!
Aku selalu bilang, aku perlu kamu. Aku perlu kamu sebagai teman. Teman untuk berkeluh kesah lagi berbagi suka ria. Aku begitu beruntung bisa kenal denganmu. Penuh kasih sayang dan pengertian serta selalu mengutamakanku.
Inginku
Inginku.
Ingin berbicara denganmu.
Ingin dekat denganmu.
Ingin berdiskusi denganmu.
Ingin mendapatkan pendapat darimu.
Seorang gadis kecil yang sudah mulai beranjak dewasa, menginginkan kasih sayang, teman untuk berbicara.
Sayang, sedang baik-baik saja kan?
Aku tau, sayang sedang bersemangat mencari ilmu.
Semangat!
Kamis, 02 Desember 2021
Percaya
Tidak ada yang tidak merasa resah di awal kehilangan, aku yakin aku akan terbiasa. Namun belum saat ini.
Aku yakin obat yang paling ampuh adalah kembali kepada Allah, menyerahkan segala urusan kepada-Nya dan berharap yang terbaik dari-Nya.
Berat memang di awal ini, tapi yakin dan percaya bahwa akan tiba waktunya.
Bersabarlah, sayang!
Sayang...
Semoga segera tiba waktunya!
Semangat belajar dan sehat selalu ya.
Rabu, 01 Desember 2021
Baik
Semoga dalam keadaan baik dan bersemangat menuntut ilmu.
Semoga waktu yang tepat, akan hadir dirimu di dekatku.
Semoga, semoga, kabar baik segera tiba.
Semangat!
Jangan bersedih, karena ini untuk kebaikan.
Akan datang kebaikan yang lebih baik setelah ini.
Semangat untuk bertaqwa kepada Allah.
Semoga Allah mudahkan meninggalkan maksiat.
Semoga Allah bukakan hidayah. Semoga Allah kuatkan jalan menuju ketaatan!
Bismillahirrahmanirrahim.
Terima kasih sudah sangat menyayangiku.
Semoga segera waktu itu tiba, datang menjemputku.
Terima kasih.
Aku menunggu, tolong jangan terlalu lama!
Langganan:
Postingan (Atom)