Rabu, 30 Desember 2020

Janji

Aku membuka mataku asal, sekarang sudah pukul lima. Aku telat lagi subuh tepat waktu. Aku kesal pada diriku, "Ahhh, padahal semalam sudah janji." rutukku pada diriku pasalnya semalam aku katakan pada diriku bahwa aku harus memulai kembali kebiasaanku. Aku harus bangun pukul tiga seperti biasa lalu menikmati hangatnya air pada jam itu ditubuhku. Aku harus menata kembali diriku dan hatiku. Entahlah, sepertinya banyak sekali dosaku hingga aku tak mampu lagi melakukannya seperti dulu. Menyedihkan sekali. Aku berjanji berkali-kali pada diriku untuk memperbaikinya, lagi-lagi aku mendapati diriku kecewa pada diriku. Kubilang sesekali ini toleransi pada diriku, namun keseringan membuatku terbuai dan lalai. "Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" aku panik dan berperang dengan pikiranku. Aku khawatir sekali, kebiasan-kebiasan buruk ini akan membawaku semakin jauh dari Rabb-ku. Aku harus bertindak. Setidaknya sedikit tegas tanpa memberi ampun. "Ayolaaah." batinku merengek pada diriku. Min husni islamil mar-i tarkuhu maa laa ya'niih. Diantara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.
     "Baiklah, mari memulai hari ini dengan baik. Bismillah." aku katakan pada hatiku sembari memberi semangat. Aku bangkit dan segera bergegas menunaikan kewajibanku. Manusia suka begitu, telat menghadap Allah biasa saja, telat bertemu teman rasanya sudah tidak enak. Apalagi yang sudah kerja, begitu takut tak tepat waktu jika dipanggil yang kuasanya lebih besar. Padahal siapa yang kuasanya paling besar? Allah. Allah yang Maha Kuasa atas segala sesutu. Namun akhir-akhir ini aku temui kebanyakan di nomor dua-kan. Semoga Allah menjaga kita semua dan membukakan hidayah untuk terus kita ingat kepada-Nya. "Masih hujan. Allhamdulillah." Aku mengucapkan rasa syukurku, aku sangat menyukai hujan. Suasana dingin menjadi favoritku untuk menikmati hari, dan hari ini aku menikmatinya sambil menuliskan ini. Aku harus berfikir, setidaknya dengan menulis, aku mulai merapikan beberapa hal yang mengganjal dihatiku lalu bisa mencari akar permasalahannya dari dalam diriku dan aku harap menemukan solusi. Aku yang paling paham diriku. Maka, aku harus menemukannya untukku, aku tak pandai mengatakannya lamgsung. Aku takut, takut kalau yang ku ajak bercerita sedang sibuk sedang aku meminta waktunya untuk mendengarkan cerita tak bermanfaatku. Kurasa aku sudah melakukannya beberapa tahun yang lalu, seperti itu. Jadi, tidak mungkin kan aku akan mengulanginya lagi? Aku kan sudah berjanji untuk menjadi lebih baik lagi. Aku tersenyum. 
     Aku memasang wajah terbaikku, melangkahkan kaki keluar kamar dan menyapa ibuku. Pagi-pagi sekali sudah menjalankan kewajibannya sebagai seorang ibu sekaligus istri, mengagumkan sekali. Tidak pernah mengeluh dan sabar sekali. Tentu saja aku tidak mampu mengatakan pujianku ini secara langsung padanya. Hehe. Dalam diam aku sungguh terpesona dengan ibuku, pantas saja, Abahku memilikinya. Maasyaa Allah. Kemarin dan semalam kami sudah merencanakan kegiatan kami hari ini. Aku dan adikku, Nabila namanya. Kami harus bersabar sedikit lagi, dan memulai aktivitas lain. Sebentar lagi sekolah, iseng saja menanyakan perkara tulisan kepada dua orang adikku "Sudah lama tidak terlihat menulis, jangan-jangan lebih bagus tulisan Nabila." Aku tertawa mengejek. "Iya benar, lebih bagus tulisanku." Nabila menambahkan. "Coba, coba, mau lihat dong." ucapku bersemangat. Senang sekali melihat kompetisi seperti ini. Entah bagaimana, mereka memulai kompetisi menulis. Aku sangat menikmati euforia bertanding. Dahulu aku ingin sekali mewakili Indonesia sampai ke kancah Internasional. Kini, inginku membawa diriku lebih  dekat lagi kepada penciptaku. Tidak peduli  berapa banyak aku berjanji pada diriku, aku yakin akan menemukan jalan untuk kembali, menjadi lebih baik lagi, atas izin Allah tentunya. Menciptakan sendiri kompetisi dengan diriku. Semangattt. Man yuridillahu bihi khairan yufaqqihhu fiddin. Siapa yang Allah menginginkan kebaikan baginya, maka akan dipahamlan agamanya.

Selasa, 29 Desember 2020

Waktu Kita

Hi, bagaimana kabarmu?
Bagaimana caramu menghabiskan waktumu?
Apa selalu pada hal-hal yang bermanfaat?

     Beberapa pertanyaan mengenai waktu terus memenuhi otakku. Sekarang sudah pukul dua siang. Aku baru saja tergerak memulai hariku. Kesal pada diri sendiri, karena kemarin sudah berjanji akan merubahnya, kenyataannya kembali lagi. Inginku pada ritme tekanan tinggi dengan menciptakan kompetisi dengan diri sendiri. Sayangnya akhir-akhir ini jiwa kompetisi dengan jiwaku menurun. Ku kira karena belum ada yang mampu membangkitkannya dan intensitas bertamu dengan orang-orang yang me motivasi berkurang seiring dengan mulainya libur akhir tahun.
     Aku memahami kondisiku, sedang tidak ingin bercengkerama dengan siapa pun, namun jika sudah bercengkrama, rasanya tak ingin sudah. Mungkin sekarang hanya ingin sedikit lagi menikmati diriku. Tak apa, aku beri satu hari lagi dengan catatan sore ini pekerjaan usaha terselesaikan. Jika tidak, maka besok harus kerja ekstra.
    Malam pun begitu, biasa waktu digunakan membaca atau hal lain yang insyaa allah baik, akhir-akhir ini aku menjadi abai, ada apakah gerangan? Kenapa Nov, kamu? Ayoooo, jangan ketinggalan. Ada banyak hal yang harus dipelajari. Aku... Semangat yaa.

Teman Baru

          Sky Coco (Sekayu Nata de Coco) pertama kali di buka pada tanggal 11 November 2020. Hari itu ada banyak keraguan dalam diriku untuk memulainya. Perihal cup yang belum sampai di sablon dan beberapa toples dan rasa juga belum sampai. Aku konsultasikan kepada temanku "Pake yang biasa aja dulu sebelum datang."tulisnya hari itu pada pesan singkatnya. Pun pada hari pertama yang membeli belum ada sendoknya. Sendok kemudian menyusul karena ide dari adikku, Nabila.
         Dukungan dan semangat untuk membuka usaha ini datang dari berbagai pihak di keluargaku, spesial sekali dukungan ayah-ibuku, adik-adikku, ibu-ibu pembimbingku dan teman-temanku. Allhamdulillah karena Allah usaha yang sebenarnya ingin aku buka tahun lalu akhirnya terealisasikan tahun ini. Walaupun kondisi pendemi covid-19, aku sangat bersyukur karena Allah masih hadirkan kesempatan untukku untuk mulai mewujudkan satu persatu mimpi-mimpiku. Sky Coco salah satunya.
         Sky Coco adalah Sekayu Nata de Coco yang bergerak di bidang nata de coco ready to drink dan minuman kemasan nata de coco tanpa bahan pengawet dan menggunakan gula asli. Sky Coco adalah produk home made. Dahulu aku menamainya Sky karena Sky berarti langit dimana harapanku kami akan bertumbuh kembang tinggi seperti langit tanpa batas. Sky juga berarti juga singkatan daerahku Sekayu. Biasanya disingkat dengan Sky City. Terlepas dari itu semua, aku berharap Sky Coco dapat bermanfaat untuk banyak orang dan melalui usaha ini semoga kami mampu untuk berbagi kepada keluarga kami dan sesama. Begitulah pikirku hari itu.
       Hari ini, aku menunggu kehadiran penikmat Sky Coco, biasanya bukan aku. Adik sepupuku, sedang mudik. Maka, aku harus bertanggung jawab atas Sky Coco. Ada yang menyapaku dengan panggilan Vina. "Vinaaa... Vinaaaa yaaa..."ungkapnya dari atas motor sambil turun mendekati istana Sky Coco. "Bukaaan... Novi ini." balasku. "Mirip temanku, Vina." sambil membuka maskernya dan tersenyum kecut. Mungkin karena tidak enak salah orang. Sekali lagi aku tidak membenarkan ucapannya. Aku bukan Vina. Novi. Terlihat sedang ia memegang kertas untuk untuk di copy. Aku tersenyum dalam maskerku. Hehe. Terjadi obrolan singkat. Sekarang tetap saja aku lupa namanya. Namanya susah disebut dan susah diingat. It's okay, maybe I have a friend now. Aku langsung ambil kesempatan untuk memperkenalkan Sky Coco dan menyarankannya untuk mencoba Sky Coco kami. Semoga semakin banyak yang kenal kita yaa. Semangat terus memperbaiki. By the way, sekitar seminggu yang lalu, cup kami sudah datang dan beberapa rasa-rasapun sudah semakin lengkap. Terima kasih. Mari mampir ke Istana Sky Coco ya di Jalan Merdeka, dekat Pengadilan Negeri Sekayu, di depan fotokopi Mang Ijal dan Rumah Makan Minang Bersatu. Thank you. See you there. I am waiting for you~
Bisa hubungi kontak kita yaa (+6287769774710) 
Klik sini juga boleh coba klik
Kita melayani pemesanan Nata de Coco dalam jumplah besar untuk acara nikahan, buka puasa di rumah dan acara-acara lainnya.


#natadecoco #skycoco #sekayunatadecoco #minumankekinian #segar #kelapa #fermentasi #usaha #pengusahamuda

Senin, 21 Desember 2020

Aneh

Hari-hari menjadi lebih banyak aktivitas yang harus bekonsentrasi, jadi sering mengabaikan beberapa hal. Termasuk, telinga yang rasanya, kemampuan mendengarnya berkurang. Sering sekali, tidak bisa mendengar dengan baik, atau yang terdengar akhir kata atau kalimat yang kurang lengkap.

Semangat sayang.
Semangat...

Jumat, 18 Desember 2020

A new Starting

Hi,
Apa kabar?
Semoga selalu baik dan jaga kesehatan ya.
Pernah dengar PUKL?
PUKL (Pusat Unggulan Komoditi Lestari)?
Iya, kami organisasi yang baru dirintis.
Saya sekarang menjadi On The Job Training. 
Semangat. Do'ain sayaa yaaa...

Rabu, 11 November 2020

Salafī Sisters

❝Having Salafī sisters who are TRULY your friend and love you for the sake of none but Allah is the best...when you go wrong, they are always there to correct you, they NEVER sugar coat the truth just because it will hurt your feelings...this doesn't even mean anything to them when it comes to Deen because if you keep quiet while you know your sister is doing something wrong, then you have not given them their rights and you have not fulfilled your duty!!

If you have any sisters like this, cherish them because you won't find any other sisters (friends) like them...A Salafī friend knows when to talk and when not to talk...they are not your friend just to pass time in the dunya, but to have you as an ally on the day of Qiyāmah!! 

If they are truly your friends they will remind you of Allah no matter what!! Cherish them Yaa Akhawāt...❞

- Via Safiya Saidi (Bint Uthman Saidi)
------------------------------------------------------------------------
🌹 True Friendship 🌹...⬇️

Shaykh Zayd al-Madkhalī (رحمه الله):

❝Friendship does not require silence towards a mistake that a friend or brother falls into. Rather he should alert him immediately (about the mistake), such is an actual brother and a friend who is true in his friendship. As for he who remains silent, then indeed he has not recognised the obligatory right upon him towards his Muslim brothers and sisters.❞

[عون الأحد الصمد شرح الأدب المفرد ٢/٢٦٧]

- Via Salafi Dawah Lancs @SalafiDawaLancs
-------------------------------------------------------------------------
🌹 Who Is A Friend? 🌹...⬇️
Shaykh Ibn Ghālib Al 'Umarī (حفظه الله) said,

❝A friend is not he who agrees to your habits, mannerism or character, or who absolutely supports your choice, or who offers you worldly support which increases your wealth. Your friend is he who is truthful to you in his love, and he is your friend in his advice and his admonishment.❞

- Via أبوعبدٱللّٰه @ZubayrAbbasi
----------------------------------------------------------------------------

🌹 What Is That Valuable Thing Which All of Us Must Give to Those Whom We Address With The Statement: ❝I Love You For The Sake of Allaah❞ - By Shaikh Albaani [rahmahullaah] 🌹...⬇️

Questioner asked Shaikh Albaani [rahimahullaah]: Is it obligated on a person who loves another person to say to him, “I love you for the sake of Allaah?”

Shaikh Albaani [rahimahullaah] replied: Yes, but love for the sake of Allaah has a high value and those who give [what it necessitates] are very few!! Do you know its value? Is there anyone who knows its value? Whoever knows, then let him give us an answer?

A person in the gathering replied to the Shaikh [rahimahullaah]: The Messenger [sallal laahu alayhi wasallam] said: There are seven people whom Allaah will shade with His shade [i.e. the shade of Allaah’s Throne] …and amongst them are two men who love each other for the sake of Allaah – they meet each other and depart on that basis.

The Shaikh [rahimahullaah] replied: This statement is sound within [its context], but it is not an answer to the question. It is a close definition of ‘love for the sake of Allaah’ but not a comprehensive definition. I do not mean the reward in the Aakhirah, [rather] my question is, ‘’What is the valuable thing that must be given by a person who loves another person for the sake of Allaah? The intent behind my question is what is the deed that would show -as a proof- that love for the sake of Allaah [exist] between two people who [claim] love for each other for the sake of Allaah; because it maybe be that two people love each other, but their love is based on [admiration of each other’s characteristics or traits]. Therefore, what is the proof of real love [for the sake of Allaah]?’’

A second person replied to the Shaikh [rahimahullaah]: ‘’To love for a person what you love for yourself.’’ The Shaikh [rahimahullaah] said, ‘’This is one of the qualities of loving for the sake of Allaah.’’

A third person said to the Shaikh [rahimahullaah]: The answer might be found in the hadeeth: There are three things that when found in a person, he will taste the sweetness of Eemaan….and one of those things is that one loves a person for nothing else other than for the sake of Allaah. Shaikh said: This is not the answer, rather this is [one of the] effects of loving for the sake of Allaah – the sweetness found in one’s heart.

A fourth person said to the Shaikh [rahimahullaah]: Allaah [The Most Most High] said:

وَٱلۡعَصۡرِ

 إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ

 إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ

By Al-‘Asr (the time). Verily! Man is in loss; Except those who believe [in Islamic Monotheism] and do righteous good deeds and recommend one another to the truth [i.e. order one another to perform all kinds of good deeds which Allaah has ordained and abstain from all kinds of sins and evil deeds which Allah has forbidden], and recommend one another to patience [for the sufferings, harms, and injuries which one may encounter in Allaah’s Cause].

The Shaikh [rahimahullaah] replied: Well done! This is the answer. If I really love you for the sake of Allaah, I will give you advice and likewise you’ll do the same for me. This act of giving advice is very rare amongst those who claim that they love each other for the sake of Allaah. It may be that there is some sincerity in their love, but it is not complete. Therefore, every one of us should safeguard the other, and -in this case- the valuable thing to be given due to loving one another for the sake of Allaah is that everyone sincerely advises one another, by enjoining good and forbidding evil – always and forever. [Ref 1]

And it has been reported that it was from the practice of the Sahaabah-amongst themselves- that when parting company from each other after meeting, one of them would recite Surah Asr to the other [Ref 2].

الحاوي من فتاوي الألباني

page 165

Ref 1: Klik here!
Ref 2:

When two men among the Sahaabah of the Prophet [sallal-laahu-alayhi-wasallam] met, they would not depart until one of them recited to the other: “By al‑‘Asr (the time). Verily, man is in loss”[Surah al-‘Asr], and thereafter, one would give salaam to the other. Shaikh Albaani [rahimahullaah] said in As-Saheehah Number 2648, page 308: The chain of this narration is authentic.

Then on page 309, the Shaikh [rahimahullaah] said: Finally, we take and benefit from this that the Sahaabah used held onto this practice- the recitation of Surah Al-Asr [i.e. when two of them were about to depart from each other after meeting], because we believe that they were/are far removed from innovating an act of worship into the religion through which a person seeks to get close to Allaah, so they must have adhered to this practice due to what they were acquainted with from the Prophet [sallal-laahu-alayhi-wasalam]- either based on a statement of his, action or tacit approval. 

[Excerpt: abridged and paraphrased]

 - Via Klik here!
----------------------------------------------------------------------------
It is majorly important that we understand this is our foundation. Our ʿaqīdah is the foundation of our brotherhood and sisterhood.
Sumber: Klik here!

The foundation of Sisterhood is related to our belief, clinging to the Qur’ān and the Sunnah and holding on to the way of the companions.
Sumber: Klik here!

The foundation of brotherhood and sisterhood is the foundation of loving for the sake of Allāh; that we love him/her for the sake of Allāh
Sumber: Klik here!
----------------------------------------------------------------------------

Closing Advice by @uwaysT

Allah guided you to Salafiyyah & to the Sunnah... 
nothing has connected us except the Sunnah and Salafiyyah
 Sumber: Klik here!
----------------------------------------------------------------------------

Our Shaykh Ubayd al-Jābīrī said: 
❝There are no lineage or family ties between us. That which links us together is the Sunnah❞
Sumber:  Klik here!
----------------------------------------------------------------------------

🌹 The Basis For Sisterhood By Ustādh Abu Hakeem Bilal Davis 🌹...⬇️

MP3 Download: Klik here!

PDF Download: Klik here!

جزاك الله خيرا Humaira Chaudhry

Senin, 26 Oktober 2020

Parent

Time flies and it gives the lessons.

And believe me: your biggest regret is you won't hear your mother and father in the past.

When you know how hard they work for you, your heart beats fast and everything looks so dark, you'll do the best for them and feel sorry for everything. How lucky you are if you realize it early. I mean, you realize it when you are young. 
Now, I do believe that every people fight for their life, and our parent fight the most.

Senin, 19 Oktober 2020

Belajar

Mau tidak mau, kita harus merelakan hal-hal yang kita pikir baik akhirnya tersingkir. Mau tidak mau kita harus belajar, orang-orang yang kita pikir penting, minggir. Mau tidak mau kita harus menerima,  ditinggalkan atau menghapus barisan orang-orang yang hanya menambah panjang daftar waktu terbuang sia-sia. Pada akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan, ada atau tidak mereka hidup akan baik-baik saja. Mungkin malah jadi lebih baik. Begitulah alam bekerja, satu persatu ujungnya diseleksi juga. Kita tidak harus selalu menjadi bijaksana sepanjang waktu, sebab dunia kadang ada bangsatnya juga. Tataplah dirimu sebagai manusia. Di mata orang lain kamu tidak akan pernah sempurna, bahkan kamu jadi dirimu sendiri saja bisa salah di mata mereka.

—boycandra

Menata Hati

Sedang berjuang untuk menata hati ?
Ingin tetap tenang dalam tekanan ?
Bahagia dalam kesendirian ?

Renungkan nasehat singkat pakar hati berikut ini

“Dasar segala hal yang membersihkan hati dan jiwa adalah tauhid“.
Ibnul qoyyim (ighatsatul lahfan 1/108)

Saudaraku,
Pelajarilah tauhid,

Duduklah di majelis yang mengajarkan tauhid, lalu amalkan tauhidmu dalam kehidupan sehari-hari

☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
Barakallah fikum.

✒  Ditulis oleh Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc حفظه الله تعالى

▪┈┈◈❂◉❖ ° ❖◉❂◈┈┈▪
https://bbg-alilmu.com/archives/37992 

Kamis, 15 Oktober 2020

Perhatikanlah Hatimu!

بسم الله الرحمن الرحيم

Wahai saudaraku, 
Bahwa sesungguhnya penuntut ilmu apabila dia hendak mengerjakan suatu amalan atau menyebarkan suatu tulisan, atau berkotbah di hadapan manusia.

Aku ingin menulis sesuatu walaupun satu baris di internet atau media sosial agar hendak mengecek kembali hatinya dan memperhatikan niat dan keikhlasannya karena diantara tanda Allah memberi petunjuk kepada hamba-Nya, tatkala dia selalu memperhatikan niatnya dan sungguh saya bersumpah atas nama Allah azza wa jalla bahwasanya tidaklah seseorang senantiasa memperhatikan keikhlasannya kecuali Alah memberikan petunjuk dan Keistiqomahannya dalam setiap amalannya, karena itulah keikhlasan akan diikuti oleh amalan.

Barangsiapa jujur dalam niatnya maka Allah azza wa jalla akan memberikan Taufik dalam beramal.

[Syaikh Abdussalam ASY Syuwa'ir ]

Kamis, 08 Oktober 2020

Semangat

Semangatlah.
Mari mulai lagi.
Ada banyak yang harus diperjuangkan.

Sabtu, 03 Oktober 2020

Sabar

Aku sempat bertanya-tanya kenapa nabiyullah Ya’qub alaihissalam diam saja terhadap kejahatan anak-anaknya saat mereka pulang ke rumah menemui beliau dengan membawa baju Yusuf yang disertai darah palsu/buatan. Terlebih beliau tidak percaya ketika melihat baju tersebut utuh tanpa robekan.

Kenapa beliau tidak pergi ke tempat terjadinya kasus percobaan pembunuhan Yusuf untuk mencari Yusuf, seperti yang dilakukan ayah mana pun jika menghadapi kasus yang sama?

Kenapa beliau tidak memaksa anak-anaknya itu untuk mengakui kesalahan dan kejahatan yang mereka lakukan terhadap saudara mereka Yusuf?

Kenapa beliau justru memilih hal tersulit yang dilakukan oleh hati?

Ya’qub berkata:

بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ 

"Sebenarnya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).. Dan Allah sajalah tempat meminta pertolongan terhadap apa yang kalian ceritakan. “ (QS Yusuf: 18)

Aku begitu terpana dengan jawaban Ya’qub yang berulang bertahun-tahun kemudian yaitu saat anak-anaknya kembali dari Mesir menemui beliau.

Ya’qub kembali berucap dengan nada yang sama:

قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ 

"Sebenarnya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). (QS Yusuf: 83)

Jelaslah bagiku bahwa beliau begitu yakin dengan buah kesabarannya, yaitu ayah dan anak-anaknya itu berkumpul dalam kebaikan.

Ya’qub menyebutkan harapan tulusnya:

عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ 

“Aku berharap Allah mendatangan mereka semua untukku, Dialah yang Maha Mengetahui lagi Bijaksana.” (QS Yusuf: 83)

Di hadapan anak-anaknya, Ya’qub tidak menyingkap segala perasaan, keluhan dan kesedihan yang berkecamuk di dadanya, sebagai bentuk tawakkal kepada Allah. “Dialah yang Maha Mengetahui lagi Bijaksana.” (QS Yusuf: 83), ungkapnya.

Aku terkagum-kagum dengan Ya’qub karena ketegasannya dalam menyimpan pilu, derita dan kecewa di hatinya tanpa menuntut anak-anaknya untuk mengatakan apapun.

Allah menyebutkan:

وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ

“Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).” (QS Yusuf: 84)

Anak-anaknya begitu terheran-heran dengan kesabaran sang ayah hingga mereka bertanya-tanya.

تَٱللَّهِ تَفْتَؤُا۟ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّىٰ تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ ٱلْهَٰلِكِينَ

"Demi Allah, senantiasa anda mengingati Yusuf, sehingga anda mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa". (QS Yusuf: 85)

Ya’qub pun berujar:
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya". (QS Yusuf: 86)

Dari penggalan kalimat Ya’qub tersebut, nampaklah bagiku bahwa Ya’qub telah diwahyukan oleh Allah. Allah memerintahkan Ya’qub untuk diam semenjak awalnya. Ya’qub pun menyimpan sedih dan kegudahan terbesarnya di hati bertahun-tahun lamanya hingga matanya buta akibat kesedihan. Dan ini, tanpa ia adukan kepada manusia walau sepatah kata pun.

Nampaklah olehku pula bahwa anaknya, Yusuf alaihissalam, telah diwahyukan oleh Allah sejak mereka, saudara-saudaranya, membawanya ke dalam hutan dan menjerumuskannya ke dalam sumur. 

Yusuf alaihissalam mengetahui bahwa di balik semua makar yang diarahkan kepadanya terdapat hikmah ilahiyyah bahwa kelak akan tiba hari-hari yang Allah janjikan:

لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِأَمْرِهِمْ هَذَا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ  

“Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari.” (QS Yusuf: 15)

Yusuf bersabar sepertinya ayahnya bersabar. Ia mampu memikul kesulitan, keterasingan dan penjara bertahun-tahun. 

Ya’qub pun tidak keluar untuk mencari Yusuf. Al-Qur’an tidak menyebutkan bahwa Ya’qub meminta kepada Allah untuk memberi petunjuk tentang keberadaan anaknya.

Setelah dewasa, Yusuf alaihissalam tidak kembali menemui keluarganya. Al-Qur’an tidak menyebutkan bahwa Yusuf meminta kepada Allah agar memberi petunjuk kepada keluarganya untuk menemui beliau.

Yusuf dan Ya’qub menunggu dan menyimpan rapi semuanya. Keduanya sama-sama melaksanakan perintah Allah dan fokus menjalankan tugas kenabian yaitu menyampaikan petunjuk dan risalah kepada manusia.

Saat hari terungkap dan tersingkapnya alur kehidupan, penghilatan Ya’qub kembali normal, keluarga Yusuf kembali menemuinya, dan para saudaranya itu meminta maaf dan ampunan.

Yusuf berkata:

وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا

"Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan.” (QS Yusuf: 100)

Yusuf pun menyebutkan nikmat-nikmat Allah yang tercurahkan untuknya, bukan menyebutkan dendam-dendam.

وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ

“Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir. .” (QS Yusuf: 100)

Setelah duduk di singgasana dan saudara-saudaranya bersujud kepadanya, Yusuf pula tidak menyinggung-nyinggung seorang pun di antara mereka atas kejahatan yang pernah mereka lakukan. 

Bahkan Yusuf menyandarkan dan menisbatkan bahwa apa yang terjadi semuanya berasal dari syaithan (yang mengobarkan kejahatan di bumi).

Yusuf berkata:

مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي

“ . .setelah syaitan merusakkan (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku.” (QS Yusuf: 100)

Yusuf tak sepatah katapun menyebutkan bahwa beliau dan ayahnya amat menderita bertahun-tahun. Beliau hanya berujar:

إنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

“Sejatinya Rabbku Maha Lembut terhadap siapa yang Dia kehendaki.” (QS Yusuf: 100)

Yusuf menyandarkan segala sesuatu kepada Allah dengan mengatakan: “Dialah sejatinya Maha Mengetahui lagi Bijaksana.”

Yusuf menyebutkan segala kenikmatan dan anugerah Allah kepadanya tanpa menolehkan pandangan terhadap ujian-ujian kehidupan yang telah berlalu: 

“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. .” (Ayat: 101)

Dengan penuh ketawadhuan jiwa, ia berujar:

“(Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.” (Ayat: 101)

Aku semakin meyakini bahwa para nabi adalah manusia terberat ujiannya. Akan selalu ada pihak-pihak pendukung kesesatan dan hasad hendak melaksanakan makar kepada mereka. Ujian-ujian yang terkadang bersumber dari anak, saudara dan kerabat lainnya akan mengantarkan orang shaleh mencapai derajat mulia.

Aku semakin meyakini dan memahami bahwa jalan keluar tak akan datang kecuali setelah mengerahkan sabar hingga episode telah usai. 

“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan kaumnya) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada mereka (para rasul) itu pertolongan Kami. . .” (Ayat: 110)

_____
Diringkas dan diterjemahkan dari akun Lailiy Fahd as-Syamiriy

Alih bahasa: Yani Fahriansyah

(Asrama, Ahad pagi, 25/12/2016)

Minggu, 27 September 2020

KRITERIA WANITA CANTIK MENURUT AL-QURÀN DAN SUNNAH

Bismillahirrahmanirrahim

1. "Senantiasa menjaga pandangan agar kelihatan sopan dan terpuji."
(QS. An-Nuur : 24/31)

2. "Tidak bergaul bebas dengan kaum laki-laki bukan mahram, kecantikan dipelihara tanpa dipertontonkan."
(HR. Bukhari)

3. "Pembawaan diri sopan, tegas, dan bersahaja."
(QS. Al-Qasas : 28/25)

4. "Senantiasa bercakap dgn nada suara tidak dimanja-manjakan dan tidak dilembut-lembutkan."
(QS. Al-Ahzab : 33/32)

5. "Menjauh gaya tabarruj, penggayaan diri yang mengganggu fitnah lelaki hingga menarik kepad adirinya."
(QS Al-Ahzab : 33/33)

6. "Berpakaian membawa identiti wanita mukminah."
(QS. Al-Ahzab : 33/59)

7. "Senantiasa bersih dan berbau segar. Tidak memakai parfum."
(HR. Bukhari)

8. "Tidak mengubah ciptaan Allah seperti pembedahan plastik, membuat tato, mencukur alis, dan sebagainya."
(QS. An-Nisaá : 4/19)
(Hadith Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Tirmidhi)

9. "Tidak meniru penampilan kaum lelaki dari cara berpakaian, bercakap serta pembawaan diri."
(HR. Ibnu Abbas)

Sabtu, 12 September 2020

Salafi

‏القران واسنةعلى فهم السلف الصالحين!

Balasan dari Allah

من جآءبالحسنة فله جيرمّنها،ومن جآءبالسّيئةفلايجزى الذين عملواالسّياٰت الّاماكانوايعملون.

Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa datang dengan (membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan (Al-Qasas:84)

Rabu, 09 September 2020

Tanda Orang Munafik

بسم الله الرحمن الرحيم

Berikut 3 tanda orang munafik.
آيةالمنافق ثلاث: إذاحدّث كذب، وإذاوعدأخلف،وإذا اؤتمن خان.

"Tanda orang munafik ada 3: Apabila berbicara ia dusta; Apabila berjanji ia ingkar; dan apabila dipercaya ia berkhianat.

Muttafaq `Alaih. al-Bukhari, kitab al-Aiman, no. 33; Muslim, kitab al-Iman, no.59.

Semoga Allah menjauhkan kita semua dari sifat munafik.
Semangat semuanya.

Selasa, 08 September 2020

Semangat

KATA -KATA BIJAK

•┈┈•┈┈•⊰ ✿🔍✿⊱•┈┈•┈┈•

Akan terlalu banyak air mata jika harus menghitung setiap luka

Akan habislah kawan jika kita menghitung setiap kesalahan

Tak perlu membalas kajahatan dengan keburukan yang serupa

Fahamilah segala kekurangan agar engkau mampu berdamai dengan keadaan

Seperti kata seorang penyair :  

اذا كنت في كل الامور معاتبا

صديقك لم تلق الذي تعاتبه

فعش واحدا أو صل اخاك

فإنه  مقارف ذنب تارة ومجانبه

Jika pada setiap kekurangan selalu kau tampakan celaan

Tak akan ada yang bertahan tuk kau sebut sebagai kawan

Hiduplah sendirian atau coba fahamilah saudaramu

Karena dia tak selalu berada dalam kebenaran

Adakalanya dia terjatuh dalam kesalahan

Pelan-pelan kawan karena kita tak sedang berada di syurga .

•┈┈•┈┈•⊰ ✿🍃✿⊱•┈┈•┈┈•
======================

🖋 Al Ustadz Abdul Mu'thi Al-Maidani hafizhahullah

Hati-hati

بسم الله الرحمن الرحيم
ولا تقف ماليس لك به علم، انّ السمع والبصروالفؤادكلّ اولئك كان عنه مسئولا.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.

(Al-Isra':36)

Minggu, 06 September 2020

Nanti

Ada saatnya nanti ketika kau bertemu seseorang, hanya dengan menatap wajahnya saja kau akan merasa begitu tenang.

Bukan karena parasnya yang rupawan, namun keimanan dalam hatinya lah yang begitu meneduhkan. 
________________
inicopas
--@tomijasman

Jumat, 04 September 2020

HIJRAH

Ustadz Roni Nuryusmansyah

Dalam sebuah perjalanan panjang pulang perdana estafet dari Jember ke Palembang, saya bersama teman-teman naik bus Indralaya. Kami duduk di kursi panjang paling belakang dengan membawa koper-koper besar.

Tak lama kemudian masuklah seorang preman ke dalam bus, dia duduk persis di sebelah saya. Dia lalu menyuruh saya bergeser dengan kasar karena tempat duduknya sempit. Saya jelaskan baik-baik bahwa tempatnya sudah full memang.

Dia mengira saya etnis Tiongkok yang baru pertama ke Palembang. Setelah tahu kalau saya orang asli Kayuagung dia akhirnya melembut dan bertanya banyak tentang perjalanan melelahkan saya dari pulau Jawa.

Ketika tahu kami mahasiswa di kampus Islam dia pun cerita tentang kisah premanismenya. Semua maksiat sudah dia lakukan, termasuk konsumsi zat terlarang. Dia sudah berkali-kali kepingin berhenti, akan tetapi setiap kali ketemu teman yang sedang ngefly dia tak kuasa menahan diri dan ikut ngefly. Bahkan parahnya ketika dia mengunjungi tempat biasa ngefly dia langsung ngefly.

Saya menyimak penuh iba, sembari bilang jika ingin berubah maka berubah pula teman dan tempatnya.

Akhirnya dia sampai di tempat yang dia tuju, dan tentu saja turun tanpa bayar bus. Namanya juga preman.

Begitulah hijrah sejati, kata Syaikh Utsaimin dalam Syarh Riyadhus Shalihin dan Syaikh Shalih al Ushaimi dalam Syarh Tsalatsah Ushul, hijrah itu ada tiga:
1. Meninggalkan perbuatan buruk
2. Meninggalkan tempat yang buruk
3. Meninggalkan teman yang buruk

Kita tak akan bisa hijrah sempurna jika kita belum meninggalkan tiga hal buruk di atas. Terlalu banyak kisah hijrah yang gagal dan berbalik haluan karena hijrah hanya sebatas meninggalkan perbuatan buruk saja.

Semoga Allah senantiasa menjaga keistiqamahan hijrah kita.

Minggu, 30 Agustus 2020

Sabarlah

بسم الله الرحمن الرحيم

‏ربّ فلا تجعلني فى القو م الظّلمين
(Al-Mu'minūn:94)

Semoga Allah lembutkan hati kita.
Semoga tetap selalu bersabar.
Semoga selalu bersabar.


Senin, 24 Agustus 2020

Tawheed and Shirk

Tawheed is monotheism.
Shirk is polytheism.

Qur'an Allah stated: 
"I did not create the jinn nor mankind except that they should worship me alone." 
(Surah Adh-Dhāriyāt: 56)

Sabtu, 22 Agustus 2020

a message

Pesan pengingat untuk terus belajar. Terima kasih. Maasyaa allah. Allhamdulillahilazi bini'matihi tattimusolihat. Semoga Allah menjaga-nya. Aamiin

Senin, 17 Agustus 2020

FUTUR


Ustadz Rony Nuryusmansyah

Tak disangkal, pandemi tak hanya berdampak pada ekonomi, sosial, dan lainnya. Akan tetapi juga berdampak terhadap keimanan. Tak ada majelis ilmu, tak berjamaah di masjid, sedikit banyak membuat beberapa rekan kita: futur.

Beberapa mungkin kembali bermesraan dengan hal yang dulu dia mati-matian tinggalkan: rokok, musik, pacaran, game, isbal, cukur jenggot, jilbab kecil, selfie, harta haram, nonton drakor, dan hal lainnya.

Usut punya usut, di antara sebab terbesarnya adalah: vakum menuntut ilmu agama.

Allah sudah memberikan kita kemudahan, fasilitas menuntut ilmu yang lebih fleksibel, kapan saja, di mana saja: kajian online. Baik YouTube, Facebook, Zoom, dan hal lainnya.

Hanya saja kita tidak mau memaksimalkannya, tidak membuat agenda rutin untuk mendengarnya dengan adab majelis ilmu, seperti berpakaian pantas, duduk, fokus, mencatat, bukan sambil rebahan atau ngemil sesekali buka akun medsos lainnya.

Kita banyak mencari kambing hitam, kuota, sinyal, materi, dll. Seperti hal tsb jauh lebih berharga daripada keimanan. Seperti hal tsb lebih sulit dicari daripada keistiqamahan.

Bukankah memang belajar butuh pengorbanan? Sebelum pandemi kita berkorban waktu, bensin, kenapa sekarang kita tak mau berkorban? Apakah kita hanya belajar jika rame-rame saja? Tak bisa sendirian. Apakah kita hanya belajar jika ada yang lihat saja? Semoga saja tidak, bukan.

Kita sering dengar:

العلم يحفظك
"Ilmu itu menjagamu."

Maka jangan biarkan diri kita bebas terlepas tanpa ilmu. Jadikan hari-hari kita dekat dengan majelis ilmu, membaca, mendengar, sesuai dengan kemampuan.

Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu mengatakan:

لا تفارقوا مجالس العلماء

"Jangan kalian tinggalkan majelis ahli ilmu."

Majelis ilmu saat pandemi adalah kajian online. Buat jadwal rutin, dengarkan, simak, catat, amalkan, semoga itu cara kita menjaga keistiqamahan.

Mari bersama berjuang istiqamah.

Semoga pandemi segera pergi.

Minggu, 16 Agustus 2020

Tiga Landasan Utama

Apakah tiga landasan utama yang wajib dipelajari oleh setiap orang?


Jawab: Hendaknya setiap orang mengenal Rabbnya, agamanya, serta Nabinya Muhammad  
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

2 Days Without You

How long I should wait?

Senin, 10 Agustus 2020

Orang yang Berilmu

Hari ini saya mendengar, 
"Orang yang berilmu itu tidak menyakiti perasaan."

Selasa, 28 Juli 2020

Batasan nafsu dan ikhlas itu samar kawan.


Menghukumi pelaku kejahatan itu diajarkan, memukul anak ketika ia malas shalat itu juga dicontohkan, memukul istri yang tidak patuh bila di rasa perlu, juga disyariátkan, mengingkari kemungkaran jelas jelas ajaran.

Sebagaimana melampiaskan emosi, kekesalan diri, dan nafsu balas dendam itu juga kenyataan.

Bagaimana  anda bisa memukul benar benar sebatas mendidik, mengingkari kemungkaran tanpa ada unsur dendam atau merlampiaskan nafsu kekecewaan?

Yang jelas tidak ada satuan ukur yang baku yang bisa anda gunakan, tidak ada kilo gram, atau meter, atau kwh, atau KBPS, atau lainnya.

Yang ada adalah kejujuran anda dan kesadaran akan mempertanggung jawabkan setiap tindakan dan ucapan anda kelak di hari qiyamat.

Sepaujtnya anda bertanya kepada diri sendiri, sebleum berbuat atau berkata: benarkan ini karena Allah ataukah karena luapan emosi pribadi?

Dan setelah melakukan atau bertutur kata: benarkan semua yang telah aku lakukan dan ucapkan benar benar karena Allah ataukah diboncengi emosi pribadi dan hasrat menyalurkan nafsu diri?

Imam Ibnul jauzi berkata:
 والطريق الثاني الغضب للنفس وربما كان ابتداء وربما عرض في حالة الآمر بالمعروف لأجل ما يلقى به المنكر من الإهانة فتصير خصومه لنفسه كما قال عمر بن عبد العزيز لرجل لولا أني غضبان لعاقبتك وإنما أراد أنك أغضبتني فخفت أن تمتزج العقوبة من غضب الله ولي 
Jalan kedua masuknya setan ke dalam diri para ulama'ialah amarah demi membela diri sendiri. 

Pintu setan ini bisa saja terbhuka sedari awal ia berbuat, bisa saja terbuka di tengan jalan, yaitu ketika ulama'yang menegakkan amar ma'ruf, ia mendapat penghinaan dari orang yang dia ingkari. Karena hanyut dalam emosi ulama'tersebut berubah jadi membela diri sendiri (tidak lagi ikhlas karena Allah).

DIkisahkan bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah berkata kepada seorang lelaki: "Kalaulah bukan karena aku sedang marah, niscaya aku akan menghukumimu.

Maksud ucapan beliau ialah: engkau menjadikanku tersinggung dan marah, maka aku kawatir bila hukuman yang akan ia jatuhya dilandasi oleh dua unsur; keinginan membelqa agama Allah dan melampiaskan amarah diri sendiri.  (Talbis Iblis oleh Ibnul Jauzi 1/182)

Selamat merenung kawan.
Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri

Senin, 27 Juli 2020

An Limitation

بسم الله الرحمن الرحيم
The day when you found and learned sth new, and realized that you didn't know anything. That was amazing.

The knowledge of Allah is around all the things. There is a lot of things we should learn. Of course it should be syar'i knowledge. Start from our pray, how to be good daughter, how to be good sister, how to be good father, how to be good mother, how to be good to others and the most important thing is how to be good to Allah. 

So, with our limitation, is it suitable for us to play a game???

Rabu, 08 Juli 2020

Prof. Rindit

Bismilllahirrahmanirrahim
Innalilahi wa innailaihi rojiun
Semoga Allah menempatkan Prof. Rindit di surga-Nya.

Can't say a word mendapat kabar Prof. meninggal.

Waktu sidang Novi yang Novi ingat adalah "Maka Ahli pangan sangat perlu belajar Agama dan belajar Al Qur'an. Karena di Al-Qur'an tentang makanan sudah disebutkan. Contohnya dalam surat... (Novi lupa) tentang minyak, minyak membuat makanan menjadi lebih nikmat. Maka luangkan waktu untuk membaca Al Qur'an dan arti nya."

Begitulah nasihat Pak Rindit di ruang sidang hari itu. Saya bilang, saya ingin menjadi seperti Pak Rindit, saya sangat suka. Saya tidak bisa bertanya ketika dikelas karena yang disampaikannya adalah selalu jelas. 

Saya bahkan belum sempat berfoto waktu sidang. Bu Eka bilang fotolah sama Pak Rindit, masih dibawah Bapak. Tetapi Novi memberikan nata de coco aja, terlalu malu ingin meminta foto. Dalam hatiku, semoga suatu hari nanti dapat bertemu kembali dan dapat berfoto.

Rabu, 01 Juli 2020

Berbuat Baik

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah senantiasa menjaga para pembaca. Aamiin

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.


(Al-Qasas:77)

Sabtu, 27 Juni 2020

Duniawi

وَمَا أُوتِيتُ‍‍مْ مِّ‍‍‍‍نْ شَ‍‍يْءٍ فَ‍‍مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِ‍‍نْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَّأَبْ‍‍قَىٰ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?

(Al-Qasas: 60)

Buah dari Mengikuti Sunnah

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah ;

"Manusia akan singgah dan meminum telaga Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pada hari kehausan yang sangat (hari kiamat) 

disesuaikan dengan bersinggahnya ia pada sunnah  Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan bagaimana ia meminum (mengambil) bagian darinya, 

Maka barangsiapa yang dinegeri dunia ini ia bersinggah kepada sunnah dan meminum serta menghirup darinya (yaitu; berpegang teguh) 

Maka kelak ia akan menyinggahi telaga Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan meminum serta meneguknya, 

Karena sesungguhnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam memiliki dua telaga yang agung;

Telaga didunia yaitu sunnahnya dan segala perkara yang ia datang dengannya, dan telaganya di akhirat

Maka orang-orang yang meminum telaga didunia mereka itulah yang akan meminum telaganya pada hari kiamat.

Maka ada golongan yang meminumnya, ada yang diharamkan, ada yang banyak meminumnya dan ada yang sedikit".

(Ijtima'ul Juyusy Al Islamiyyah /85)

Ditulis oleh Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy hafizhahullah

Jumat, 26 Juni 2020

Sabar

Lihat yang baik-baik saja agar berusaha menjadi baik pula.

Bener ga ya klo lihat orang baik jadi ingin baik juga? Klo lihat orang berbagi, ingin berbagi juga? Klo lihat orang belajar, ingin belajar juga? Klo lihat orang rajin, jadi ingin rajin juga?

Maka jagalah diri kalian ya. Semangat. Semoga Allah melindungi kalian. Jangan lupa, berkata yang baik juga dan sabar~ 
Abahku bilang sabar adalah kemenangan dan harus selalu diterapkan dalam kehidupan.

Aku sedang belajar berusaha sabar. Semoga kamu selalu bersabar ya.

Usaha

بسم الله الرحمن الرحيم

وَأَنْ لَّ‍‍يْسَ لِلْإِنْسَ‍‍انِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya
(An-Najm: 39)

Waktu Berlalu

بسم الله الرحمن الرحيم
Semoga teman-teman selalu dilindungi oleh Allah ya.

Ngerasa ga hari cepet banget berlalu?

Tetiba udah malem. Eh terus udah pagi lagi, udah malem lagi. Sehari-seminggu-sebulan-ga terasa setahun aja.
Hari terus berjalan tapi ketaatan tiada bertambah. Coba tanya sama diri kita tentang ketaatan kita kepada Allah, yang ada makin merosot kan yaa? Semoga kamu enggak.

Yuk perbaiki, maafkan diri kita.
Mari kita tata ulang hidup kita. I wish the .wish you wish to wish
Semangat.

Kamis, 25 Juni 2020

Kenapa Harus Bermanhaj Salaf?


•┈┈┈┈┈••❀•◎﷽◎•❀••┈┈┈┈┈• 

Ditulis oleh* Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc.
(Majalah Asy Syariah) 

Orang-orang yang hidup pada zaman Nabi adalah generasi terbaik umat ini. Mereka telah mendapat pujian langsung dari Allah dan Rasul-Nya sebagai sebaik-baik manusia. Mereka adalah orang-orang yang paling paham agama dan paling baik amalannya sehingga kepada merekalah kita harus merujuk.

*Definisi Manhaj Salaf*

Manhaj salaf, apabila ditinjau dari sisi kalimat merupakan gabungan dari dua kata; manhaj (منهج) dan salaf (السلف). Manhaj (منهج) dalam bahasa Arab sama dengan minhaj (منهاج), yang bermakna ‘sebuah jalan yang terang lagi mudah’. (Tafsir Ibnu Katsir 2/63, al-Mu’jamul Wasith 2/957)

Adapun salaf (السلف), menurut etimologi bahasa Arab bermakna ‘siapa saja yang telah mendahuluimu dari nenek moyang dan karib kerabat, yang mereka itu di atasmu dalam hal usia dan keutamaan’. (Lisanul ‘Arab, karya Ibnu Manzhur, 7/234)

Dalam terminologi syariat, salaf (السلف) bermakna ‘para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tabiin (murid-murid sahabat) dan tabi’ut tabiin (murid-murid tabiin)’. (Lihat Manhajul Imam asy-Syafi’i fi Itsbatil ‘Aqidah, karya Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab al-‘Aqil, 1/55)

Berdasarkan definisi di atas, manhaj salaf (منهج السلف) adalah suatu istilah untuk sebuah jalan yang terang lagi mudah, yang telah ditempuh oleh para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tabiin dan tabi’ut tabiin dalam memahami dinul Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Seorang yang mengikuti manhaj salaf ini disebut dengan Salafi atau as-Salafi. Bentuk jamaknya Salafiyyun atau as-Salafiyyun. Imam adz-Dzahabi berkata, “As-Salafi adalah sebutan bagi siapa saja yang berada di atas manhaj salaf.” (Siyar A’lamin Nubala, 6/21)

Sebutan bagi Pengikut Manhaj Salaf
Orang-orang yang mengikuti manhaj salaf (Salafiyyun) biasa disebut dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah karena mereka berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah (ajaran Rasulullah) serta bersatu di atasnya.

Disebut pula dengan Ahlul Hadits wal Atsar karena mereka berpegang teguh dengan hadits dan atsar saat orang-orang banyak mengedepankan akal.

Mereka disebut juga al-Firqatun Najiyah, yaitu golongan yang Allah selamatkan dari neraka (sebagaimana yang akan disebutkan dalam hadits Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiallahu anhuma).

Selain itu, mereka disebut juga ath-Thaifah al-Manshurah, yaitu kelompok yang senantiasa ditolong dan dimenangkan oleh Allah (sebagaimana yang akan disebutkan dalam hadits Tsauban radhiallahu anhu). (Silakan lihat lebih rinci pada kitab Ahlul Hadits Hum ath-Thaifatul Manshurah an-Najiyah, karya Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali)

*Kewajiban Mengikuti Manhaj Salaf*

Manhaj salaf dan Salafiyyun tidaklah dibatasi (terkungkung) pada organisasi tertentu, daerah tertentu, pemimpin tertentu, partai tertentu, dan sebagainya. Bahkan, manhaj salaf mengajari kita bahwa ikatan persaudaraan itu dibangun di atas Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan pemahaman Salafush Shalih.

Siapa pun yang berpegang teguh dengannya, dia adalah saudara kita walaupun berada di belahan bumi yang lain. Inilah ikatan suci yang dihubungkan oleh ikatan manhaj salaf, manhaj yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Manhaj salaf merupakan manhaj yang harus diikuti dan dipegang erat-erat oleh setiap muslim dalam memahami agamanya. Mengapa? Sebab, demikianlah yang dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam Sunnahnya. Sementara itu, Allah telah berwasiat kepada kita,

فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٌ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا

_“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.”_ (an-Nisa: 59)

*Dalil Ayat Al-Qur’an tentang Keharusan Mengikuti Manhaj Salaf*

Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan agar kita benar-benar mengikuti manhaj salaf adalah sebagai berikut:

 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ

_“Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat.”_ (al-Fatihah: 6—7)

Imam Ibnul Qayyim berkata,

“Mereka adalah orang-orang yang mengetahui kebenaran dan berusaha untuk mengikutinya…, Setiap orang yang lebih mengetahui kebenaran dan lebih konsisten mengikutinya, tentu ia lebih berhak untuk berada di atas jalan yang lurus. Tidak diragukan lagi bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang-orang yang lebih berhak menyandang sifat (gelar) ini daripada orang-orang Rafidhah (Syiah).” (Madarijus Salikin, 1/72). 

Penjelasan Imam Ibnul Qayyim tentang ayat di atas menunjukkan bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam—yang mereka adalah Salafush Shalih—lebih berhak menyandang gelar “orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah” dan “orang-orang yang berada di atas jalan yang lurus”. Sebab, pengetahuan mereka tentang kebenaran begitu mendalam dan mereka sangat konsisten mengikutinya.

Gelar ini menunjukkan bahwa manhaj yang mereka tempuh dalam memahami dinul Islam ini adalah manhaj yang benar dan di atas jalan yang lurus. Oleh sebab itu, orang-orang yang berusaha mengikuti manhaj dan jejak mereka, berarti telah menempuh manhaj yang benar dan berada di atas jalan yang lurus pula.

 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا 

_“Dan barang siapa menentang Rasul setelah jelas baginya kebenaran dan mengikuti selain jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam kesesatan dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam. Dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”_ (an-Nisa: 115)

Imam Ibnu Abi Jamrah al-Andalusi berkata,

“Para ulama telah menjelaskan tentang makna firman Allah (di atas) bahwa yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini adalah para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan generasi pertama dari umat ini. Sebab, mereka merupakan orang-orang yang menyambut syariat ini dengan jiwa yang bersih.

Mereka telah menanyakan segala yang tidak dipahami (darinya) dengan sebaik-baik pertanyaan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun telah menjawabnya dengan jawaban terbaik. Beliau terangkan dengan penjelasan yang sempurna. Mereka pun mendengarkan (jawaban dan keterangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut), memahaminya, mengamalkannya dengan sebaik-baiknya, menghafalkannya, dan menyampaikannya dengan penuh kejujuran.

Mereka benar-benar mempunyai keutamaan yang agung atas kita. Melalui merekalah hubungan kita bisa tersambung dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, juga dengan Allah subhanahu wa ta’ala.” (al-Mirqat fi Nahjis Salaf Sabilun Najah hlm. 36—37). 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

“Sungguh, keduanya (menentang Rasul dan mengikuti selain jalan orang-orang mukmin, -red.) saling terkait. Maka dari itu, siapa saja yang menentang Rasul sesudah jelas baginya kebenaran, pasti ia telah mengikuti selain jalan orang-orang mukmin. Siapa saja yang mengikuti selain jalan orang-orang mukmin, ia telah menentang Rasul sesudah jelas baginya kebenaran.” (Majmu’ Fatawa, 7/38)

Setelah kita mengetahui bahwa orang-orang mukmin dalam ayat ini adalah para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (as-Salaf), dan keterkaitan yang erat antara menentang Rasul dan mengikuti selain jalan orang-orang mukmin; dapatlah disimpulkan bahwa mau tidak mau kita harus mengikuti “manhaj salaf”, jalan para sahabat.

Sebab, apabila kita menempuh selain jalan mereka dalam memahami dinul Islam ini, berarti kita telah menentang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Akibatnya sungguh mengerikan: akan dibiarkan leluasa bergelimang dalam kesesatan. Kesudahannya ialah masuk ke dalam Jahannam, seburuk-buruk tempat kembali. Na’udzu billahi min dzalik.

 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٍ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٍ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

_“Dan orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Mereka kekal abadi di dalamnya. Itulah kesuksesan yang agung.”_ (at-Taubah: 100)

Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala tidak mengkhususkan ridha dan jaminan surga-Nya untuk para sahabat Muhajirin dan Anshar (as-Salaf) semata. Orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik pun mendapatkan ridha Allah dan jaminan surga seperti mereka.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

“Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan tentang keridhaan-Nya kepada orang-orang yang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Allah juga mengabarkan tentang ketulusan ridha mereka kepada Allah, serta apa yang telah Dia sediakan untuk mereka, yaitu surga-surga yang penuh dengan kenikmatan, dan kenikmatan yang abadi.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/367)

Ini menunjukkan bahwa mengikuti manhaj salaf akan mengantarkan pada ridha Allah subhanahu wa ta’ala dan surga-Nya.

*Dalil Hadits Rasulullah tentang Keharusan Mengikuti Manhaj Salaf*

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

_“Sesungguhnya, barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, kalian wajib berpegang teguh dengan Sunnahku, dan Sunnah al-Khulafa ar-Rasyidin yang terbimbing. Peganglah ia erat-erat dan gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham….”_ (Sahih, HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, ad-Darimi, Ibnu Majah dan lainnya dari sahabat al-‘Irbadh bin Sariyah radhiallahu anhu. Lihat Irwa`ul Ghalil, hadits no. 2455)

Dalam hadits ini dengan tegas dinyatakan bahwa kita akan menyaksikan perselisihan yang begitu banyak dalam memahami dinul Islam. Jalan satu-satunya yang mengantarkan pada keselamatan ialah dengan mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan sunnah al-Khulafa ar-Rasyidin (Salafus Shalih). Bahkan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan agar kita senantiasa berpegang teguh dengannya. 

Imam asy-Syathibi rahimahullah berkata,

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam—sebagaimana engkau saksikan—telah merangkai Sunnah al-Khulafa ar-Rasyidin dengan Sunnah beliau, dan termasuk konsekuensi mengikuti Sunnah beliau adalah mengikuti sunnah mereka….

Sebab, apa yang mereka sunnahkan benar-benar mengikuti Sunnah Nabi mereka shallallahu alaihi wa sallam. Atau mengikuti apa yang mereka pahami dari Sunnah beliau shallallahu alaihi wa sallam, baik secara global maupun secara rinci, yang tidak diketahui oleh selain mereka.” (al-I’tisham, 1/118)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ

_“Terus menerus ada sekelompok kecil dari umatku yang senantiasa tampil di atas kebenaran. Orang-orang yang menghinakan mereka tidak akan memudaratkan mereka, sampai datang keputusan Allah dan mereka dalam keadaan seperti itu.”_ (Sahih, HR. al-Bukhari dan Muslim, lafaz hadits ini adalah lafaz Muslim dari sahabat Tsauban radhiallahu anhu, hadits no. 1920)

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata (menjelaskan hadits di atas), “Kalau bukan ahlul hadits, aku tidak tahu siapa mereka?!” (Syaraf Ashhabil Hadits, karya al-Khathib al-Baghdadi, hlm. 36)

Imam Ibnul Mubarak rahimahullah, Imam al-Bukhari rahimahullah, Imam Ahmad bin Sinan al-Muhaddits rahimahullah, semuanya berkata tentang makna hadits ini, “Mereka adalah ahlul hadits.” (Syaraf Ashhabil Hadits, hlm. 26, 37). 

Syaikh Ahmad bin Muhammad ad-Dahlawi al-Madani berkata,

“Hadits ini merupakan salah satu tanda kenabian (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam). Di dalamnya beliau telah menyebutkan tentang keutamaan sekelompok kecil yang senantiasa tampil di atas kebenaran. Setiap masa dari zaman ini pasti ada mereka. Beliau shallallahu alaihi wa sallam mendoakan mereka. Doa itu pun terkabul.

Pada tiap masa, Allah azza wa jalla menjadikan ada sekelompok dari umat ini yang memperjuangkan kebenaran, tampil di atasnya dan menerangkannya kepada umat manusia dengan keterangan sebenarnya. Sekelompok kecil ini secara yakin adalah ahlul hadits, insya Allah. Hal ini sebagaimana yang telah disaksikan oleh sejumlah ulama yang tangguh, baik masa dahulu maupun masa kini.” (Tarikh Ahlil Hadits, hlm. 131)

Ahlul hadits adalah nama lain dari orang-orang yang mengikuti manhaj salaf. Atas dasar itulah, siapa yang ingin menjadi bagian “sekelompok kecil” yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits di atas, dia harus mengikuti manhaj salaf.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً. قَالُوا: وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

_“Umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. Beliau ditanya, ‘Siapakah mereka, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘(Golongan) yang berada di atas apa yang aku dan para sahabatku berada’.”_ (Hasan, HR. at-Tirmidzi dalam Sunan-nya, “Kitabul Iman”, “Bab Iftiraqu Hadzihil Ummah”, dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiallahu anhuma)

Syaikh Ahmad bin Muhammad ad-Dahlawi al-Madani berkata,

“Hadits ini menjadi nas (dalil yang tegas, -red.) bagi apa yang diperselisihkan. Sebab, hadits tersebut dengan tegas menjelaskan tentang tiga hal:

1️⃣ Pertama, umat Islam sepeninggal beliau akan berselisih dan menjadi golongan-golongan yang berbeda pemahaman dan pendapat dalam memahami agama. Semuanya masuk ke dalam neraka karena mereka masih terus berselisih dalam masalah-masalah agama setelah datangnya penjelasan dari Rabb alam semesta.

2️⃣ Kedua, kecuali satu golongan yang Allah selamatkan karena mereka berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam serta mengamalkan keduanya tanpa takwil dan penyimpangan.

3️⃣ Ketiga, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menentukan golongan yang selamat dari sekian banyak golongan itu. Ia hanya satu dan mempunyai sifat yang khusus yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri (dalam hadits tersebut), yang tidak lagi membutuhkan takwil dan tafsir.” (Tarikh Ahlil Hadits hlm. 78—79). 

Tentu saja, golongan yang ditentukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam itu adalah yang mengikuti manhaj salaf. Sebab, dalam memahami dinul Islam ini, mereka menempuh jalan yang Rasulullah dan para sahabatnya berada di atasnya.

Berdasarkan beberapa ayat dan hadits di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa manhaj salaf merupakan satu-satunya manhaj yang harus diikuti dalam memahami dinul Islam. Berikut ini beberapa alasannya.

1. Manhaj salaf adalah manhaj yang benar dan berada di atas jalan yang lurus.
2. Mengikuti selain manhaj salaf berarti menentang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Akibatnya ialah akan diberi keleluasaan untuk bergelimang dalam kesesatan dan tempat kembalinya adalah Jahannam.
3. Orang-orang yang mengikuti manhaj salaf dengan sebaik-baiknya pasti mendapat ridha dari Allah. Tempat kembalinya adalah surga yang penuh dengan kenikmatan. Mereka kekal abadi di dalamnya.
4. Manhaj salaf adalah manhaj yang harus dipegang erat-erat, tatkala muncul berbagai pemahaman dan pendapat dalam memahami dinul Islam. Ini sebagaimana wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
5. Orang-orang yang mengikuti manhaj salaf adalah sekelompok dari umat ini yang senantiasa tampil di atas kebenaran. Mereka senantiasa mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
6. Orang-orang yang mengikuti manhaj salaf adalah golongan yang selamat. Sebab, mereka berada di atas jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika

▪️Imam Abdurrahman bin Amr al-Auza’i rahimahullah berkata,
“Engkau wajib mengikuti jejak salaf walaupun orang-orang menolakmu. Hati-hatilah dari pemahaman/pendapat tokoh-tokoh itu walaupun mereka mengemasnya untukmu dengan kata-kata (yang indah).” (asy-Syari’ah, karya Imam al-Ajurri, hlm. 63)

▪️Imam Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit rahimahullah berkata,
“Engkau wajib mengikuti atsar dan jalan yang ditempuh oleh salaf. Hati-hatilah dari segala yang diada-adakan dalam agama karena ia adalah bid’ah.” (Shaunul Manthiq, karya as-Suyuthi, hlm. 322; dinukil dari kitab al-Mirqat fi Nahjis Salaf Sabilun Najah, hlm. 54)

▪️Imam Abul Muzhaffar as-Sam’ani rahimahullah berkata,
“Syiar Ahlus Sunnah adalah mengikuti manhaj salafush shalih dan meninggalkan segala yang diada-adakan (dalam agama).” (al-Intishar li Ahlil Hadits, hlm. 88)

▪️Imam Qawamus Sunnah al-Ashbahani rahimahullah berkata,
“Barang siapa menyelisihi sahabat dan tabiin (salaf), ia sesat walaupun banyak ilmunya.” (al-Hujjah fi Bayanil Mahajjah, 2/437—438, dinukil dari kitab al-Intishar li Ahlil Hadits, hlm. 88)

▪️Imam asy-Syathibi rahimahullah berkata,
“Segala yang menyelisihi manhaj salaf adalah kesesatan.” (al-Muwafaqat, 3/284, dinukil dari al-Mirqat fi Nahjis Salaf Sabilun Najah, hlm. 57)

▪️Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Tidak tercela bagi siapa saja yang menampakkan manhaj salaf, mengaitkan diri dengannya dan bersandar padanya. Bahkan, hal itu disepakati wajib diterima karena manhaj salaf pasti benar.” (Majmu’ Fatawa, 4/149)

▪️Beliau rahimahullah juga berkata,
“Bahkan, syiar ahlul bid’ah adalah meninggalkan manhaj salaf.” (Majmu’ Fatawa, 4/155)

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa membimbing kita untuk mengikuti manhaj salaf di dalam memahami dinul Islam ini. Semoga Allah juga memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkannya dan berteguh diri di atasnya, hingga bertemu dengan-Nya dalam keadaan husnul khatimah.

Amin, ya Rabbal ‘Alamin.

Wallahu a’lamu bish-shawab.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈• 

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Selasa, 23 Juni 2020

Salafi

Ahlis Sunnah adalah mereka yang menjalankan dengan sempurna (ajaran) agama Islam, baik secara ideologi ataupun perilaku.

Seseorang dianggap sebagai Ahlis Sunnah atau seorang salafi, adalah ketika merealisasikan Aqidah Ahlis Sunnah dengan memperdulikan segi perilaku, adab-adab yang sesuai dengan ajaran Islam dan menunaikan hak-hak sesama muslim.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah pada akhir kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah berkata bahwa Ahlis Sunnah Wal Jama'ah merealisasikan prinsip-prinsip berikut:

Saling memerintahkan dengan yang baik, dan melarang dari perbuatan munkar, sesuai yang diajarkan dalam syar'iat. Menganjurkan untuk menunaikan ibadah haji, berjihad, sholat Jum'at, sholat 'id, bersama pemerintah, baik merek adalah pemimpin yang baik (adil) ataupun pemimpin yang jahat. Senantiasa menegakkan sholat berjamaah, menjalankan tanggung jawab memberikan nasihat kepada ummat. Meyakini sabda Nabi "(permisalan peran) Seorang mukmin terhadap mukmin lain, bagaikan sebuah bangunan yang kokoh, yang sebagiannya menopang (menguatkan) sebagian yang lainnya.

Tatkala ditimpa cobaan (kesusahan), mereka saling memerintahkan supaya menetapi kesabaran, dan tatkala mendapatkan kelapangan, saling memerintah untuk bersyukr, dan tatkala ditimpa takdir yang pahit, maka saling memerintahkan berlapang dada. 

Senantiasa menyeru kepada akhlak-akhlak mulia, dan amal-amal terpuji. Yakin dengan sabda Nabi "Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya."

Senantiasa menganjurkan agar menyambung (hubungan dengan) orang yang memutuskan hubungan, memberi orang yang enggan memberi, memafkan yang telah mendzalimi. Saling memerintahkan untuk senantiasa berbakti kepada kedua orangtua, juga untuk bersilaturahmi, berbuat baik kepada tetangga. Senantiasa melarang dari perangai berbangga diri, sombong, melampaui batas, melanggar hak orang lain, baik dengan alasan yang dibenarkan atau tidak.

Senantiasa memerintahkan agar komitmen dan menjaga akhlak terpuji dan mencegah dari akhlak tercela. Dan setiap hal yang diucapkan dan lakukan, baik dari hal-hal diatas, atau lainnya, senantiasa mengikuti Al Kitab (Al Qur'an) dan As Sunnah dan jalan hidup agama Islam yang dengannya Allah mengutus Nabi Muhammad.

Disalin dari Nasehat-nasehat Syekh Ibrahim bin 'Amir Ar Ruhaily
Sekayu, 23 Juni 2020 ditengah hujan di kamar rumahku.
Allhamdulillahilazi bini'matihi tattimusolihat.

Sabtu, 20 Juni 2020

Kebahagiaan

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada yang tidak memamerkan kebahagiaannya di media sosial karena memang dia tak memiliki sesuatu yang 'wah' untuk dishare.

Ada yang tak memamerkannya karena dia merasa hal yang ia miliki tak sekeren teman-teman medsosnya.

Ada yang tidak pamer karena menjaga perasaan orang lain.

Ada pula yang tidak pamer karena dia paham bahwasanya dia tidak butuh pengakuan orang lain untuk hidup bahagia.

-----

"Sesungguhnya kebahagiaan itu letaknya di hati, dan tak akan pernah tercapai kebahagiaan hakiki bagi mereka yang tak memiliki Iman, takwa dan rasa qona'ah di dalam hati."

Ustadz Boris Tanesia

Selasa, 16 Juni 2020

Keutamaan Berfikir?

بسم الله الرحمن الرحيم

Saya merasa tertarik dengan pertanyaan "Apa keutamaan berfikir?" yang ditanyakan oleh Abah.

Saya belum dikasih jawabnya oleh Abah. Biasanya akan ada lanjutannya, tetapi tadi ada pamanku datang ke rumah sehingga diskusi itu tertunda.

Saya berfikir...

Memikirkan beberapa kemungkinan jawaban yang akan saya berikan. Tentu saja saya punya pilihan, pertama saya menjawab atau diam.

Jadi begini,

Ada beberapa pandangan di kepala atau bisa juga banyak sekali kata yang ingin diungkapkan, bukan? Namun berfikir membuatnya menjadi lebih tertata dan terpelihara, bener kan? Lebih tenang, mengolah kata. Begitulah kurasa.

Rasanya pernah baca terjemahan Al Quran berbunyi "itulah terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir."

Lalu berfikir, gimana caranya biar nemu ayat tersebut. Searching google "Allah mencintai orang-orang yang berfikir al manhaj." Rasanya pernah denger begitu. Kenapa Novi tambah Al Manhaj waktu mencari, takut tersesat dalam website syubhat sementara ilmu belum ada. Maka itulah cara saya agar supaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, karena sekarang tempat nanya ya google. Ga sopan nanti nanya sama Ustadz hal-hal yang ga penting. Hehe.

Jadi, karena saya belum nemu, saya hilangkan tulisan al manhajnya dan ketemu ini diantaranya:

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Al-Quran Surah Az-Zumar: 42)


Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (QS.Al-Baqarah: 219)


Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al-Quran Surah Ar-Ra’d: 4)


Kalau sekiranya kami turunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah di sebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (Al-Quran Surah Al- Hashr:21)


Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan ? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Al-Quran Surah Fathir: 37)


Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam- tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik- permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan- akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir. (Al-Quran Surah Yunus: 24)


Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang- orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al-Quran Surah Al-A’raf: 176)


Dan Dia telah menundukan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari padanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al-Quran Surah Al-Jathiyah: 13)


Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berfikir” (Al-Quran Surah Ar-Rum: 21)


untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir.” (Al-Quran Surah Ghafir: 54)





Allah

بسم الله الرحمن الرحيم

Siapakah yang selalu setia mendengar keluh kesahmu? 

Siapakah yang tiada pernah bosan memberimu?

Siapakah yang tiada pernah lelah menolongmu?

Siapakah yang tiada pernah merasa letih melindungimu?

Siapakah yang tiada pernah merasa keberatan untuk mendampingimu?

Siapa yang tiada pernah menagih balas budi darimu atas semua yang ia berikan kepadamu?

Siapakah yang tiada pernah jemgah untuk memaafkan kesalahanmu?

Camkanlah kawan, agar anda tahu kepada siapakah anda seharusnya mengeluhkan problematika hidupmu.

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya". (Yusuf 86)


Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri

Senin, 15 Juni 2020

Kajian Online

KAJIAN ONLINE

Kita semua rindu kajian offline.

Duduk di majelis, menyimak dengan takzim, mencatat dengan khusyuk, satu-dua nasihat kadang membuat kita terdiam dan merenung, serasa ditampar dengan lembut.

Mengambil adab dari sang ustaz, bertatap muka teman sejawat, berkumpul bersama penuntut ilmu menjadikan hati mengharu biru, keberadaan mereka begitu membuat diri bahagia.

Benar-benar wonderful. Surga dunia. Sayangnya banyak yang tidak menyadari kenikmatan dan keindahannya.

Akan tetapi kita diuji dengan pandemi. Kajian offline distop, sudah tiga bulan. Agenda terjadwal dari satu kajian ke kajian lain menjadi begitu dirindukan. Kita kehilangan.

Kita benar-benar rindu nikmat majelis ilmu.

Saat ini alhamdulillah satu persatu kajian bermunculan kembali pasca lebaran. Mungkin materi berbeda, jadwal pun tak sama, suasana pun jauh dari sebelumnya: online, lewat layar kaca.

Maka...

Ingat firman Allah, 

لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
"Jika kalian bersyukur maka akan Aku tambah untuk kalian. Jika kalian kufur, maka sungguh azab-Ku amatlah pedih."
(QS. Ibrahim: 7)

Jika kita mensyukuri nikmat majelis ilmu, meski online, maka Allah akan menambah nikmat majelis ilmu termasuk offline.

So, agendakan kajian online, persiapkan kuota seperti dulu persiapkan bensin kendaraan. Sedia buku, pakai baju yang pantas, duduk rapi, menyimak mencatat seperti sedang di majelis ilmu offline.

Semoga demikian jadi sebab turun rahmat Allah berupa taman taman surga yang kembali berbunga dan bermekaran di seluruh penjuru nusantara.

Ustadz Roni Nuryusmansyah

Semangat

بسم الله الرحمن الرحيم

Twit Syaikh Prof. Dr. Sulaiman ar-Ruhaily -hafizhahullah-:

"Bersemangatlah berjuang demi keselamatan hatimu. Awas! Jangan pernah berupaya untuk jadi yang paling "the one & only", untuk jadi yang paling populer. Berupayalah untuk memberi manfaat di bidangmu. Jangan bakhil (berbagi manfaat). Jangan malas (memberi manfaat). Jika orang lain di bidangmu ada yang tampil memberi manfaat untuk negeri dan ummat dengan cara yang tidak menyimpang, berilah ia motivasi, sekalipun dia tak lebih baik darimu. Ucapkan terimakasih padanya, jika ia lebih baik darimu. Dan bergembiralah, dengan banyaknya orang memberikan manfaat bagi manusia. Jangan sampai engkau termasuk orang-orang yang hasad."

Dari Status Ustadz Johan Saputra Halim
16 Juni 2020.

Minggu, 14 Juni 2020

Dahsyatnya Fitnah Wanita

✍️ EBOOK - DAHSYATNYA FITNAH WANITA

Link Download : 
https://bit.ly/2SKJVjR

👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A
__
🌏 Web | Firanda.com
📹 Youtube : youtube.com/firandaandirja
📺 Instagram : instagram.com/firanda_andirja_official
📠 Telegram : t.me/firanda_andirja
🎙️ Twitter : twitter.com/firanda_andirja
📱 Facebook : facebook.com/firandaandirja
🔊 Soundcloud : soundcloud.com/firanda-andirja

Hidayahku

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

INI HIDAYAH KU DIATAS MANHAJ SALAF -

Don't Judge,You don't know
••

Senyum kecil menghias diriku, bergetar bagaimana Allah mengatur jalan menuju hidayah ini untukku.

Sungguh lajur yang digariskan Allah tuk ku menuju ke tempat para al-ghuraba berkumpul menjadi diary indah tersendiri tuk disimpan di album kehidupanku.

 Karena jalan menuju hidayah itu tidak mudah dan bersyukurlah bagi mereka yang digariskan jalan tuk bertemu dengan sunnah dan orang-orang pemegang bara api sunnah.
••
#petanikopicintasunnah
#indonesiannegerisunnah
#Shahabatsunnah 
@berhijrah_52
@shahabatsunnah 
@m.daffareza

Sabtu, 13 Juni 2020

Panas

Ada sebuah kisah, begini kisahnya:

Ada seseorang yang mengingatkan untuk tidak meniup makanan yang panas. Lalu, seseorang tersebut pun menghirup aroma panas tersebut.

Ada ada ajaa ya kan?
Kamu ikut tertawa ga atau geleng-geleng kepala aja lihat tingkah begitu?
ماشاءالله

Al-Qur'an

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga kita menjadi hamba Allah yang gemar membaca Al-Qur'an. Aamiin
Semangat.

تبارك لذى نزال الفرقان على عبده،ليكون للعلمين نذير

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.

(Al-Furqan[25]:1)

Jumat, 12 Juni 2020

I LEFT (2)

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah kuatkan untuk meninggalkan apa yang diharamkan Allah dan menjalan perintah Allah. Aamiin

Ada tawaran untuk kembali, mewakili provinsi. Pun sebelumnya banyak yang tanya aku kemana, kenapa menghilang?


Memerlukan waktu mungkin lebih dari 2 tahun untuk menerima kebenarannya.
Selama itu berkutat dengan gelisah dan resah antara hati dan jiwa. Bertentangan, satu ingin sudahi, satunya ingin lanjutkan.

Baru menjalankannya 2 bulan, dan terasa menenangkan.

Yakin mau merelakan semua ketenangannya? Yakin mau gelisah2 lagi?
Enggak kaan? Semoga Allah kuatkan. Semangat Nov 💪

Rabu, 10 Juni 2020

Sibuk

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah menjadikan kita salah satu diantara mereka yang sibuk akan ilmu. Aamiin

Jadi, seharusnya mikirnya itu gini, di luar sana, banyak banget generasi muda yang sibuk akan ilmu, mulai dari anak-anak sampai yang dewasa dan berumur pun, mereka berusaha buat sibuk dengan ilmu. Terkhusus tentang ilmu agama ya.

Klo kita belum lihat yang begitu.
Coba deh ganti temen kita. 
Mungkin ada yang salah dengan cara berteman kita.

Terus lihat diri kita, kita sibuk pada bagian mana? Ilmu atau maksiatnya?

Apa ga malu nih?
Misalnya umur kita udah 22 tahun terus kita cuma sibuk sama maksiat aja.
Ga malu sama Allah kalo mati cuma bawa dosa?
Hmm

Yuk lah, mari kita belajar, dan belajar dan terus Belajar. Semangat terus.

Senin, 08 Juni 2020

Ada Allah

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga pembaca senantiasa Allah dijaga oleh Allah. Aamiin

Sedikit tentang obrolan di rumah kami malam ini antara aku, adikku kecil (Nabila), dan Emak. Jadi, kami bahas beberapa tentang menikah. Sedang sangat populer masalah menikah di rumahku saat ini. Semoga aku segera menikah. Aamiin

Oh iya, jadi begini bunyi percakapannya;
Emak: "Adek klo Ayuk (kakak perempuan) menikah, adek ditinggal kan? (Emak menatapku dengan senyuman)
Nabila: "Gpp, kan aku ada Allah." (Nabila berbicara dengan lantang)

Maasyaa Allah, aku tersenyum lega, sudah sedewasa ini pemikiran adikku. Tak apa jika aku segera menikah. Allhamdulillah. Semoga adikku tetap menjadi anak yang berbakti kepada orangtua dan menjadi anak rajin. Aamiin. Sayang Nabil.

Panjang percakapannya, tapi hanya itu yang ingin aku tuliskan. Semangat mendidik adik-adik kalian bagi para pembaca yang mempunyai adik-adik. Pun jika sebagai ibu ibu, semoga selalu bersabar dalam menghadapi anak-anaknya. Aamiin. 
Semoga Allah mudahkan setiap urusan kita.

Minggu, 07 Juni 2020

Celaka

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah melindungi para pembaca dan tetap kokoh dalam Agama Islam. Aamiin

واقتراب الوعدالحق فاِذاهي شاخصةابصارالذين كفروا،يويلناقدكنافيغفلةمن هذابل كناظلمين

Dan (apabila) janji yang benar (haru berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. (Mereka berkata), "Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim."

Hujan

بسم الله الرحمن الرحيم

اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً

Allahumma shoyyiban naafi’aa 

[Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat].

Aku suka sekali dengan hujan. Tenang dan dingin. Hujan juga salah satu waktu mustajab untuk berdoa.


Ibnu Qudamah dalam Al Mughni[1]mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.[2]

Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.[3]

Semoga kita semua selalu dilindungi Allah. Aamiin. Dipermudah Allah urusannya dan semoga Corona berkahir dengan segera. Aamiin



[1] Al Mughni2/294.

[2] Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shohihul Jaami’ no. 1026.

[3] HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078.


Sumber: https://rumaysho.com/1695-turun-hujan-berdoa.html#_ftn1




Berapa Hari

بسم الله الرحمن الرحيم
Semoga para pembaca selalu dijaga oleh Allah. Aamiin

Jadi, tadi Abah suruh umur dikalikan jumlah hari. Nah, segitulah hari hidup kamu di dunia.
Terus adikku bilang, coba kalikan jam.

Misalnya 22 (tahun) x 365 (hari) x 24 (jam)

Jadi pelajaran apa yang bisa diambil dari banyaknya hari tersebut? 

Sabtu, 06 Juni 2020

Surga

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah melindungi para pembaca dari melakukan maksiat dikala sendiri. Aamiin

مسل الجنةالتي وعدالمتقون،تجري من تحتهاانهر، اكلهادآئم وظلها، تلك عقبى الذين اتقوا، وعقبى الكفرينالنّار

Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang yanh bertakwa (ialah seperti taman), mengalir dibawahnya sungai sungai, senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang yang bertakwa; sedangkan tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Tuhan ialah neraka.

Sabar

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah berikan kesabaran kepada para pembaca yang dalam penantiannya. Aamiin

Tetap sabar dan tetaplah sabar sampai akhir. Insyaa allah Allah  akan berikan kemudahan. Segera lekas datang, agar segera berkahir penatian. Semoga Allah mudahkan yaa. Aamiin. 

Dari Shuhaib radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik untuknya. Dan hal itu tidak ada kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan untuknya. Apabila dia tertimpa kesulitan maka dia pun bersabar, maka hal itu juga sebuah kebaikan untuknya.” (HR. Muslim [2999] lihat al-Minhaj Syarh Shahih Muslim[9/241])

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/9875-indahnya-sabar.html

Wish you

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah berikan kemudahan untukmu yaa.

Semangat.
Semoga kita segera dipertemukan Allah. Aamiin

Jumat, 05 Juni 2020

Cita citaku

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah memudahkan para pembaca untuk meraih cita-citanya. 

Apa cita cita kalian waktu kecil? Aku yakin ada hal yang menginspirasi kalian kenapa kalian bericita-cita menjadi hal yang kalian inginkan tersebut di waktu kecil. Mulai dari orangtua, saudara, oranglain atau bahkan kejadian yang ada disekitar kita misalnya pernah lihat pesawat terbang lalu bercita cita menjadi pengemudi pesawat. Apa pun itu. Semoga selalu berada di jalan Allah. Aamiin.

Apa cita cita ku diwaktu kecil?
Dahulu aku bukan orang Sekayu asli, aku pindahan dari sebuah desa yang jauh. Kemungkinan besar tahun 2015 listrik baru mulai mengalir disana. Yah begitulah. Seoarang anak yang ga paham dan ga tau bahasa Inggris. Pertama kali belajar kelas 5SD mulai dari pelajaran jam, Insya allah masih ada arsip pelajaran bahasa Inggris tersebut. Lalu kemudian, aku sangat tertarik dengan bahasa Inggris dan mulai kursus. 

Merasa perlu mengajarkan bahasa Inggris ke desaku aku berkeinginan menjadi guru bahasa Inggris. Qodarullah, hari itu ada kami konsultasi dengan pengajar di tempat kursusku bahwa sebaiknya ambil jurusan lain. Yah, dengan segala pertimbangan aku mengurungkan niatku mengambil jurusan bahasa Inggris. Allhamdulillah.

Kamu tau? Apa yang ingin anak anak di desaku tau sekarang? Aku tidak lagi punya keinginan untuk mengajarkan bahasa Inggris. Aku hanya ingin anak anak di desaku lebih mengenal Islam. Mengenal Manhaj Salaf, mengenal Bahasa Arab. 

Semoga desaku disana terbuka untuk meninggalkan tradisi nenek moyang dan kembali kepada Islam yang murni.
Aamiin.

Sukar dan Kualitas

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah mudahkan setiap urusan para pembaca. Aamiin

Hari ini kami sedang berkumpul di depan, Abahku duduk, Emak, adikku yang paling besar dan yang paling kecil. Abah bilang begini:

"Yuk kalau diperhatikan setiap yang sukar itu menghasilkan berkualitas. Misalnya menuntut ilmu itu sukar dan memang akan menghasilkan, misalnya lagi cari kayu bungur, sukar memang dan berkualitas bukan? Lalu misalnya cari uang, berulang-ulang kan? Nah, coba aja cari sampah, dimana-mana bukan? Jadi Yuk belajar, belajar terus"

Siaap. جزاك الله خيرا Abah.

Akhlak Baik

Aku tersentuh hari itu, sedang duduk bersama Abah di depan. Lalu diusap kepalaku dan Abah bilang;

"Ilmu yang tinggi itu akhlaknya baik."

Kamis, 04 Juni 2020

Hati yang Tentram

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah senantiasa memberikan kita hidayah sehingga kita dapat terus berada di jalan Allah. Aamiin

الذ ين امنواوتطمئن قلوبهم بذكرالله، الا بذكرالله تطمئن القلوب

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingtalah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentam.


(Ar-Ra'd:28)

Jalanku

بسم الله الرحمن الرحيم

Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua agar berada di jalan kebenaran. Aamiin

قل هذ ه سبيليْٓ اد عوالى الله، على بصيرة انا و من تبعني، و سبحن الله ومآ انا من المشركين 

Katakanlah (Muhammad), "Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasa Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang musyrik.

(Yusuf:108)

Rabu, 03 Juni 2020

Menjaga Diri

بسم الله الرحمن الرحيم

Tau ga apa yang ada di pikiranku saat ini?
Ya allah aku ingin menjaga diri. 
Jangan buat ini semakin jauh lagi.

Aku takut jika tidak menjaga diri, maka Kau akan murka denganku.
Cukup sudah.

Astaghfirullah al adzim
Saya begitu tersentuh dengan pelajaran hidup yang saya dapatkan kemarin. Masyaa allah.

I got a good lesson yesterday.

Ketika mau chat, ketika mau posting, adakah manfaat nya? dan apakah hal tersebut mengantarkan ke surga atau malah sebaliknya?

Jadi, pikirkan dulu ya.
Terima kasih penyadaran dirinya.
Maasyaa Allah.
Semoga Allah menjaga muru'ah kita semua.

Semoga Allah permudah yaa... 
Aamiin