Aku kalang kabut hari ini, berkali-kali air mata diujung pelipis, menunduk sedikit saja bisa jatuh. Tidak ada yang bisa memnenngkan dengan sempurna, seperti penenang biasa yang kadang aku dapatkan, sebuah pelukan hangat. Beberpa hari ini, aku dibuat sangat rindu. Pantas saja, aku hampir lima hari ini, terasa sangat berat memaksa diri untuk tersenyum. "Ah, aku harus merekayasa bahwa anime yang ku tonton sedang sedih lagi." Pasalnya mata merah saat keluar kamar terkadang ditanyai dan tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku menangis karena rindu. Hahaha.
Tidak ku sangka hari ini, menjadi hari yang tidak pernah terpikirkan olehku untuk terjadi. Pernah saja ada beberapa kali pikiran tentang ini namun tidak kuasa ku teruskan dan hanya memikirkan hal-hal postifnya saja. Aku merapatkan bibirku, menggigit cukup kuat agar air mata yang ada tetap tertahan sambil mengetik dengan mendongakkan kepala. Sesekali tanganku berhenti mengetik dan meletakkannya di wajah dan bibir dengan menghapus rintikkan basah yang sekuat tenaga untuk ditahan. Sesekali aku mengambil telepon genggam dan memeriksa pesan elektronikku, dengan harapan mungkin akan ada pesan masuk menyapaku.
Aku menyandarkan kepalaku pada dinding kamarku, melepaskan ketikan tanganku lalu menarik nafas panjang dengan kasar. Aku bertanya kepada diriku "Kenapa?" Aku tidak menemukan jawabannya, lalu kembali menulis disini dengan harapan pada akhirnya akan terjawab beberapa pertanyaanku. Sekarang masih pukul 20.28 WIB, aku masih harus mengondisikan mimik wajah dan suasana jiwa sampai paling tidak pukul 23.00 WIB, rasanya ingin saja tertidur tapi pikiran-pikiran ini tidak mau diajak kompromi untuk tenang dan menikmati malam. Aku terus mengetik saja, sebenarnya otakku sedang tidak beraturan, ada beberapa hal yang ingin ku ceritakan namun aku juga tidak bisa meneceritakannya secara detail. Aku kembali mengambil telepon selulerku, melihat kembali nama seseorang yang ingin ku tuju, membaca pesan terakhir yang disampaikannya dengan teliti, sampai sepuluh menit ke bagian pesanku yang belum dibacanya, ku baca pesan itu berkali-kali, lalu mengirimkan pesan "Apa tidak boleh mengirimkan pesan?" Aku melihat tanda online dibawah namanya, beberapa menit kemudian aku hapus pesan itu karena tak kunjung dibaca.
Aku duduk diam, sambil mengamati hasil ketikanku, aku kembali menarik nafas, untung saja kacamataku menyelamatkanku dari mata merah yang sudah mewek ini, aku tersenyum dan tertawa tatkala aku disapa dari pintu.
"Oh iya aku punya janji mau jahit pouch kesayanganmu itu." Kalimat ini ku dengar lagi hari ini setelah aku mengancam akan membeli baru saja. Aku menanggapinya sembari mengatur mimik wajah agar terlihat tenang. Aku juga bahkan tertawa agar menyamarkan rasa sedihku.
Aku baik-baik saja. Nanti kita bisa berjumpa lagi ya, kan? Kamu bahkan berjanji akan bercerita tentang kenapa hari ini bisa terjadi. Aku tunggu ya. Ada yang ingin aku sampaikan "Aku rindu. Aku ingin bertemu." Aku mengukir seulas senyum dari bibirku. Semoga rinduku sampai padamu.
Bagaimana bisa aku menahan rindu ini terlalu lama, bahkan saat pertama kali bertemu aku sudah meminta berjumpa berkali-kali? Seperti tulisanku berikut ini: Bolehkah Aku Meminta Berjumpa Berkali-kali? (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar