Today is amazing. Ada wacana ingin ke Dinas Kesehatan lagi membicarakan kolaborasi vaksinasi lanjutan di Musi Banyuasin. Berencana ingin mengirimkan pesan agar menemukan jadwal yang tepat untuk bertemu. Saya salah karena saya lupa mengirimkan pesan pada Hari Kamis, saya baru mengirimkan pesan tadi pagi. Allhamdulillah, Ibunya baik dan direspon sangat cepat.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“
Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)
[¹]
"Iya, pagi ini saya ada di kantor." begitu pesan yang saya baca dengan seulas senyuman. Allhamdulillah.
Sesampainya disana, maafkan saya lupa wajah Ibu, beberapa kali bertemu, kami selalu dengan masker. Jadi, ada seorang ibu keluar menuju halaman di hadapan saya mengenakan mainan jilbab bertuliskan nama ibu yang saya hubungi [mata saya cukup tajam membaca dan memperhatikan beberapa hal]. Sontak saya langsung menyapa dong, takut kehilangan momen kalau saja Ibunya pergi.
N: "Ibu, Ibu [nama ibunya], Ibu saya Novi dari PUKL Muba, kami [bersama rekan saya] yang akan bertemu Ibu. Tadi udah janjian."mendekat lalu mengangkat tangan untuk bersalaman, tersenyum dong.
I: "Oh iya..."menerima salamku. Ibunya menyambut dengan hangat dan terlihat sedikit kebingungan. Hehe.
N: "Kita sudah janjian, Bu tadi pagi. Saya chat ibu." Meyakinkan kalau tidak salah orang dan nama yang sama dengan melihatkan layar ponsel dan isi pesan.
I: "Oh, bagian [....]." Lalu ibunya menyebutkan bidang dan nama ibu yang satunya..
N: "Terima kasih Ibu." dengan gestur tubuh dan tangan meminta maaf. Ibunya berlalu, dan kami menuju pintu.
I: "Kok bisa tau nama saya [....], ku pikir ibunya penasaran dan berbalik lagi untuk bertanya.
N: "Di jilbab Ibu." Saya tersenyum dan tertawa. Ibunya juga tertawa. Kami dipersilahkan masuk.
Saya pikir saya sebaiknya menyapa, kalau salah ada cerita, kalau benar Allhamdulillah, daripada tidak jadi berjumpa.
Setuju, kan?