“Gilaaaaa.” Teriakku dalam kepala sambil menghempaskan
tangan ke punggung kaki ku. Tidak terasa sakit gemparan tangan itu, saking
sakitnya di dadaku. Tidak ada yang menyaksikan kejadian itu. Hanya aku seorang.
Aku mengepalkan tangan dan Kembali memukulkannya ke kakiku berkali-kali.
“Astaghfirullah.” Air mata mengucur dari kelopak mataku sambal
mengeluarkan suara istifigfar itu dengan tersedu-sedu. Aku menepuk-nepuk dadaku
menenangkannya.
“Sabar, sabar.” Aku mengeluarkan dua kata ampuh itu agar
bisa tetap tenang sambal memegang dadaku untuk memeriksa detak jatungku. Cukup
lama, sekitar dua menit.
“Aman.” Suaraku pelan untuk sekali lagi ku pastikan diriku baik-baik
saja sambal mengukir senyuman.
Sudah 45 menit sejak koneksi internet tidak bersahabat. Padahal
sedang di acara yang sangat ku nantikan dan ada beberapa daftar pertanyaan yang
ingin ku tanyakan. Berbagai upaya sudah dilakukan agar koneksi internet kembali baik.
Tapi hasilnya nihil. Aku menekan tombol power barangkali setelah dimatikan lalu
kunyalakan kembali maka signal akan baik lagi.
“Ayooo.” Rengekku entah pada siapa di hadapan telepon
genggamku itu sambil terus menekan deretan tombol di samping kanannya.
“Apakah kamu mau aku melewatkan kegiatan ini? Tolonglah aku.”
Ucapku di dalam hati berharap di dengarkan olehnya. Hahaha.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagaimana caranya agar aku bisa lanjut dalam kegiatan ini ya?”
Aku bertanya kepada diriku sendiri.
“Hmmm.” Aku membaringkan tubuhku karena kepala yang sudah
berat agar bisa sedikit beristirahat.
“Adeek.” Aku memanggilnya dari dalam kamar dengan suara
nyaring dan cukup terdengar kesal tapi berbunyi merayu dengan harapan suaraku sampai padanya dan dia akan datang padaku.
“Kenapa?” Datang menghampiriku dan meninggalkan aktivitasnya yang sedang
bermain game, terdengar agak ketus jawabnya. Tapi, tetap datang agar terhindar
dari murka ku dengan langsung memamerkan senyuman. Aku bersyukur sekali ada
adik yang amat baik kepadaku. Allhamdulillah. Bahkan ku pikir dalam banyak
kesempatan adikku memiliki sifat yang lebih dewasa dibandingkan aku. Itu
merupakan salah satu contoh nikmat yang Allah berikan.
“Adek, tolong, beliin pulsa, lelet kan signal?” tanyaku sekaligus
meminta validasi dari apa yang ku alami, ku tau adikku juga sedang memegang telpon
genggam tadi, jadi langusng ku todong saja dengan pertanyaan itu.
“Benar, *ayuk tulis aja nomornya ya.” Aku yakin sekali dia menghindari konflik denganku dengan mengucapkan hal itu. Hahaha. *ayuk: kakak perempuan
“Iya.” Jawabku sembarri ambil kertas dan pena serta langsung
menuliskan nomorku.
“Ambil di dompet.” Menunjuk tas yang biasa ku pakai pergi ku gantung
dekat pintu kamar. Adikku mengambil tas dan menyodorkan pada ku.
“Ambil aja di dalam tas. Kan tau, kan? Dompet motif Gambo Muba,
bukan yang hitam.” Mengingatkan adikku sambil menumbuhkan rasa cintanya terhadap
produk lokal daerahku.
“Oke.” Jawabnya singkat dan mengambil biaya untuk membeli pulsa
lalu pergi melaksanakan permintaan tolongku. Saya gusar sekali kalau koneksi
internet tidak baik sebab kebanyakan yang ku kerjakan memerlukan internet, barangkali
hal ini menjadi salah satu tanda untuk membuatku istirahat sebentar, karena sedari pagi aku
hanya keluar untuk mandi, lalu mengobrol sedikit saja bahkan aku tidak bersuara
dan dianggap bertapa di ruanganku. Sesekali dipanggil dan hanya menyahut di dalam
hati. Mereka semua mengerti apabila aku sudah seperti itu. Allhamdulillah ya.
Layar teleponku menyala tanda pesan masuk. Betul, pesan dari
operator seluler ku dan langsung ku belikan kuota internet secara manual.
Tut….tut..tut… begitu suara ponsel itu saat ku ketik “*808#”
aku cukup sumringah berharap koneksi akan baik pada jaringan telekomunikasi
yang satu ini. Cukup terkenal koneksi bagus di telingaku sejauh ini.
“XTRA Combo **GB, 30hr telah berhasil diaktifkan. Cek penawaran SPESIAL tiap hari di My**. Info…..” Aku lagi-lagi ternseyum. Hal seperti ini saja sudah membuat Bahagia. Aku berifikir akan langsing bergabung Kembali pada kegaitan tersebut dan kalua sempat akan menanyakan pertanyaan yang sudah ku buat. Allhamdulillah ya. Terima kasih sudah bersabar, semoga kamu juga selalu berlatih untuk tetap sabar ya. Seperti firman Allah, ternyata bersbar itu adalah kewajiban untuk kita semua agar menjadi orang yang beruntung.
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allâh, supaya kamu beruntung. [Ali ‘Imrân/3:200]
Tetaplah menjadi sabar dan janganlah malas Ketidaksabaran dan Kemalasan Pada Manusia. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar