Ibnu Qudamah dalam Al Mughni, 4/342 mengatakan, “Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan: [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani, lihat hadits no. 1026 pada Shohihul Jami’).¹
Ada banyak yang bisa kulakukan selama dalam perjalanan. Selain berdoa, hal lainnya yaitu merenungkan banyak hal. Aku berjalan hati-hati dengan langkah kecil, jalanan bukan aspal pada gambar sangat licin. Kali ini disapa oleh Ibuku yang lain,
I: "Olahraga, Yuk? Tentu saja tersenyum kepadaku.
N: "Iya, Bu."
P: "Hati-hati, Yuk. Licin."Ayahku menambahkan dari dalam rumahnya.
N: "Iya, Yah. Sampai depan disana saja larinya." Berjalan cepat menuju jalan hitam.
Hari ini aku bertemu cukup banyak aktifitas pagi, bahkan ada anak sekolah yang sudah datang ke sekolahnya. Pukul 06.30 WIB. Aku berkesempatan mengambil gambar. Seru memang menjadi pemerhati aktifitas, bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran. Seperti udara yang dingin, mengenakan jaket bisa menjadi penghangat, begitu pula, mengamati, bisa saja menjadi bentuk perhatian. Tidak seperti udara yang dingin, sikap yang dingin bukan canduku. Tapi atmosfer dingin selalu mampu membuatku bersemangat berfikir.
Sumber: [¹]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar