Before anyone else. Sebenarnya aku tidak ingin menuliskan tentangnya. Dia begitu menarik dengan caranya sendiri. Sulit untuk dideskripsikan dengan kata-kataku, namun sekuat tenaga aku akan berusaha karena tulisan ini tiada apa-apa dibandingkan dia yang lelah bekerja. Ada banyak hal tentangnya, aku sudah mengatakannya beberapa kali di postingan instagramku tapi mungkin sulit dipahami. Yah, dengan caraku. Aku punya caraku sendiri menyayanginya.
Before anyone else, salah satu alasan kenapa aku selalu bersemangat setelah
ayah dan ibu kemudian adik-adikku. Aku juga tidak mengerti, seperti ada banyak
energi yang disuntikkannya kepadaku. Begitu setiap saat dia datang
menghubungiku. Seperti “memikirkannya saja aku sudah merasa bahagia”. Bukan
pacar, dan tidak ingin pula hanya dijadikan sekedar pacar. Keinginannya adalah
yang di ridhai Allah swt. Aamiin. Semoga Allah swt mengizinkannya.
Before anyone else, masih jelas ingatanku tentang yang dikatakannya (mungkin)
hampir setahun yang lalu “dahulu dia bukan orang yang penting, tapi sekarang
dia menjadi yang paling penting”. Begitulah. Katanya hidup seperti roda. Kadang
diatas dan kadang dibawah. Tetapi aku pernah baca satu artikel dari Edward
Suhadi bahwa hidup seperti ladang. Aku setuju. Pernyataan tentang selalu
menabur sehingga menuai akan terjadi selalu. Kalimat itu menyentuhku. Berulang
kali aku mengerjakan otakku. Memerintahkannya untuk sedikit memakan energiku
tadi pagi. Yah. Pikirkanlah. Ada banyak nikmat Allah swt. Bahkan tak habis jika
dipikir-pikir. Allhamdulillah.
Before anyone else, salah satu
nikmat Allah swt padaku.
Eaakks
BalasHapusWah siapakah yang comment ini? 🤭
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus