Bagaimana aku percaya kau juga mencintaiku, sedangkan hadirmu saja tidak menandakan bahwa kau betah. Mungkin tugasku hanya bisa menatapmu dari jauh, tidak dengan memelukmu secara utuh.
Padahal, sebelum kau semangat pergi kau pernah terluka, kemudian aku mati-matian mengobatimu, mengajarimu tersenyum dan tertawa, setelah kau lancar melakukannya, kau kini tertawa bukan denganku.
Dan bukankah dulu hatimu sempat lumpuh, lalu dengan tulus aku obati, dan setelah pulih kenapa orang lain yang kau ajak lari, padahal seharusnya aku yang diajak melangkah pergi.
Terimakasih telah menyadarkan aku, bahwa ketika aku setia menemanimu pada akhirnya itu menjadi luka yang harus aku obati sendiri.
_____________________________________________
🄺🄰🅃🄰 🄻🄾🄶🄸🄺🄰
Tidak ada komentar:
Posting Komentar