Selasa, 18 Mei 2021

Kaos Kaki

Dahulu aku berfikir kaos kaki dipakai hanya untuk pergi ke sekolah, sebagai formalitas agar terlihat rapi. Hampir tidak kutemukan anak sekolahan di kota Sekayu tanpa kaos kaki jika menggunakan sepatu. Entahlah, seperti melekat dengan anak sekolahan, kaos kaki putih dan kaos kaki hitam terasa bak kewajiban, atau mungkin memang sebuah kewajiban. 
Jikalau di desaku ketika aku masih sekolah dasar aku masih melihat anak sekolahan bahkan tanpa sepatu. Begitulah, sejak pindah ke Sekayu nyatanya kaos kaki menjadi hal yang tidak asing.

Sekarang sudah usia 20an, waktu masih menempuh pendidikan di Indralaya di suatu universitas, aku juga tidak sadar kepan pertama kali aku mulai menggunakan kaos kaki, seingatku tak semua mahasiswa menggunakannya. Beberapa saja. Ku perhatikan juga, kaos kaki bukan hal seperti diwajibkan ketika menggunakan sepatu kala masih siswa. Benar bukan? Bahkan aku sendiri tak peduli, mau pakai kaos kaki atau tidak, yang penting kebanyakan adalah kenyamanan.

Ku perhatikan juga para pegawai, "ada juga kok yang tidak memakainya." pikirku setelah beberapa kali datang ke kantor-kantor atau sekedar terlihat mereka di jalan. Jadi, siapakah kaos kaki itu?

Untukku sendiri, siapa sangka kaos kaki menjadi hal yang amat penting bagiku sekarang?
Tidak ada. Aku pun juga sama. Aku harus menggunakannya karena kaki wanita adalah aurat. Begitulah hal yang aku sadari akhir-akhir ini. Belum banyak memang pengetahuanku tentang agama, tetapi manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu (agama). Semua ini tidak terlepas dari dukungan dan dorongan orang-orang terdekatku yang selalu memberikan menasihat. Terima kasih banyak. Semoga Allah selalu melindungi kita dalam ketaatan.

Aku tau setiap orang punya pilihan atas diri mereka masing-masing. Tetapi aku ingin katakan ini untuk para muslimah dan sebagai pengingat untuk diriku:
Firman Allâh Azza wa Jalla : وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ”…Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat…” [an-Nûr/24:31] Mereka berkata “yang biasa nampak” maksudnya adalah wajah dan kedua telapak tangan.

Semangat!
Referensi: Klik ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar