—dan kelak, ketika aku telah pulih; berhasil menyelesaikan part-part menyedihkan ini untuk melepaskan diri, dengan mengikhlaskan kamu hidup di dalam harapan orang lain, aku ingin kamu ketahui; di dalam ceritaku namamu tidak pernah cacat sama sekali.
Meninggalkanmu kala itu, sungguh benar kusadari adalah keputusan paling baik. Sebab seiring dengan tangisan yang kubawa berlari menjauhimu, di sana kau menemukan pulang lain yang lebih layak menenangkan gundah gulanamu; daripada aku.
Hadirku, hanya menjadi beban untuk harimu yang lapang. Rinduku, hanya seonggok benalu yang mengacaukan ketenanganmu. Lalu pergiku, ialah definisi dari berawalnya bahagia itu menemuimu satu persatu.
Sekalipun di sini aku masih terkapar tak berdaya karena belum mampu merelakanmu, aku selalu meninggikan harap kau dan dirinya berada dalam biduk harsa nan anindita.
- Catatan Nona Jingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar